Delia menikahi pria yang juga mencintainya. Danur adalah pacarnya saat dirinya menginjak kelas 3 SMA. Danur adalah pindahan dari Kota lain.
Setelah menikah Delia harus menahan pil pahit, karena sang suami memutuskan untuk menikah lagi dengan masa lalu nya.
Sebagai wanita tentu saja Delia tidak terima jika di madu. Dan yang lebih menyakitkan lagi, orang yang menjadi duri dalam rumah tangganya adalah sepupunya sendiri.
Semenjak hari itu, kehidupan Delia di penuhi pemandangan suami dan madu nya.
Istri mana yang sanggup di madu dan melihat suami bermesraan dengan wanita lain...
Namun di tengah kebimbangan hati untuk tetap bertahan atau menyerah, Seseorang malah memendam perasaan pada Delia.
Bagaimanakah kisahnya? akan kah Delia bertahan dalam rumah tangga yang di masuki orang ketiga atau melanjutkan hidup sendiri?
Jangan lupa mampir🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wahyu mengamuk
Brakkkkkk!!!
"Astaghfirullah! Masuk rumah bukannya ucap salam malah mengumpat" ucap Sinta pelan karena kaget, pintu di banting kasar oleh Wahyu.
Setibanya dirumah Wahyu langsung mengamuk. Melemparkan Vas bunga dan Gucci. Rencananya mereka malam ini akan menginap di Hotel tempat resepsi di adakan, namun karena hati yang kesal luar biasa, Wahyu meninggalkan resepsi sang putra tanpa menunggu selesai acara. Samali dirumah pria tua bangka ini mencak mencak tak jelas. Amarah akibat mendengar putra dari istri pertama malam mau menikah dengan mantan menantunya, ditambah Sinatria mantan besannya juga di ajak kerja sama segan D'AL Crop sehingga makin membara saja hati tua bangka satu ini. Tidak sampai disitu, Wahyu menuju kamarnya mencari foto kenangan bersama Sinatria. Lalu membakar album foto itu.
"Mas, tenangkan dirimu" Ujar Sinta tapi tak berani mendekatinya takut kena sasaran.
"Diam! Jangan ikut campur. Kau tidak ada guna sama sekali sebagai istri dan orang tua" maki Wahyu semakin menjadi saja.
Sinta langsung bungkam. Sakit sekali mendengar ucapan suaminya itu, tapi di telan saja. Karena percuma akan menjawab, pasti Wahyu akan semakin jadi. Dirinya hanya bisa mengelus dada berharap selalu di beri kesabaran menghadapi kelakuan Wahyu.
Inilah yang di tanggung nya selama 30 tahun ini. Sikap Wahyu yang temperamen,sering menghinanya. Meski masalah bukan Sinta yang membuat, tapi tetap saja dirinya turut terseret jika Sinta mencoba menenangkan Wahyu. Pria itu tak akan mau di nasihati, karena dirinya selalu merasa benar. Mana ada salam kamu Wahyu merasa bersalah. Hanya Danur yang tunduk padanya, Dimas tak akan mau di atur olehnya. Makanya Dimas tidak diberikan mengelola perusahaannya, tapi Dimas tidak peduli.
Sinta yang tak ingin jadi sasaran memutuskan masuk ke kamar, tapi itu justru membuat Wahyu semakin emosi.
"Berani kamu mengacuhkan aku!" bentaknya lalu berjalan mendekati Sinta dengan mata yang nyalang.
Wahyu melayangkan tangannya.
"Sampai tangan kotormu menyentuh pipi mama ku, aku tak akan segan-segan melaporkan mu dengan pasal KDRT" Dimas datang tepat waktu. Pria ini baru pulang dari Cafe dan ingin menjenguk mamaknya.
"Jangan ikut campur urusan orang tua!" bentak Wahyu.
"Dia Mama ku! kewajibanku melindungi dari tua bangka temperament seperti mu!" balas Dimas pedas.
Buggghhhhkkkk!!!
"Dimas!" pekik Sinta menghampiri anak yang terjungkal di hantam bogem dari Wahyu yang menggila.
"Security, security!!" Sinta berteriak.
Tak lama satpam datang dan mengamankan keduanya. Wahyu berusaha berontak tapi kekuatannya tentu kalah dengan dua satpam. Sementara Dimas, pria itu beranjak. Menepis bahunya lalu mengusap darah disudut bibirnya dengan senyuman miring.
"Namanya orang tua, meski pukulannya membuatku berdarah tapi tidak sakit sama sekali" ujarnya memancing kembali amarah Wahyu.
"Bangsat kau anak sialan!" maki Wahyu makin memanas.
"Sudah dong Dimas, nanti papa mu semakin murka" Sinta tak ingin anak dan suaminya ribut.
"Dasar anak pungut tak tau di untung!" ucap Wahyu.
"Mas!" Sinta tak menduga suami nya malah mengatakan yang sebenarnya tentang Dimas.
"Kenapa, kau tak terima? Sudah cukup aku menahan diri selama ini menghadapi anak begajulan ini" Wahyu menuding Dimas.
"Membuang uang ku saja merawat anak berandalan ini. Sudah di rawat tapi malah membuat ulah." Wahyu membalas agar Dimas juga sakit hati sepertinya.
"Oh jadi seperti itu. Pantas saja sikapmu terlihat sekali berar sebelah Pa Emm... Maksudku Tuan Wahyu Wijaya! Rupanya kau hanyalah orang tua angkat" meski terkejut Dimas bisa menguasai dirinya.
"Jangan kau fikir aku akan bersedih mengetahui ini semua. Justru aku rasanya sungguh lega. Karena nggak perlu di atur dengan hal yang nggak baik, harus selalu tunduk meski aturan yang salah sekalipun. Contohnya Danur putra kesayangan mu itu! Kau tak peduli saat Dia melakukan hal salah asal Dia mengikuti keinginanmu" balas Dimas tak kalah pedas.
"Cukup!" Wahyu akan kembali mengamuk tapi cepat-cepat di pegang security.
"Ma, terima kasih karena telah memungutku. Terimakasih atas semua kasih sayang mama yang tulus tanpa pamrih. Aku janji suatu saat nanti aku akan membalas semua jasa atas semua pengorbanan mama" Dimas mencium tangan Sinta.
"Apa maksud kamu Dim? Jangan mengada-ada" Sinta tak enak hati, seolah Dimas mau pergi jauh.
"Nggak ma. Aku sangat bahagia karena mama yang menjadi orang tua angkat ku. Aku pamit dulu ya ma, mama jaga diri, kapan-kapan aku menemui mama lagi" setelah mengatakan itu Dimas langsung meninggalkan kediaman Wijaya.
"Lepaskan aku! Kurang ajar sekali kalian. Berani sekali mengekang prnah yang telah membayar kalian!" pekik Wahyu pada kedua security.
"Maaf Tuan!" balas keduanya menunduk takut.
"Sekali lagi kalian berani menantang, akan ku pecat kalian tanpa pesangon!" Wahyu bergegas masuk kamar.
.
💔
.
Sementara di pesta
Delia kagum melihat penampilan Devan. Pria itu mengenakan setelan jas hitam. Sangat pas disandingkan dengan dirinya yang juga mengenakan gaun hitam.
"Jangan terlalu melihatku seperti itu, nanti kamu jatuh cinta" Devan PD sekali
Cih!!" Delia membuang muka agak malu juga karena ketahuan.
Devan tiba-tiba saja memeluk pinggang Delia.
"Hey! Gila ya anda!" pekik Delia tertahan.
Devan mendekatkan mulut ke telinga wanita ini "Lihatlah mantan suami yang tengil itu. Dari tadi hanya menatap ke arah mu. Ada baiknya membuat Dia sedikit kepanasan" Bisik Devan sambil membenarkan rambut Delia.
"Ah hahaha... Oh ya, kau pintar sejali ya ambil kesempatan" Delia memaksakan senyumnya. Tangannya seolah membenarkan letak dasi sedikit menjambaknya.
Danur hanya bisa mengepalkan tangannya melihat pemandangan kemesraan itu. Ada rasa penyesalan juga membuat resepsi begini. Niat untuk membuat Delia cemburu dan iri hati tapi malah dirinya yang kepanasan. Mana biaya membuat acara begini lumayan juga merogoh saku dalam.
Sedangkan Devan merasa mau tercekik karena Delia menjambak dasi dengan kencangnya.
"Lepas! Astaga, apa kamu mau membuat calon suamimu jadi almarhum? Bahkan aku belum puas main di ranjang dengan mu" ucap Devan tak bisa di filter.
Plakkkk
Kesal sekali Delia mendengar celetukan Devan yang blak-blakan ini. Untung agak berisik karena suara MC, jika tidak makin malu dibuat mulut Devan yang tidak bisa di rem. Devan hanya terkekeh melihat wajah Delia yang kesal.
"Heh, dasar wanita nggak tahu malu. Lepas dari mantan suami, sekarang malah mendekati saudaranya. Tahu aja Dia pria itu kaya raya" ucap Mila jadi kompor.
Danur hanya diam saja menahan hati yang cemburu. Sebisa mungkin menahan diri. Akan tidak lucu jika sudah menikahi wanita lain, tapi malah cemburu dengan mantan istri.
Dirasa sudah lama disini, Delia bermaksud akan pamit. Tapi gagal karena kedatangan teman-teman SMA mereka. Rupanya Mila mengadakan resepsi sekaligus reunian. Dengan berat hati Delia bertahan disini.
.
.
Jangan lupa like subscribe vote dan komentarnya 🙏🩵