NovelToon NovelToon
Gadis Muda Untuk Pak Duda

Gadis Muda Untuk Pak Duda

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Hamil di luar nikah / Tamat
Popularitas:183.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cacans Aya

Nata tak pernah menyangka hubungan yang mulanya tak lebih dari atasan dan bawahan justru berubah. Perasaan cinta itu hadir karena perhatian kecil yang terkadang Darren berikan. Mencintai seorang duda mayan dan kaya raya dengan Anak berusia tak jauh darinya, tentu membuat seorang Nata harus mundur perlahan. Lantas, bagaimana perasaan Darren untuknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cacans Aya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Baper

"Cih, pake mogok segala!" decak seorang gadis dengan raut kesalnya.

"Mana hari ini ada persidangan lagi," sambungnya.

Tentu kalian tahu siapa dia, dia Yesha. Perempuan dengan peringai dingin yang mampu memikat seorang pria. Kini perempuan itu dilanda kesialan karena mobilnya harus mogok di jalanan yang cukup sepi. Seharusnya dia tidak memotong jalan, mungkin tidak akan begini jadinya.

"Huh, mana lupa cas hp semalam." Yesha memijat keningnya yang terasa sedikit pening.

Perempuan itu menyandarkan tubuhnya pada badan mobil. Dia berharap akan datang bala bantuan dari Tuhan. Berulang kali dia melhat jam yang melingkar di tangannya, dia mulai khawatir. Pagi ini, Yesha ada persidangan, dirinya harus berhadapan dengan pencemaran nama baik kali ini.

Dia menghela napas. "Huft ... Masa— arggghhhh!" Yesha berteriak sembari menjambak rambutnya kesal.

Sebuah mobil Ferrari berhenti di hadapannya. Yesha menyatukan alisnya, dirinya dibuat penasaran dengan siapa pemilik mobil mewah itu. Pandangannya tak beralih sedikit pun, dia tengah menanti sang pemilik mobil keluar dari mobilnya.

Siapa sih itu? batin Yesha.

Mata perempuan itu membulat sempurna saat melihat siapa yang keluar dari mobil mewah itu. Yesha menghela napasnya kasar, dirinya dibuat kesal seketika. Kenapa harus Leon sih? ujarnya dalam hati.

"Loh, Nona cantik kenapa di sini?" ujar Leon sembari berjalan menghampiri Yesha yang memandangnya malas.

Dia melihat mobil milik Yesha. "Mogok?" sambungnya saat sudah berada di hadapan Yesha.

Leon tanpa sengaja melihat rambut panjang milik Yesha berantakan. Pria itu tersenyum sebelum menjulurkan tangannya untuk merapikan rambut Yesha. Sedangkan, Yesha mati-matian menahan dirinya agar tidak salah tingkah. Jantung perempuan itu berdegup cukup kencang, dia berharap Leon tak mendengarnya.

"Kenapa bisa berantakan gini, heem?" Leon menatap Yesha dengan lembut membuat perempuan itu terpaku dengan tatapan lembut milik Leon.

Jangan baper, Yesh, batin Yesha.

Leon menarik tangan Yesha menuju mobilnya, pria itu berniat mengantarkan Yesha ke pengadilan. Selama di perjalanan, tangan kekar milik Leon tak juga lepas dari tangan mungil Yesha. Sedangkan, Yesha memilih terdiam. Dirinya merasa sedikit nyaman dengan perlakuan Leon.

"Nanti pulang jam berapa?" Merasa tak ada sahutan, Leon menoleh. "Yes?" panggil Leon.

"Eh? Kenapa?" sahut Yesha terkejut.

"Pulang jam berapa nanti?"

"Dua siang."

Cup!

"Aku yang jemput."

Leon membawa Yesha ke pangkuannya. Pria itu sangat tidak rela jika Yesha harus pergi bekerja. Dia bahkan memeluk perempuan itu dengan erat membuat Yesha menghembuskan napasnya berkali-kali. Kondisi jantung Yesha saat ini benar-benar jauh dari kata baik-baik saja, tidak biasanya dia akan diam saja jika Leon menyentuhnya. Sepertinya ini pengaruh menstruasinya membuat perempuan itu menjadi lebih manja.

"Leon, lepas aku mau kerja," cicit Yesha.

Dia menghembuskan napasnya. "Huft ... Nanti aku jemput ya?" tanya Leon.

"I—iya," ujar Yesha sedikit tergagap.

"Love you, Baby."

...***...

Laras mengusap perutnya yang mulai membuncit itu, dirinya tersenyum sangat tipis. Anak dalam kandungannya itu tidak rewel sama sekali, sepertinya dia paham jika sang Ibu dalam kondisi yang tak baik. Wanita itu bahkan ngidam masih dalam kategori yang mudah dia turuti. Dia benar-benar bersyukur sang anak dapat mengerti kondisinya.

Hamil tanpa suami jelas membuat mental Laras terguncang, cemooh selalu dirinya dapatkan. Namun, Laras tak pernah membalasnya lebih jauh. Fokus wanita itu saat ini adalah mencari pekerjaan agar dirinya dan anaknya hidup berkecukupan nantinya. Untuk saat ini, wanita itu tinggal di sebuah rumah kecil peninggalan orang tuanya dulu. Vero bahkan tak pernah tahu tentang rumah itu, dirinya hanya tahu Laras hidup sebatang kara.

"Anak Bunda mau nasi goreng ya, Sayang? Bunda bikinin dulu ya?" ujar Laras sembari mengelus perutnya.

Sesuai keinginan calon anaknya, pagi ini wanita itu sarapan dengan sepiring nasi goreng. Jika Ibu hamil lainnya meminum susu, itu tidak berlaku bagi Laras. Yang penting dirinya tetap bisa makan dan minum secukupnya.

Perempuan itu meneguk air putihnya. "Kenyang," ucapnya sembari meletakkan gelas di atas meja.

...***...

"Pa, Sekretaris Papa sakit," adu Cellyn pada Darren yang tengah memakan sarapannya.

Mendengar ucapan putrinya, Darren mendongak. Dia memandang Cellyn cukup heran, dia sedikit tak paham dengan ucapan putrinya itu. Cellyn yang dipandang demikian menghembuskan napasnya kasar, dia yakin Darren tak paham maksudnya.

"Nata? Enggak kok, dia sehat aja," sahut Darren sembari menatap putrinya yang tengah mengoleskan selai coklat pada rotinya.

"Aku ngasih tahu Papa, kalau dia sakit. Kemarin aku meriksa dia." Cellyn berdecak kesal melihat kelemotan Darren.

Darren yang tengah meminum susunya jelas tersedak mendengar penuturan sang anak. Dia dengan cepat meletakkan gelasnya di atas meja lantas memandang Cellyn serius. Dirinya cukup terkejut, ah! Lebih tepatnya dia merasa marah karena tak mengetahui kondisi Nata. Pantas saja kemarin sekretarisnya itu tak datang ke kantor.

"Sakit apa?" tanya Darren cemas.

"Kecapekan sama flu."

Cellyn mengerutkan keningnya saat melihat ayahnya berlalu begitu saja dari hadapannya. Dia dibuat kebingungan dengan sikap Darren, tidak biasanya ayahnya bersikap khawatir selain pada keluarganya. Segala dugaan berkeliaran di kepalanya membuat Cellyn sebagai kebingungan.

"Masa Papa ada rasa sama Tante Nata?"

Darren menghampiri Nata yang tengah sibuk di meja kerjanya. Dirinya menghela napas kasar saat melihat Nata justru masih berkerja saat tengah sakit. Penuturan anaknya saat sarapan tadi cukup membuat Darren terkejut. Dirinya merasa bersalah mengingat dia selalu keterlaluan dalam memberikan Nata pekerjaan.

Darren berdehem singkat membuat atensi Nata teralih. Melihat kehadiran Darren, Nata segera bangkit dari duduknya. Dirinya memandang Darren heran, tidak biasanya bosnya itu menghampiri dirinya secara langsung. Namun, Darren sudah berulang kali mengunjungi dirinya secara langsung.

"Kamu sakit, kenapa justru kerja?" Mendengar pertanyaan Darren membuat Nata bingung sendiri.

Iya, kalau gak kerja yang nafkahin saya siapa? Bapak? Enggak, 'kan! batinnya.

"Saya cuman flu, Pak. Jadi, gak masalah."

Dapat Nata yakini, Anak dari bosnya itu pasti bercerita tentang dirinya yang sakit. Tidak mungkin seorang Darren akan peduli padanya bahkan seluruh karyawan tahu bagaimana otoriternya seorang Darren. Cellyn pasti mengadu pada Darren, dia yakin akan hal itu.

"Tetap saja, saya tidak mau kamu tambah sakit." Nata melongo mendengar ucapan Darren.

"Nanti kerjaan kamu siapa yang beresin?" lanjut Darren membuat Nata mendengus kesal.

"Jangan heran, Nat. Gak mungkin si batu es punya hati," gumam Nata pelan yang ternyata didengar oleh Darren.

Darren yang mendengar itu hanya bisa menahan senyumnya. Dirinya sangat menikmati wajah kesal Nata, terlihat menggemaskan di matanya. Ingin rasanya Darren mengurung Nata di dalam kamarnya, tetapi dia masih waras untuk tidak melakukan itu.

"Hahaha ... Saya hanya bercanda."

Nata terpaku mendengar tawa Darren, walau sudah beberapa kali mendengar tawa Darren tetap saja dirinya salah tingkah. Wajahnya memerah, dirinya entah mengapa salah tingkah melihat tawa Darren. Nata memalingkan wajahnya ke arah lain, dirinya tak ingin Darren tahu bahwa dia tengah salah tingkah.

Darren menautkan alisnya melihat Nata yang memalingkan wajahnya. Dia memegang dagu Nata pelan dan memalingkan wajah Nata agar kembali menatap dirinya. Darren semakin kebingungan kala melihat wajah memerah Nata, dia menyentuh kening Nata untuk mengecek suhu badan Nata. Sedangkan, Nata sendiri mati-matian menahan diri agar tidak menjerit.

Ni es batu kaga tahu kondisi jantung aku apa?! batinnya.

Nata menjauhkan tangan Darren dari keningnya. "Ba—bapak ngapain sih?" ucap Nata gugup.

"Pipi kamu kenapa merah? Sakit? Pulang aja, ya? Saya ant—"

"Eh duda bangkotan! Kerja bukan godain anak gadis orang," potong sebuah suara.

Tanpa menoleh pun, Darren tahu itu suara milik siapa. Hanya satu orang yang memanggilnya demikan, Devan hanya Devan lah yang berani berujar demikian padanya. Nata yang mendengar celetukan Devan justru merasa semakin salah tingkah.

"Siapa yang pacaran?!" sentak Darren.

Dia menunjuk Darren dan Nata dengan dagunya. "Tuh kalian," sahut Devan tak acuh.

Darren berdecak kesal. Dengan sengaja dirinya melempar Devan dengan pulpen yang ada di meja Nata. Dirinya merasa geram dengan tingkah sahabatnya itu, Devan selalu berbicara seenaknya dan tanpa berpikir. Sedangkan, Nata dibuat terkejut dengan sisi lain bosnya yang seperti remaja yang tengah pubertas.

"Ngomong tuh dijaga, onta!" sinis Darren.

"Eh, kamu! Jangan mau sama duda bangkotan. Udah loyo, kamu gak bakal puas. Mending cari perjaka," ucap Devan ke Nata, dia mengabaikan ucapan Darren.

Nata dibuat kebingungan dengan tingkah dua laki-laki dewasa di hadapannya ini. "Eng—enggak! Saya sama Pak Darren gak pacaran, Om!" ucap Nata panik. "Eh!" lanjutnya sembari menutup mulut.

Mendengar ucapan Nata membuat Darren terbahak. "Om? Bwahahaha ... Ketahuan lu udah tua."

"Sialan lu berdua."

1
Wy Ky
.
Denti Victawidanti
pusing ceritanya ga nyambung dri setiap bab ceritanya keputus gitu aja ga ada kejelasan
Rini
itu bukan mau nya celline lo yah. harus nya devan yg merasa bersalah
Eli Astuti
terlalu banyak pemainnya
aqshal
ohhh..
gitu ya😇
aqshal
blm siap ending...msh penasaran
apa iya...darren semudah itu berselingkuh
trus dialog terakhir....itu riana kah dgn pacarnya?
aqshal
tuh ren...istri sm anak, apalagi ibu...jgn dilawan😠
Viara Pink
Semangat lanjutiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnmnnmnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
aqshal
semangat ya nata
aqshal
happy utk devan dan cellyn
tp...msh bingung sm darren dan nata
ehhhh...kok sdh habis🤔hedehhh
Cacans Aya
Ngakak😭😭😭😭
aqshal: kalo aku ngikik mbak...🤪
total 1 replies
aqshal
tempo hr aku nanya devan cellyn...author blg...ini part darren
skrg aku nanya knp darren gitu...
autbor ksh teka teki trs😔
aqshal
😔tp knp hrs pd nata?
apa dareen gak mikir punya anak perempuan
punya istri hamil
punya calon anak yg mungkin jg perempuan
aqshal
sungguh...membaca karyamu yg ini spt menyusun mozaik...
yg plg aku gak ngerti...ttg darren
ada apa dgn darren...knp dia melupakan nata
aqshal
aku yakin devan lama2 akan bucin pd cellyn tapi.....

gak ngerti knp darren begitu
tidak cukupkah kehamilan nata?

kasih penjelasan dong thor
aqshal
msh penasaran saya🤔
aqshal
tokoh baru thor?
gmn kabar nata dan darren dulu dong...penasaran🤫
aqshal
kok darren begitu thor...knp dia bermain api pd riana, sedang nata tengah hamil
darren knp?
aqshal
tuh kan...nata aja curiga
ada apa sm darren kmrn thor🤔
aqshal
darren yg kmrn mana thor?
smg cellyn bs bersabar ya sayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!