"Itu di kulkas banyak bahan makanan, lo masak lah. Tugas lo sebagai istri itu masak, ngerti lo!" Ucap Raka dan masih berusaha merebut HP nya dari tangan Ryana.
"Gue gak bisa masak!" Kata Ryana langsung mendengus, "Bukannya lo yang bilang kalau lo bisa masak. mending sekarang lo aja yang masak, gue gak mau tau. Lo masak atau HP lo gue buang!"
Setelah mengatakan itu, Ryana pun langsung pergi kembali menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar.
"Istri gak becus lo!" Teriak Raka dengan kesal.
"Bodo amat!" Balas Ryana tak perduli.
Dua manusia yang berbeda sifat, selalu bertengkar dan tidak pernah akur, namun saling perduli dan peka satu sama lain di kala masa sulit. akankah rumah tangga mereka bertahan sampai akhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Kara?
...~Happy Reading~...
Hari itu, sepulang dari sekolah Raka memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya. Karena esok weekend dan Ryana meminta untuk pulang ke rumah orang tuanya, jadilah Raka juga memilih pulang ke rumah orang tuanya.
Hari biasa, mereka akan menjadi pasangan suami istri yang tinggal dalam satu atap. Namun, di saat weekend, maka keduanya akan pulang ke rumah masing masing dan kembali menjadi anak orang tuanya seperti saat belum menikah.
Selain itu, kesempatan ini akan Raka manfaatkan agar bisa pergi dengan kedua sahabat nya besok malam. Jadilah, ia mengajak Ryana agar pulang ke rumah masing masing.
“Mamaa!” teriak Raka ketika memasuki rumah nya, “Assalamualaikum, anak ganteng pulang!”
“Astagfirullah, Raka, bisa gak sih kalau pulang itu gak usah teriak segala!” saut mama naura langsung menghampiri putra sulung nya.
“Hehehe, maaf ma,” ucap Raka segera mencium punggung tangan mama Naura lalu memeluk nya, “Kangen tau sama Mama.”
“Belum ada sebulan kamu nikah, udah sok bilang kangen. Modus kamu sama aja kaya Papa mu!” saut mama Naura menggelengkan kepala nya, “Mana Ryana?”
“Dia udah Raka anterin ke rumah daddy Adnan. Makana Raka kemari,: jawab Raka lalu keduanya berjalan bersama menuju ruang makan. Karena memang saat itu, mereka sedang menikmati makan malam.
“Perusuh datang!” gumam Arga melirik ke arah kakak nya yang baru saja datang.
“Sesama rusuh di larang komen!” ucap papa Kenzo menggelengkan kepala nya.
“Kamu biang nya Pa!” saut mama Naura juga ikut kembali duduk di kursi nya.
“Nah kan, Papa itu makanya jangan ikut nyalahin kami. Yang ada Papa sendiri kena skak mat dari Mama,” ucap Raka terkekeh bersama dengan Arga.
“Ada apa kamu pulang?” tanya papa Kenzo berdecak sedikit kesal.
“Gak ada apa-apa. Raka kangen aja sama Mama,” jawab nya dengan santai.
Usai menikmati makan malam yang penuh dengan canda tawa dan juga perdebatan, kini semuanya berkumpul di ruang keluarga. Seperti biasa, mama Naura pasti akan bermanja manja dengan menyandarkan kepala di dada bidang suaminya, sedangkan Raka dan Arga akan sibuk dengan PS nya.
“Oh ya Ma, Pa gimana sama pencarian Papa tentang Kara?” tanya Raka membuka suara tanpa mengalihkan mata dari layar lebar di depan nya.
“Papa dan om Clayton masih mencari nya,” jawab papa kenzo terdengar sedikit lirih.
Memang benar, setiap kali membahas soal saudara kembar Raka yang hilang. Pasti kedua orang tuanya akan menjadi sedih, namun Raka terpaksa harus membahas itu karena ia sedang menjalankan sebuah misi.
“Kara siapa?” tanya Arga langsung menghentikan aktifitas tangan nya, ia berbalik dan menatap kedua orang tuanya. Memang selama ini, baik Kenzo maupun Naura belum ada yang menceritakan tentang kakak dari Arga tersebut.
“Dia kakak kamu,” jawab mama Naura tersenyum.
“Kakak nya Arga dia doang kan?” tanya Arga lagi seraya menunjuk ke arah Raka yang kini sudah menatap nya dengan datar, “hehehe, kak Raka maksud nya,” imbuh Arga cengengesan.
“Sudah jangan berantem. “ Dan akhirnya Naura memperlihatkan beberapa kenangan yang tersisa antara Raka dan juga Kara saat masih bayi.
Arga dan Raka menonton video dan foto itu dengan begitu intens, hingga tiba tiba Raka menghentikan tayangan video itu saat melihat ada sesuatu yang terlihat aneh.
“Ma, tanda ini dimana?” tanya Raka menunjukkan sebuah gambar foto yang sudah di zoom sehingga tidak memperlihatkan dimana letak tanda itu berada, “Perasaan Raka gak punya tanda itu deh.”
“Ada, kalian berdua sama sama punya tanda yang sama,” tutur papa Kenzo langsung menghela napas nya berat.
Raka langsung mengerutkan dahi nya menatap sang ayah dengan semakin bingung, “Tapi Raka gak pernah lihat Pa.”
“Ya gimana kamu bisa lihat, tanda itu ada di belakang kamu!” jawab papa Kenzo.
“Belakang mana?” tanya Raka lagi semakin penasaran.
“Astaga, suruh istri kamu buat lihat. Pasti dia bakal nemuin itu tanda!” jawab papa Kenzo semakin geram, pasalnya di sana ada Arga yang masih berada di bawah umur, dan ia tidak mau membahas hal yang menurut nya kurang pantas di dengar.
“Terus, kalau Kara dimana?” tanya Raka mengabaikan usul dari papa nya.
“Dada,” jawab kedua orang tuanya bersamaan, “Tanda lahir Kara ada di dada sebelah kanan.” Imbuh mama Naura.
“Papa sama Mama ngasih tanda kenapa ngumpet ngumpet begitu sih! Emang gak bisa apa ngasih tanda di tempat yang terbuka, biar orang itu bisa mudah mengenali. Ya kali mau lihat tanda harus buka buka, yang ada jadinya anu lah!” ucap Raka langsung mengusap wajah nya frustasi.
‘Masa iya gue mau buka baju Bintang buat lihat dia punya tanda di dada apa gak!’ gumam Raka dalam hati nya merasa putus asa.
...~To be continue ......
