Transmigrasi Masuk Kedalam Novel Apocalypse

" Kalau kamu tidak tega meninggalkan wanita itu sendirian tidak masalah, silakan bersama nya. Aku hanya akan membawa orang orang yang ingin ikut bersama ku. " ucap Zion tegas.

" Kak aku akan tetap ikut bersama kakak. " ujar Rafa.

" Begitupun aku. " sambung Tristan.

" Baiklah, yang ingin ikut silakan bersiap-siap dan yang ingin tinggal aku akan memberikan sebuah perahu karet untuk kalian dan sedikit makanan. Karena Gea juga memiliki kemampuan ruang dan dia juga telah mengambil cukup banyak perbekalan waktu di pelabuhan. " lanjut Tania berkata sembari mengeluarkan perahu karet yang sebelum nya dia gunakan bersama Zion da juga Dean.

Tania juga meninggalkan cukup banyak makanan kepada Kevin karena pria itu tetap ingin tinggal bersama Gea.

Setelah semua nya siap, Tania kembali mengeluarkan kapal milik nya langsung ke atas air. Suhu pagi ini terasa sangat dingin menusuk hingga ke tulang, membuat Tania mengeluarkan beberapa pakaian dingin untuk dirinya dan juga orang-orang yang mengikuti nya.

" Pakai ini, seperti nya kita tidak akan bisa bertahan lama di luar dengan cuaca seperti ini. Secepatnya kita harus mencari pangkalan atau basis yang terdekat. " ujar Tania kepada semua orang.

" Apa kalian benar-benar tega meninggalkan kami berdua disini dengan kondisi suhu yang sangat dingin ini? " tanya Gea dengan menunjuk wajah sedihnya dan yang pasti itu hanya topeng yang dia gunakan untuk menarik perhatian.

Tapi sayang nya wajah menyedihkan itu terlihat menjijikkan di mata Zion, Dean dan juga Tania. Mereka tahu orang seperti apa perempuan itu, bahkan wajah licik perempuan itu pun terlihat jelas oleh mereka meskipun perempuan menujukkan raut sedih.

" Sudahlah Gea, mereka sudah mengatakan ingin meninggalkan mu. Ada aku yang akan terus bersama dan juga menjagamu. " ujar Kevin dengan nada lembutnya.

" Terima kasih Kevin... Tapi sayang nya bukan kamu yang aku inginkan pria lemah, aku menginginkan Zion pria yang kuat dan juga sangat menggairahkan... " ucap Gea dan tentu saja perkataan nya yang terakhir hanya bisa di ucapkan nya di dalam hati.

Tania yang tidak peduli pada drama murahan yang di tampilkan oleh Gea, langsung beranjak pergi dan langsung di ikuti oleh Zion dan juga Dean.

" Kami pergi Kevin, semoga kamu bisa menjaga dirimu. " ucap Tristan memeluk sekilas Kevin.

" Semoga kita nanti bertemu lagi kak. " Rafa pun memeluk Kevin lalu beranjak pergi menuju ke kapal dimana yang lainnya telah menunggu.

Kapal yang membawa Tania terlihat mulai menjauh dari gedung perkantoran itu, tujuan mereka adalah mencari pangkalan atau basis yang berada di dekat sana untuk sementara waktu tinggal sampai cuaca dingin ini berlalu.

Semakin siang suhu yang di rasakan malah semakin dingin, bahkan salju yang turun semakin deras sehingga membuat kapal mulai tertutup butiran-butiran salju yang putih itu.

" Salju semakin deras kak, apakah pangkalan yang akan kita tuju masih jauh? " tanya Rafa kepada Tania yang duduk bersama nya.

" Entahlah, aku pun tak tahu Raf. " jawab Tania, meskipun sebenarnya dia tahu kalau mereka sudah semakin dekat dengan pangkalan pertama yang di dirikan sejak kabut hitam membuat manusia menjadi zombie turun.

Semua itu dia ketahui dari ingatannya ketika membaca novel ini, namun dia tidak akan memberitahu kan kepada siapapun meskipun itu kepada Zion kekasih nya perihal kedatangan nya di dunia novel ini.

Menjelang sore hari akhirnya mereka melihat satu pangkalan yang terlihat sangat besar. Terlihat pula ada banyak antrian kapal ataupun perahu yang ingin masuk ke dalam pangkalan tersebut.

setelah menunggu cukup lama sampai membuat langit gelap, akhirnya tiba di bagian kelompok Tania yang masuk.

" Berapa orang anggota kalian? " tanya seorang penjaga yang bertugas di sana.

" Kami berlima, empat pria dan satu wanita. " Zion yang menjawab.

" Baiklah, persatu orang yang masuk harus membayar dengan persediaan makanan. Minimal satu tas ransel ini untuk satu orang nya, " ujar penjaga itu sembari memberikan satu buah tas ransel berukuran sedang sebanyak lima buah kepada Zion.

Zion lalu mengambil tas tersebut dan membawa nya menuju kehadapan Tania. Dengan cepat gadis itu mengeluarkan persediaan dan keempat pria itu langsung memasukan semua nya ke setiap ransel sampai penuh.

" Cukup mahal juga biaya masuk ke pangkalan ini, " gumam Dean.

" Setiap pangkalan pasti akan seperti ini mayor. " sahut Tania.

" Hmmm... semoga saja apa yang kita bayarkan sesuai dengan apa yang kita dapat kan di dalam sana. " ujar Dean lagi.

Tak lama kemudian Zion kembali mendekati yang lainnya " Sayang kamu akan masuk melalui pintu sebelah kiri dan kami pintu sebelah kanan. Peraturan dari sini memisahkan antara pria dan wanita, nanti setelah melalui pintu itu kita akan bertemu lagi. " ucap Zion dengan suara yang lembut kepada Tania.

" Hmmm... aku mengerti, sampai bertemu lagi nanti di dalam sayang. " angguk Tania memahami peraturan yang ada di sana.

" Hati hati, dan bila keluar terlebih dahulu tunggu kami di depan dan jangan kemana-mana. " lanjut Zion.

" Hmmm... "

Tania akhirnya berpisah sesaat dari kelompok nya, ternyata ketika memasuki pintu ada pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan setiap orang yang masuk tidak terinfeksi oleh virus zombie di luaran sana. Bahkan luka kecil pun akan membuat mereka di isolasi sementara sampai waktu yang di tentukan oleh pihak mereka dan baru akan di keluarkan apabila tidak terlihat perubahan kepada mereka yang di isolasi.

Tania, Zion, Dean, Tristan dan juga Rafa melalui pemeriksaan itu dengan sangat lancar. Namun ketika mereka telah masuk ada pemeriksaan lainnya dan itu merupakan pemeriksaan untuk menempatkan mereka di bagian mana tempat yang pantas untuk mereka.

Sebab pengguna kemampuan akan mendapatkan tempat yang lebih baik daripada orang-orang yang tidak memiliki kemampuan.

Dan pemilik kemampuan juga bisa menjalankan misi mencari perbekalan bersama dengan yang lainnya, dengan pembagian hasil 20-80.

20 untuk mereka yang membantu mencari dan 80 untuk pangkalan dan akan di distribusi kan kepada para penyintas yang tidak memiliki kemampuan.

Setelah pemeriksaan selesai, akhirnya Tania dan juga Zion serta yang lainnya mendapatkan tempat yang cukup nyaman. Mereka di berikan sebuah rumah yang cukup besar dan memiliki perlengkapan yang komplit di dalam nya.

" Melihat tempat tinggal ini aku rasa tidak sia sia membayar cukup banyak ketika masuk. " ujar Dean.

" Kamu benar Dean," sahut Tania.

" Disini hanya ada tiga kamar, satu untuk Tania dan yang dua akan kita isi satu kamar berdua. " ujar Zion.

" Aku pasti nya tetap bersama mu komandan, kita kan sehati. " ujar Dean dengan ekpresi yang menjijikan.

" Jauh-jauh dari ku Dean. " usir Zion yang merasa geli melihat kelakuan bawahan plus sahabat nya itu.

Tania yang melihat kelakuan kedua orang itu hanya bisa menggeleng kan kepala nya, sedangkan Tristan dan Rafa hanya bisa terbengong bengong melihat nya.

Sungguh kelakuan yang tidak mewakilkan tubuh dan wajah nya, begitulah pemikiran kedua pria itu.

to be continued🔥🔥🔥