NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Satpol PP Arogant

Terjerat Cinta Satpol PP Arogant

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:382k
Nilai: 4.9
Nama Author: Arshie_ge

Andi Atmajaya yang tampan dan macho bekerja sebagai Satuan Polisi Pamong Praja terkenal arogant dan dingin pada semua wanita. Dia mempunyai masalalu yang membuat dia membenci wanita. Cinta pertamanya kandas karena kekasihnya menerima perjodohan dari kedua orang tuanya.

Katrin Sanjaya adalah seorang gadis yang cantik dan polos mahasiswi akhir Ilmu Pemerintahan di sebuah Universitas ternama telah patah hati karena dikhianati kekasihnya dengan sahabatnya sendiri. Katrin yang rapuh berdiri di pinggir jembatan hendak mengakhiri hidupnya dengan menceburkan dirinya ke sungai.

Andi yang pulang dari tempat kerjanya mengetahui ulah Katrin berusaha menggagalkan usaha Katrin. Andi langsung menarik tubuh Katrin dalam pelukannya. Andi merasa simpati pada kecantikan dan kepolosan Katrin sehingga Andi jatuh cinta pada pandangan pertama.

Dengan seiringnya waktu Katrin menerima pernyataan cinta dari Andi yang ternyata sahabat dari kakaknya. Kisah cinta mereka tidak berjalan dengan mulus, masa lalu Andi menjadi penghalang bersatunya mereka.

Indah yang merupakan cinta pertama Andi berusaha merebut hati Andi untuk kembali kepadanya. Segala macam upaya dilakukan untuk menjebak Andi dan memisahkan dengan Katrin. Akankah cinta Andi dan Katrin bisa bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arshie_ge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Razia Gepeng

Pertama kali Katrin mengikuti kegiatan Razia yang dilakukan oleh Satpol PP lingkungan kota A, akan tetapi kali ini Razia “Gepeng” bukan lagi Razia “PKL”.

“Dik, kamu nanti jangan bikin ulah ya?” kata Andi waktu selesai melakukan pengarahan untuk anggota Satpol PP yang akan melakukan Razia.

“Siap, pak,” kata Katrin sambil masuk dalam mobil patroli, diikuti oleh kedua temannya. Katrin sengaja tidak mengikuti mobil Andi, takut menjadi perbincangan di kantor.

“Nak, kalian nanti jangan mengambil tindakan sendiri ya, ikuti instruksi ketua kelompok kalian, jangan sampai salah tangkap seperti bapak,” ucap pak Broto melirik Katrin.

“I_ya pak, kami akan taat aturan dan kebijakan dari instruksi atasan,” jawab Anita.

Semua pasukan turun dari mobil patroli dan siap melaksanakan tugas. Dalam hitungan detik mereka menangkap semua gelandangan dan pengemis yang beroperasi di lampu merah dekat alun-alun. Mereka berhamburan pergi menghindari razia Satpol PP.

“Ayo dik, kita harus berlari,” teriak salah satu anak gelandangan yang menjadi target Satpol PP.

“Aku sudah tidak kuat kak,” jawab salah satu anak perempuan.

“Bruk.” Anak perempuan tadi menabrak Katrin.

“Kak, tolong aku kak, aku ta_kut,” ucap anak perempuan tadi bersembunyi di belakang Katrin.

“Adik takut sama siapa?” tanya Katrin sambil membalikan badannya berhadapan dengan anak kecil tadi.

“I_tu kak, sama kakak yang itu?” Anak perempuan tadi menunjukan jarinya ke arah Toni.

“Jangan takut…, kakak itu tidak menggigit kok, kakaknya sudah jinak, sayang?” ucap Katrin melirik Toni.

“Jinak? Emang kakak itu hewan buas apa?” kata Toni marah sambil mendekati gadis kecil tadi.

“Hua…, hua…, aku takut kakak.” Anak perempuan tadi menangis di belakang Katrin. “Kasihan anak ini, dari penampilannya kelihatan bukan anak gelandangan, aku harus menolongnya.” Katrin merasa simpati pada gadis kecil tadi.

“Kakak, tolong berhenti. Anak ini biar jadi urusanku," teriak Katrin tiba-tiba sehingga Toni menghentikan langkahnya.

“Ta_pi, Rin? Ntar aku dimarahi sama si bos,” jawab Toni.

“Bos..., nanti aku yang bertanggung jawab,” kata Katrin sengit.

“Bertanggung jawab apa? Dik.” Andi tiba-tiba muncul di depan mereka.

“Sayang, sini itu ada ayah Andi? Kamu gak usah takut ya?” kata Katrin tiba-tiba membuat Toni menelan salivanya.

“Ayah? Benar-benar sakit tuh bocah,..Hai kenapa si bos diam saja,ini semua pasti gara-gara cinta.” Toni diam terpaku dengan kekonyolan Katrin.

“Sayang, sini sama ayah? Nama kamu siapa nak?” tanya Andi sedikit berjongkok menyamakan dirinya sejajar dengan gadis kecil itu.

“Anisa, ayah…, panggil aku nisa. Maaf ayah aku hanya disuruh,” jawab gadis itu sambil memeluk leher Andi minta di gendong.

“Iya sayang…, yang menyuruh kamu siapa?” tanya Andi balik sambil menggendong Anisa menuju posko darurat diikuti Katrin.

“Paman Bandrio, ayah, aku harus bawa uang untuk paman jika tidak kami akan disiksa,” celoteh Anisa ketakutan.

“Siapa paman Bandrio? Saudara kamu ya?” tanya Andi kembali.

“Bukan ayah, tapi dia yang memberi makan kami. Aku bukan siapa-siapa. Keluargaku jauh ayah.” Anisa bercerita tanpa ada perasaan takut. Andi mengernyitkan dahinya. “Jangan-jangan dia korban penculikan.”

“Toni, tolong kau periksa berkas atas nama Bandrio Situpang alias Bandi Bondet?” perintah Andi tegas.

“Siap bos, laksanakan,” jawab Toni sambil mengoperasikan laptop yang disiapkan di posko darurat.

“Bandrio Situpang alias Bandi Bondet merupakan sindikat Gepeng yang sudah bebas setahun yang lalu bos.” Toni menjelaskan kepada Andi dengan tetap mengoperasikan laptopnya.

“Ok, cepat adakan koordinasi dengan polwil setempat, berdasarkan keterangan Anisa, saya sudah tahu tempatnya,” perintah Andi pada Toni.

“Anisa, kamu sementara ikut bunda Katrin ya?” Andi berjongkok sambil mengelus pipi Anisa.

“Ya, ayah tapi aku dibelikan permen ya?” rengek Anisa bergelayut manja memeluk Andi.

Beberapa menit kemudian anggota dari polwil datang. Setelah menerima pemaparan dari Andi mereka bergerak cepat menuju bangunan tua di tengah kota wilayah A.

Andi bersama jajarannya bergerak memasuki bangunan tua.

“Brak…, semuanya jangan bergerak?” Komandan pasukan dari polwil mendobrak pintu utama, sedangkan yang lain menyebar di segala penjuru.

“Ampun, pak jangan penjarakan kami,” teriak salah satu anggota sindikat.

“Mana pimpinan kalian?” teriak komandan dari kepolisian.

“Tidak tahu, pak,” jawab salah satu sindikat lainnya.

Sementara Andi yang masuk lewat pintu belakang melihat ada 2 orang sedang melarikan diri keluar Gedung.

“Hai, Bandi Bondet mau kemana kamu? sebaiknya kamu menyerah, tempat kamu sudah terkepung,” kata Andi sambil mendekati mereka.

“Menyerah, Bandi Bondet tidak akan menyerah tuan?” Bandi Bondet mengeluarkan pisau berusaha menusuk Andi. Mereka berkelahi dengan sengit.

“Bruk.” Anak buah Bandi Bandrio menghantam Andi dengan kayu sehingga membuat Andi sempoyongan.

“Jrep…, rasakan pembalasanku karena kamu telah mengusik ketenangan ku.” Bandi Bandrio menusuk Andi sehingga mengenai bagian bahu depan Andi.

“Sial, aku akan menghukummu,” kata Andi sambil membabi buta menyerang kedua musuhnya.

“Pak tetaplah bertahan, kami datang membantu,” kata Toni dan kedua anggotanya datang membantu Andi.

Bandi Bandrio dan anak buahnya bisa dilumpuhkan dengan sekejap. Andi dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Peristiwa tertusuknya Andi terdengar oleh Katrin. Katrin diantar oleh Anita dan Dewi menuju rumah sakit. Andi mendapat penanganan khusus atas luka tusuknya.

“Kak…, jangan tinggalkan aku kak, aku sayang dan cinta sama kamu,” kata Katrin menangis di depan jenasah seseorang yang di dorong oleh perawat.

“Maaf…,mbak ini siapa? ini kakak saya?” kata salah satu keluarga pasien.

“Dik…, sini pak Andi masih dalam penanganan di dalam ruangan,” kata Toni tiba-tiba.

Katrin menghapus air matanya dan pergi menghampiri Toni.

“Kak, gimana keadaannya kak Andi?” tanya Katrin cemas.

“Masih ditangani dokter, dik…, kamu yang sabar ya?” jawab Toni.

“Kak, kalau ngomong itu yang jelas.” Dewi mencubit pinggang Toni.

“Sakit dik, maksud aku lukanya sudah ditangani oleh dokter dik,” ucap Toni sambil meringis menahan sakit.

“Maaf keluarga pak Andi mana ya?” tanya dokter setelah keluar dari ruangan.

“Saya dok, gimana keadaannya?” Katrin mencemaskan Andi.

“Keadaannya baik, lukanya tidak ada yang serius, silakan masuk anda boleh menemui pak Andi,” jelas dokter tersebut.

Katrin masuk ke ruangan menemui Andi sedangkan yang lain masih di luar.

“Kak, cepet bangun kak…, aku cinta dan sayang sama kakak.” Katrin menangis sambil memegangi tangan Andi.

Sebenarnya Andi sudah sadar, karena waktu penanganan lukanya hanya dilakukan bius lokal. Andi ingin mengetahui isi hati Katrin, jadi dia masih memejamkan matanya.

“Kak sadar kak, mulai besok aku akan menuruti semua kemauan kakak, bahkan besok ke penghulu pun aku siap,” ucap Katrin sambil menangis di depan Andi.

“Be_sok, siap dik.” Andi membuka matanya.

“Sayang, kamu ngerjain aku ya?” Katrin langsung memeluk tubuh Andi.

“Sakit sayang,” Andi meringis menahan sakit. Katrin menarik tubuhnya menjauhi Andi.

“Maaf, sayang.” Katrin mencium pipi Andi.

“Terimakasih sayang, kaulah penyemangat ku.” Andi tersenyum memandangi Katrin dan memegang tangannya untuk diciumnya.

“Asalamualaikum, semoga pak Andi segera sembuh,” kata Anita dan rombongan masuk ke dalam ruangan.

“Waalaikumsalam, terimakasih do’anya,” jawab Andi.

Mereka berempat duduk di sofa sambil menunggu Andi. Tak lama kemudian Bunda Clara datang.

“Nak, lain kali hati-hati ya?” kata bunda Clara sambil mengusap kepala Andi.

“Ayah, ini nenek aku ya?” ucap Anisa tiba-tiba sehingga mengejutkan Bunda Clara.

“Ayah…, dan nenek? Nak siapa ibu dari anak itu nak? Anak nakal….” Bunda Clara menjewer telinga Andi.

“Nek, jangan jewer telinga ayah, kasihan ayah?” ucap Anisa kembali.

“Bunda, maaf mari kita bicarakan di luar,” ucap Katrin sambil menggandeng bunda Clara keluar ruangan.

“Bunda, Anisa itu kelihatannya korban penculikan yang dipekerjakan oleh sindikat Gepeng, jadi dia bukan anak kak Andi betulan, bunda?” jelas Katrin.

“O…, kirain anak Andi sungguhan, lalu bagaimana nak?” ujar Bunda Clara.

“Sementara kasusnya masih dalam penyelidikan bunda, jadi jangan marahi kak Andi, kasihan…?” ucap Katrin kemudian kembali membawa bunda masuk ruangan.

“Nak, kata dokter gimana nak?” tanya bunda Clara.

“Karena lukanya tidak begitu serius, nanti setelah ambil obat boleh pulang bunda,” kata Andi sambil berusaha duduk di atas pembaringan.

“Pak, resepnya mana? Biar aku belikan,” kata Toni beranjak pergi menghampiri Andi.

“Itu, ada di nakas, kamu ambil saja,” perintah Andi.

Setelah Toni kembali dari membeli obat, semua rombongan pulang. Untuk Katrin dan Anita beserta Anisa mengantarkan Andi pulang bersama Bunda Clara.

♥️♥️♥️

Terimakasih, untuk sementara sudah dulu, jangan lupa like, vote dan komentarnya!♥️♥️♥️

1
Nayyira
lanjut
Mami Vanya Kaban
keren thor ceritamu...
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
yahh thorr msa gak jadi sm devan 🙄 ini gara2 mamax yg gak tau diri. heran deh perasaan dia deh yg pelakor knp dia yg lebih galak dan merasa torzolimi 🤔🤨
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
lah dokter bilang kedua putra tpi ternyata putra putri ankx thor 🤔🤔🤔 typo apa gmn yakkk???🙄🙄🙄
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri": 😁 hhhh maklum terlalu baper jadi bacax sampai mendetail gitu ,🤭
Arshie_ge: ok kak.... terimakasih telah koreksi tulisan kita
total 2 replies
MissHaluuu ❤🔚 "NingFitri"
muaahhhh muahhh jg kak😘😘
Dessy Gosal
modus brian...tp key sm brian aj drpd sm anak ny nenek lampir
Arshie_ge: Iya, kak! Ikuti keseruanya ya pasti dijamin menghibur
total 1 replies
Andika Puput
sealiran semua lsg to the poin lsg tembak..manteeeeep 💓💓💓
Rini Haryati
seru,bagus,keren dan mantap
sukse....semangat
mksh
Farell Nazriel
bang ji wook thor
Arshie_ge: Apa itu bang
total 1 replies
Zaza semangka
Halo Thor, aku udah baca setengah sih, tapi aku like semuanya dlu baru dibaca, soalnya kdng suka lupa buat ngelike saking asiknya 🥰
upil ipil
keren kak,,, semangat berkarya terus 😇
Zaza semangka
mampir sini dulu ya kak nnti aku lanjutin besok mau bobo dlu hehe
N_A
Udah mampir nih kak 🤗
Jefrie Pratama
Semangat!
🤍
Boom like 👍👍
Mbah Edhok
menyimak thor ... tetap semangat
BocahBodoh
mampir kak
BocahBodoh
🙂🙃😀
BocahBodoh
🙂🙃
💐 𝕭𝖚𝖓𝖉𝖆 𝕾𝖚𝖘𝖎
uwaaaaaaaa ceritany bagus..
Alhamdulillah selesai bacanya...
💐 𝕭𝖚𝖓𝖉𝖆 𝕾𝖚𝖘𝖎: iya udah dibaca kok ceritanya bagus🥰🥰
Arshie_ge: iya bunda jangan lupa baca karya yang lain Buah Hati Ceo Pendendam
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!