Mendadak Dinikahi Brondong

Rasa sakit karna ditinggalkan begitu saja oleh orang yang kita cintai, mungkin masih bisa ditahan seorang diri. Namun tatkala buah hati kita yang disakiti karna tidak diakui dan tidak dianggap, maka rasa sakit itu seketika menjadi kebencian dan dendam yang menghujam tajam disetiap ingatan, itulah yang dirasakan Ayu saat tahu bahwa Bambang tenyata masih hidup.

Sejak ditinggal Bambang dalam keadaan hamil, Ayu yang hanya tinggal bersama Ayah nya yang miskin, terpaksa membuat nya harus berjuang mencari nafkah sendiri.

Dalam keadaan hamil, ia selalu berusaha mencari pekerjaan kesana kemari, menjadi buruh cuci keliling, jualan kue keliling, jualan koran, atau menjadi pembantu pernah Ia kerjakan, tanpa ada harapan bantuan dari siapapun.

Dia melahirkan di Rumah dukun beranak tanpa ditemani seorang suami, hingga merawat dan membesarkan anak nya pun Ayu berjuang seorang diri, Ayahnya hanya bisa menemani anaknya saat Ayu pergi bekerja.

Bertahun-tahun Ayu lalui kehidupan pedih seperti itu seorang diri, belum lagi Ia harus menghadapi gunjingan dan cemoohan orang-orang disekitarannya, bahkan sering anaknya pulang dalam keadaan menangis, karna di juluki anak haram oleh teman sebayanya.

"Ibuuu....Anggun dikatain anak haram Bu, mereka tidak mau berteman denganku Bu !" Anggun kecil menangis, pulang mengadu pada Ibunya.

"Anggun bukan anak haram sayang, Ayah Anggun seorang tentara , tapi Sayang, Ayahmu gugur saat terjadi musibah tsunami" ujar Ayu tersenyum perih saat melihat air mata putrinya yang masih berusia 7 tahun itu membasahi pipinya.

"Benarkah ?! berarti Ayah Anggun, orang hebat dong !" Anggun kecil mulai ceria lagi.

"Iya dong, Ayah Anggun itu seorang pahlawan, jadi Anggun harus bangga pada Ayah, meski beliau sudah gugur, jangan lupa doakan Ayah ya sayang!" Ayu menghibur anaknya.

Ayu mendapat kabar kalau Bambang telah gugur saat terjadinya tsunami disaat usia Anggun lima tahun, entah Dia sendiri tidak tahu, siapa yang mengirim surat itu pada nya, yang jelas, Ayu selalu mengirim doa pada Suami yang menceraikannya saat hamil itu.

Taklama kemudian, Ayu dilamar seorang seorang duda tanpa Anak, mereka menikah dan dikaruniai satu orang anak. Suaminya merupakan sosok yang sangat bertanggung jawab, Ia menyayangi Anggun seperti anaknya sendiri, karna bagi mereka Anggun adalah anak yatim.

Kemudian Ayu dan anaknya di bawa ke Jakarta, kota keluarga suaminya. Di Jakarta, suaminya membangun sebuah prusahaan kecil dibidang Tour & Travel.

Kini setelah suami Ayu meninggal, Ia yang menggantikan kedudukan suaminya , disaat itulah Ayu mempunyai kesempatan untuk balas dendam pada Bambang.

Sementara Anggun tidak pernah tahu kalau Ayah nya masih hidup, Ia kini sedang direkrut oleh Ibunya untuk menjadi wanita Karier, Anggun ditunjuk sebagai manager di salah satu cabang perusahaan miliknya.

Setelah insiden di hotel, Malam di mana Nadia hendak menjebak Baim, namun gagak karna ketahuan oleh suaminya, Nadia masih bisa meyakinkan suaminya untuk tetap mempercayai dan mencintainya dengan memberi kejutan bahwa Dia sedang hamil, dan Suryo pun merasa bahagia mendengar kabar kehamilannya itu, Ia pun menjanjikan akan memberi apapun yang Nadia minta.

Maka Nadia pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, Ia meminta liburan ke Singapore, setelah menghabiskan liburan nya disana selama seminggu, Nadia pun kembali lagi ke jakarta, tapi bukan ke Rumah Ibunya, Melainkan ke Rumah baru yang di belikan suaminya.

"Terimakasih ya Mas, Mas memang suami yang baik dan pengertian , Aku makin cinta deh sama Mas !" Ucap Nadia sambil memeluk mesrah suaminya.

"Apa sih yang tidak untuk kamu, asal kamu jangan macam-macam lagi dan patuh pada ku !"

"Ih...Mas nih, memang nya siapa sih yang macem-macem, Nadia itu orang nya setia, kejadian kemarin itu kan hanya untuk balas dendam saja, tidak lebih, apalagi sekarang ada Calon anak kita, Aku harap Mas yang jangan macam-macam!" Sahut Nadia dengan manja.

"Iya iya, wanita memang selalu benar dan Lelaki yang salah " Suryo segera mengalah menghadapi rengekan Istri mudanya itu.

"Ya sudah Aku pergi dulu ya, jaga anak kita baik-baik, jangan sampai capek!" Ujar Suryo yang kemudian pamit pergi .

"Baik Mas " jawab Nadia sembari mencium punggung tangan suaminya, layaknya suami istri yang harmonis.

Sepeninggal Suryo, Nadia jadi teringat permintaan suaminya agar Rangga diserahkan pada Ayah kandung nya, Nadia pun menyanggupinya, Demi agar Dia dibelikan Rumah, kemudian Dia menghubungi Arman agar Rangga tingg bersama Arman.

Sementara tentang Baim, Nadia sudah tidak berani lagi bertanya kabar tentang nya, karna takut akan ancaman suaminya.

Di Rumah besar itu Ia hanya tinggal bersama seorang pembantu, jadi Nadia hanya santai saja, tapi Ia merasa bosan karna belum boleh jalan-jalan oleh suaminya, karna kehamilan nya masih baru empat minggu.

Kring..kring...

Sore itu, saat Suaminya belum datang, bel Rumah Nadia berbunyi.

"Bi Yuni....bukain pintu dong, ada tamu tuh !" Ucap Nadia yang sedang menonton tv sambil slonjoran dan nyemil.

Wanita berdaster dan tubuh gempal itu segera berlari menjalankan perintah nyonya nya, tak lama kemudian, Ia segera datang bersama tamunya

"Ini tamunya, nyonya" Bi Yuni membawa tamunya ke ruang tengah, dimana Nadia sedang nonton tv.

"Siapa bi?" Tanya Nadia sambil mengunyah camilannya.

"Kamu siapa?"Nadia merasa tidak mengenali tamunya, Ia menatap perempuan yang gaya nya modis itu, Nadia memperhatikan dengan seksama, dari ujung rambut sampai kaki

"Jadi ini Gundik simpanan Papah !"tatapan mata elang nya menatap tajam pada Nadia yang langsung berdiri mendengar penuturan tamunya itu.

"Apa maksudmu Hah..!!?" Nadia membentak Tamunya.

"Perkenalkan ! Saya Alexa, putri dari Suryo cakradiningrat." Alexa memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangan nya, kemudian menarik kembali tangannya seraya melontarkan kata

"Najis !!"

"Apa maksudmu datang kemari !!?" Nadia tegang, karna Ia memang sudah tahu kalau suaminya sudah mempunyai istri dan anak.

"Aku hanya sedang melihat-lihat Rumah Papahku "Guman wanita yang seumuran dengan Nadia itu, sambil menyapu pandangannya pada setiap sudut Rumah yang sekarang di tempati Nadia.

"Ini Rumahku, Mas Suryo menghadiahkan rumah ini padaku" sergah Nadia.

"Dan asal kamu tahu, sejengkal tanah milik papa, tidak akan pernah bisa kau miliki , karna Aku tidak akan tinggal diam uang papa habis oleh Gundik sepertimu!"Alexa mengacungkan jari telunjuknya tepat ke arah wajah cantik Nadia.

"Jangan kurang ajar kamu ya !" Nadia marah Ia menepis tangan Alexa.

"Kamu itu masih muda, kenapan nyari yang sudah tua seperti papah ku , dasar pelakor tidak tahu diri,!"Alexa mendorong tubuh Nadia.

"Papahmu yang mengejar-ngejar Aku, jadi jangan salahkan Aku !"

"Dasar pelakor !!"Alexa menampar pipi mulus Nadia hingga tampak jelas bekas tamparan itu, Nadia tidak terima, Ia segera membalas tamparan Alexa dan menarik rambut halus Alexa dengan sekuat tenaga, hingga kedua nya pun saling jambak rambut dan cakar-cakaran, kebetulan keduanya sama-sama mempunyai kuku yang lentik.

Melihat itu Bi Yuni hanya bisa menonton, tak bisa melerai, dan diam-diam Ia pun merekam adegan itu tanpa sepengetahuan mereka

Perkelahian itupun berlanjut sengit, mulut dan tangan mereka masih bergrilya menyerang lawan tanpa ada yang mau mengalah, tampak bibir Nadia sedikit berdarah, rambutnya pun sudah tak berbentuk, begitu juga dengan Alexa. Pertarungan antara Anak dan istri muda Suryo itu berkangsung sengit hingga Suryo pun datang.