Ayunda Ayuningtyas adalah seorang single parent untuk anak laki-lakinya yang bernama Alif Permana. Dia bukan seorang janda tapi bukan pula seorang gadis.
Kebencian membuat seseorang tega menculik dan membiusnya juga membiarkan Ayu kehilangan kehormatan oleh orang yang tidak dikenalnya.
Arkana Adhitama adalah seorang pria yang telah mengambil kehormatan Ayu. Anak pertama seorang pengusaha sukses. Namun, ia pun korban dari orang yang sama.
Setelah lima tahun berlalu, mereka kembali dipertemukan. Arka yang ingin bertanggung jawab harus berjuang lebih keras karena Ayu yang mengalami trauma, tak pernah mau dekat dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.
Happy reading!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CUA 32 Menemukan Ayu
Cinta Untuk Ayunda (32)
Hatinya kembali sesak saat melihat foto Ayu dan Alif yang jadi wallpaper layar ponselnya.
" Maaf", Arkana hanya bisa menyesali perbuatannya.
Kalau penyesalan ada di awal, mungkin semua orang tidak akan belajar dari kesalahannya.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Dua hari sudah Arkana mencari Ayu, namun tidak ada sedikit petunjuk pun yang ia dapatkan. Ayu hilang bak di telan bumi.
Selama itu pula, Arkana tidak lagi menemui Tasya di rumah sakit. Setelah pembicaraannya dengan Bara, ia memblokir nomor Tasya juga Ibunya. Ia tak ingin berurusan lagi dengan keduanya. Bagaimana pun ia telah mengambil keputusan.
Yang penting, Arkana sudah mengabulkan keinginan Tasya untuk bisa bertemu dengannya untuk terakhir kalinya. Walaupun, ia akhirnya harus membayar mahal perbuatannya itu.
Jika Arkana masih sibuk mencari istri dan anaknya di sela-sela pekerjaannya yang padat, Tasya justru di landa kebingungan. Arkana tiba-tiba tidak bisa di hubungi. Semenjak kejadian di taman, Arkana memang menunjukkan perubahan. Namun, mereka masih berkomunikasi seperti biasa.
" Apa aku sudah tidak ada kesempatan untuk kembali padamu, Arka?" gumam Tasya pelan.
Jujur, ia tak terima. Ia tahu orang yang memergoki mereka di taman rumah sakit adalah istri dari Arkana. Awalnya, Tasya merasa di atas awan saat Arkana memilih meninggalkan istrinya dan membawanya ke ruang perawatan. Namun, ia merasa di hempaskan saat Arkana justru meninggalkannya bersama sang ibu saat dokter datang untuk memeriksa dirinya.
"Arghhhh", teriak Tasya frustasi sampai melemparkan ponselnya ke lantai hingga hancur berantakan.
Dia tidak terima jika ternyata Arkana sudah berpindah ke lain hati. Mengabaikannya begitu saja. Padahal, ibunya sudah mengarang cerita yang menyayat hati tentang kehidupan Tasya dengan mantan suaminya.
Sementara di sebuah rumah yang masih milik keluarga Adhitama, Ayu duduk melamun melihat ke arah luar. Pikirannya melayang membayangkan bagaimana nasib pernikahannya kelak. Pernikahan yang baru seumur jagung itu haruskah kandas begitu saja?
Ayu menatap ponsel baru yang di belikan Mommy Mona untuknya. Dua hari tak bertemu atau sekedar mendengarkan suara Arkana nyatanya membuat rasa rindu di hatinya menggebu.
Dengan mengumpulkan keberanian ia mulai mengetikkan nomor ponsel Arkana yang ia ingat.
Tuuttt... Tuutt.. Tuutt..
Panggilan tersambung namun, belum di angkat juga oleh Arkana. Setelah kesekian kalinya, barulah Arkana mengangkatnya.
" Halo.."
Ayu diam. Mendengar suara suaminya nyatanya membuat ia bahagia. Air matanya mengalir. Ia yang sudah terbiasa dengan kehadiran Arkana harus membiasakan diri dengan suasana berbeda dua hari ini. Ayu ingin mengatakan bahwa ia merindukan suaminya, namun di saat yang sama ia masih merasakan kekecewaan yang mendalam.
" Halo. Ini siapa ?"
Ayu tetap diam. Tujuannya menelpon hanya ingin mendengar suara sang suami saja. Menghapus semua kerinduannya.
" Tasya,,"
Deg
Jantung Ayu terasa di remas. Arkana malah menganggap orang yang menelponnya adalah Tasya, sang mantan.
Klik
Detik itu juga ia menutup telponnya dan mematikan ponselnya.
Niat hati menghapus kerinduannya, justru membuatnya bertambah sakit hati.
Bahkan orang yang kau ingat hanyalah dia. Batin Ayu disertai isakan kecil.
Ayu berusaha menahan tangisnya. Ia tak ingin Alif melihatnya menangis.
" Kamu jahat, Mas" lirihnya. "Apa cuma aku yang rindu disini? Apa karena dia? ", lagi-lagi air matanya mengalir.
Arkana mematung saat sambungan telponnya terputus.
Deg
" Apa mungkin itu Ayu?", lirih Arkana.
Mendapati sambungan telponnya di matikan sepihak oleh si penelpon setelah Arkana menyebut nama Tasya, membuat Arkana yakin orang yang menelpon tadi adalah Istrinya.
" Sayang, Ayu, maaf.. Maaf.."
Arkana langsung menelpon balik. Arkana frustasi karena telponnya tidak tersambung. Ia merasa bersalah karena malah menyebut nama Tasya. Ia pikir Tasya berusaha menghubunginya dengan nomor baru karena nomornya sudah di blokir Arkana.
" Bara, cek lokasi nomor ponsel ini!", perintah Arkana pada Bara melalui sambungan telepon.
Setelah itu, Arkana mengirimkan nomor ponsel yang harus di lacak oleh Bara.
Bara bergerak cepat untuk bisa menemukan lokasi pemilik nomor ponsel itu. Setelah ia mendapatkan lokasinya, Bara segera menemui Arkana. Keduanya pun langsung pergi tanpa menghiraukan jadwal pekerjaan yang harus ia lakukan.
Tidak membutuhkan waktu lama, mereka sampai di tempat yang tidak asing bagi keduanya.
" Pantas saja aku tidak bisa melacak keberadaan Ayu", gumam Arkana pelan yang masih bisa di dengar Bara.
Bara menganggukkan kepalanya. Mau berapa lama pun mereka mencari Ayu, jika orang yang menyembunyikan Ayu adalah keluarga Arkana sendiri, tentu saja mereka tidak akan pernah bisa menemukan Ayu. Bagaimana pun, posisi Ayahnya ada di atasnya.
Satpam yang melihat mobil Arkana segera membuka pintu gerbang. Para pelayan yang melihat kedatangan tuan mudanya pun hanya menundukkan kepalanya hormat.
" Kamar Ayu ada dimana?" , tanya Arkana pada seorang pelayan.
" Non Ayu ada di kamar..."
" Bunda!!", teriakan Alif menghentikan ucapan sang pelayan.
Tanpa menunggu apapun lagi, Arkana langsung pergi. Ia berlari ke arah suara Alif berada. Bara pun mengikuti Arkana dengan tergesa-gesa. Namun, berhenti tepat di depan pintu kamar.
Sedekat apapun ia dengan Arkana, ia tahu posisinya. Ia tidak pantas masuk ke dalam kamar dimana ada Ayu disana. Bisa saja Ayu sedang tidak memakai kerudungnya. Atau lebih dari itu. Jika ia lancang, bisa-bisa Singa di hadapannya itu mengeluarkan taringnya.
" Alif, sayang", panggil Arkana saat ia mendengar tangisan Alif dari kamar mandi.
" Daddy, tolong Bunda", Alif menangis dengan terisak-isak melihat Bundanya terjatuh di kamar mandi dengan darah mengalir.
Arkana terkejut melihat Ayu tergeletak bersimbah darah.
" Ambil kerudung Bunda, sayang", pinta Arkana sambil meraih tubuh sang istri hingga ia bisa merasakan bahwa ada darah juga yang mengalir di bagian bawahnya.
Arkana berlari menggendong Ayu setelah memakaikan kerudung secepatnya. Yang penting autat yang selama ini Ayu jaga bisa ia jaga pula.
Alif mengikuti langkah lebar sang Daddy. Bara yang melihat Arkana tergesa-gesa dengan Ayu yang tak sadarkan diri dan berlumuran darah di kepalanya langsung meraih Alif ke dalam gendongannya sambil mengusap punggung kecil Alif yang masih terisak.
" Siapkan mobil!", suara Arkana yang menggelegar membuat Pak Didin, supir yang memang ada disana langsung menghampiri Arkana.
" Pakai mobil saya saja!", lagi-lagi teriakan Arkana langsung di sambut gerakan cepat sang sopir yang langsung naik ke dalam mobil yang memang terparkir tepat di depan pintu.
" Sayang, bertahanlah!", ucap Arkana sambil tetap memeluk erat Ayu dalam pangkuannya.
Arkana masuk ke mobil di kursi penumpang.
Sementara Bara dan Alif duduk di depan, di samping pengemudi.
Sepanjang jalan, Bara terus mencoba menenangkan Alif yang masih menangis. Sementara Arkana ia terus mendekap tubuh sang istri dengan hati yang perih.
Melihat piipi Ayu yang semakin tirus serta badannya juga semakin kurus, membuat Arkana semakin merasa bersalah.
Mereka sampai di rumah sakit terdekat. Ayu langsung di larikan ke UGD.
" Daddy ", panggil Alif yang memaksa turun dari pangkuan Bara melangkah menuju Arkana yang duduk dengan keadaan kacau.
Arkana menoleh, rasa khawatirnya pada kondisi Ayu membuat ia lupa akan putra kecilnya.
Arkana mencoba tersenyum sambil meraih Alif dan mendudukkannya di pangkuannya.
"Bunda akan sembuh kan, Daddy?"
TBC
...******...
...Jangan lupa tinggalkan jejak like, komentar dan subscribe...
...Terima kasih atas dukungannya...
...🥰🥰🥰...
...Mampir juga di karya Author ya...
...😉...