NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Misteri / Horor / Spiritual / Matabatin / Iblis
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali Pulang

Pagi hari saat Aldi baru bangun terdengar suara mobil dari depan. Hari ini orang tua Dimas datang lagi untuk menjemput mereka bertiga. Hari ini adalah hari terakhir trio ini berada di rumah mbah Wo, setelah seminggu lebih mereka berada di sini, banyak memori yang telah mereka lalui mulai dari mengalami banyak kejadian aneh hingga Aldi menjadi pahlawan desa, rasanya berat bagi Aldi untuk meninggalkan mbah Wo dan mbah Ti.

Kini mereka berkumpul di ruang tengah untuk sarapan bersama. Dimas bercerita panjang lebar pengalamannya yang jadi lebih berwarna saat kedua sahabatnya ikut. Pasalnya sejak ia kecil, berlibur ke rumah mbah Wo hanya melakukan kegiatan yang monoton. Kini Dimas mendapat banyak pengalaman seru, dirinya juga bercerita terkait penangkapan Agus yang menjadi dalang terror pocong di desanya.

Dimas juga melebih-lebihkan bahwa dirinya sudah terbiasa diganggu makhluk halus.

“Pokoknya sekarang lihat setan udah bia.. huaaaaa”

Dengan sengaja Melati menampakkan dirinya ke Dimas di ujung ruangan, sontak Dimas langsung bersembunyi di balik punggung Aldi yang sedang asik mengunyah tempe goreng.

“Hihihi rasain” Ujar Melati yang kini kembali menghilang.

Aldi hanya bisa menahan tawanya, sebenarnya ia juga ingin menjahili Dimas karena ceritanya sedikit dilebih-lebihkan, untungnya Melati sefrekuensi dengannya.

“Kenapa le?” Tanya Mbah Wo bingung melihat tingkah cucunya.

Dimas tak bisa menjawab karena masih sedikit syok, pasalnya Melati menampakkan diri dengan wujud yang sama saat menjahili Dimas tempo hari. Kegiatan sarapan bersama pun berlanjut dengan damai. Orangtua Dimas beristirahat terlebih dahulu sebelum kembali pulang.

Sorenya mereka bersiap-siap meninggalkan desa yang sudah ia singgahi selama satu minggu lebih. Berat, tapi harus Aldi lakukan karena ia juga punya kehidupan sebelum berada di desa ini.

“Kalian semua cucuku sekarang, nanti main saja kesini kalau libur” Ujar mbah Wo

“Iya mbah” Balas Aldi sambil tersenyum

“Meskipun ndak sama Dimas ndakpapa, kalian berdua sekarang jadi cucunya mbah” Sahut mbah Ti

Aldi sekuat tenaga membendung air matanya, ia mendongak ke atas untuk mengatur emosinya. Memang benar, selama di sini Aldi merasa benar-benar sebagai seorang cucu yang diperlakukan baik oleh kakek dan nenek.

Mobil perlahan dilajukan meninggalkan halaman rumah mbah Wo, langkahnya terasa berat untuk meninggalkan desa ini. Aldi tenggelam dalam lamunannya sambil memandangi pemandangan di luar jendela. Saat melewati gapura perbatasan terlihat banyak makhluk yang berdiri dari sisi jalan sambil sedikit membungkukkan badannya. Mereka memberi hormat kepada Aldi and the geng atas jasanya di desa.

Melati yang duduk di atas mobil juga membalasnya dengan tepuk tangan. Aldi ketambahan anggota baru yakni Maya, perlahan dirinya mulai menerima Maya karena karakternya yang lembut dan tidak banyak bertingkah sehingga lebih mudah untuk mengawasinya daripada Melati.

Di tengah perjalanan ayah Dimas menepikan mobilnya di sebuah warung makan, waktu sudah menunjukkan malam hari. Mereka beristirahat sejenak di sana sebelum kembali melanjutkan perjalanan yang sisa setengah jalan.

Mereka berhenti di warung makan lesehan. Aldi duduk langsung menghadap jalanan di depannya. Kini mereka berada di sebuah pegunungan. Kanan jalannya adalah tebing sedangkan tepat di belakang Aldi duduk adalah sebuah jurang.

Suasana dinginnya malam disertai gerimis kecil merupakan waktu yang tepat untuk makan malam. Jalanan lumayan gelap karena lampu jalan yang dipasang jaraknya lumayan bejauhan menambah suasana sendu. Ia memesan menu yang sama dengan yang lain yaitu ayam bakar dan ditemani segelas air perasan jeruk yang hangat.

Setelah puas makan mereka beristirahat sejenak, Aldi diam sejenak memandangi jalan sambil menghisap sebatang rokok. Kendaran yang lalu lalang tak begitu banyak, mereka cenderung pelan karena banyak tikungan serta tanjakan yang lumayan curam di jalur ini. Di atas tebing samar-samar Aldi melihat sesosok wanita dengan rambut panjang tergerai menggunakan gaun berwarna merah.

Dari kejauhan terdengar suara motor yang melaju lumayan kencang. Sosok wanita bergaun merah mengangkat tangannya, seketika premotor itu langsung kehilangan keseimbangan pada saat di tikungan. Mereka meluncur cepat hampir menabrak pembatas jalan. Untungnya Melati bergerak cepat untuk mengurangi kecepatan mereka. Akhirnya pemotor tersebut menabrak pembatas jalan namun dengan kecepatan yang telah berkurang drastis.

Pemotor tersebut akhirnya selamat, karena jika luncurannya terlalu cepat ia akan menabrak pembatas jalan lalu jatuh ke bawah jurang. Aldi langsung berlari ke arah premotor tersebut, ternyata mereka adalah pasangan suami istri yang baru saja pulang dari liburannya. Aldi membantu keduanya berdiri, kondisi motornya lumayan rusak tapi keduanya hanya luka ringan.

Sementara Melati melesat cepat ke atas tebing untuk mengejar wanita bergaun merah tersebut. Dimas dan Riki membantu menuntun kedua pasangan tersebut untuk duduk di warung, Aldi membantu mendorong motornya.

Saat sudah duduk tenang Aldi mulai menanyai mereka berdua.

“Kok bisa sampe jatuh mas?” Tanya Aldi

“Ndak tau mas, aneh rasanya. Padahal sebelum pulang udah saya cek semua kondisi motornya. Tadi pas belokan bannya tiba-tiba selip terus remnya sama sekali ndak pakem, padahal kampas remnya baru saya ganti sebulan yang lalu” Ujar pria tersebut keheranan

Melati kini berhasil menangkap sosok wanita tersebut. Melati lalu membantingnya dengan keras ke tanah. Melati yang dasarnya adalah sosok kuntilanak hitam kini berhadapan dengan kuntilanak merah. Jauh di atas angin Melati unggul, kunti merah itu hanya menatapnya nyalang sambil menjulurkan lidahnya yang panjang.

Kuntilanak merah ini ternyata sering mencari tumbal di sekitar jalan untuk dijadikan budaknya. Kondisi jalan yang sepi merupakan waktu yang pas untuk kunti merah mencari tumbal. Suro datang langsung membakarnya. Nyala api menari-nari di tubuh kuntilanak tersebut, bau anyir menguar.

“Aaarghhhh”

Suro terus membesarkan apinya lalu meledakkan sosok kuntilanak merah tersebut.

Duaaaarrrr.

Sontak Aldi dan yang lain terkejut mendengar suara ledakan di tengah hutan gelap seperti ini. Istri dari pria tersebut yang tadinya ketakutan kini semakin menjadi-jadi. Tak lama Suro dan Melati datang, keduanya mengacungkan jempolnya tanda masalah sudah selesai.

“Udah mbak jangan takut. Mungkin itu ban truk yang meletus, suaranya emang keras banget” Ujar Aldi berbohong.

Setelah beberapa lama akhirnya kedua pasangan itu kembali tenang. Akhirnya kedua pihak melanjutkan perjalanannya masing-masing. Kini Aldi sudah kembali ke dalam mobil.

“Tadi itu apa Al?” Tanya Dimas

“Ada kunti merah yang lagi cari tumbal” Balas Aldi santai

Tapi yang lain langsung merinding ketakutan, akhirnya Aldi tak melanjutkan ceritanya takut tambah merusak suasana. Setelah beberapa lama akhirnya Aldi sampai di rumahnya. Dimas beserta yang lain langsung melanjutkan perjalanan.

Melati langsung menempati tempat favoritnya yaitu pohon asam jawa, kali ini ia mengajak Maya dan berbagi tempat. Sedangkan Suro harus mengalah mencari spot lain. Ia sampai di rumahnya tengah malam, sehingga ia harus mengetuk pintu beberapa kali agar dibukakan.

Aldi sedikit terkejut ternyata yang membukakan pintunya adalah Nara, dengan kaos hitam disertai celana pendek lengkap dengan wajah yang ngantuk.

“Udah pulang dek?” Tanya Nara sambil menahan kantuk

“Iya kak, ibu udah tidur?”

“Udah, cepet bersih-bersih badan terus tidur” Ujar Nara

Aldi langsung masuk menaruh tasnya lalu ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Saat masuk kamar ternyata Nara telah menguasai kasurnya.

“Dia rindu padamu Al” Ujar Suro

Aldi sendiri sedikit terkejut karena Suro telah duduk manis di atas lemari, pandangannya sendu menatap Nara yang kini sudah kembali menjelajahi alam mimpi. Aldi tak ambil pusing ia lalu merebahkan di samping Nara. Ia sedikit teringat waktu mereka kecil, mereka sering tidur bersama karena Nara selalu ketakutan untuk tidur sendirian.

Aldi selalu mengalah menuruti kakaknya untuk tidur bersama, walaupun itu mengurangi ruang di kasur serta membuatnya menjadi lebih sempit dan menciptakan persaingan dalam perebutan guling. Ia berjanji pada dirinya sendiri ia akan menggantikan peran bapaknya sebagai pelindung bagi kedua wanita yang amat ia cintai di rumah ini.

Pagi harinya ia bangun tak mendapati Nara di sampingnya, saat bergegas untuk mandi ternyata Nara sudah berjibaku di dapur, sedangkan ibu mungkin sudah berangkat kerja. Nara sendiri memang sedari kecil sudah belajar masak, sehingga menu sarapan kali ini adalah nasi goreng buatan kakaknya.

Setelah sarapan Aldi langsung memasak air menyeduh segelas kopi. Ia lalu duduk santai di ruang tamu sambil merokok.

“Ngapain aja kemarin liburan di rumah temenmu?” Tanya Nara

“Ndak ada kak, cuma main biasa” Balas Aldi yang tak ingin jujur

Jika Aldi jujur selama di rumah mbah Wo menghadapi pocong dan harus koma di rumah sakit tentunya Nara akan ngereog dan menjadi super protektif kepada dirinya.

“Besok temenin kakak ya!”

“Kemana?”

“Kosan, buat ambil barang sama ngurus beberapa hal di kampus”

“Yaelah kak, baru aja aku pulang masa langsung disuruh keluar lagi” Dengus Aldi

Tak dapat dipungkiri dirinya juga masih lelah untuk kembali berpergian, setidaknya ada satu hari saja yang dapat ia gunakan untuk beristirahat.

“Yaudah lusa deh, gimana?”

“Iya lusa aja ya kak, masih capek”

Akhirnya seharian ini dan besok akan menjadi hari paling bahagia bagi dirinya karena bisa rebahan dan bermalas-malasan seharian. Tapi tidak semudah itu jika ada Nara di rumah, dia akan selalu disuruh-suruh seperti biasanya. Disuruh mengantar ke pasar, disuruh cuci piring, disuruh melawan monster, disuruh menghentikan meteor dan banyak lagi. Aldi sampai heran mengapa anak bungsu selalu jadi pihak yang paling sering disuruh-suruh, tapi anehnya dirinya juga tidak bisa menolak.

1
Didik Sutrisno
mantapp
Was pray
dan tiba tiba... muncul anak tikus imut.... 🤣🤣🤣
Ham
sesekali doble up thor, seru ceritanya
A.J. Roby: Nanti diusahakan hehehe
total 1 replies
Ham
semangat thor
A.J. Roby: Siap terimakasih😁
total 1 replies
Was pray
coba sekali sekali teriak kagetnya nggak AAAA... AAA .. AAA.. ganti BBB.. atau CCC .. CCC .. 🤣🤣🤣
A.J. Roby: Ide yang menarik🤣
total 1 replies
Ham
mantap thor
Ham
thor sesekali double up, seru ceritanya
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!