perjuangan seorang pemuda untuk menjadi lebih kuat demi meneruskan wasiat seorang pendekar terdahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Kemarahan
"Lalu bagaimana dengan orang asing yang telah melukai ku dan membunuh empat orang murid Perguruan ini, apakah guru akan membiarkannya begitu saja? " tanya Jaluraga sambil menatap ke arah lukanya dan emosinya langsung memuncak mengingat kejadian di hutan wanamerta.
Dipasena menatap ke arah Jaluraga ia tahu bagaimana perasaan muridnya kehilangan satu tangannya. "Tentu saja tidak Jaluraga,setelah harimau emas aku dapatkan tentu saja aku akan mencari pemuda itu untuk memberikan hukuman berat padanya.Kalian berdua cepat panggil Rawasana dan Cakra Bayu untuk menemui ku.! " perintah Dipasena.
"Baik guru. " ucap keduanya lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Mendengarkan jawaban dari gurunya itu, Jaluraga bagaikan mendapatkan udara segar. .
"Orang yang melukaimu itu pendekar tingkat apaJaluraga, sampai membuat mu jadi begini, cepat ceritakan pada ku? " Ucap Dipasena.
"Mereka di tingkat langit tahap menengah gurunya. " jawab Jaluraga.
"Apa kamu bilang pendengar langit tahap menengah?" Dipasena sangat terkejut mendengar hal itu, Ia tidak percaya Jaluraga dapat dikalahkan oleh seorang pendekar tingkat langit tahap menengah. Baginya ini tidak masuk akal mengingat Jaluraga ada seorang pendekar tingkat langit tahap akhir.
"Kau sungguh memalukan Perguruan Harimau Hitam Jaluraga.Menghadapi seorang pendekar tingkat langit tahap menengah saja tidak becus. Aku kecewa sekali pada mu. " bentak Dipasena.
"Perlu guru ketahui, kecepatan gadis kecil yang membunuh empat orang bawahan ku itu sangat menakjubkan, sampai -Sampai aku tidak bisa melihat pergerakannya saat dia membunuh mereka empat guru. Sungguh menakutkan."ucap Jaluraga bergidik ngeri.
"Lalu bagaimana ciri-cirinya, cepat katakan dengan jelas, supaya aku tahu. " pinta Dipasena.
"Dua orang yang telah menganggu ku itu adalah ,seorang pemuda berpakaian biru dan seorang gadis kecil memakai pakaian warna muda guru. " jawab Jaluraga menjelaskan.
"Apakah kamu kenal dengan jurus yang mereka gunakan? " tanya Dipasena.
Jaluraga menggelengkan kepalanya. "Tidak guru, aku tidak mengenali jurus yang mereka gunakan,karena pergerakannya sangat sulit di ikuti oleh mata ku.
Dipasena termenung setelah mendengar penjelasan dari Jaluraga itu." Kau tenang saja Jaluraga, aku pasti akan mengusut mereka sampai tuntas karena sudah berani menyinggung Perguruan ini. "ucap Dipasena dengan serius.
"Memang seharusnya begitu guru mereka akan semakin berani sama kita, jika kita membiarkannya begitu saja. " ucap Jaluraga sambil membayangkan nasib kedua orang yang memotong tangannya setelah gurunya sendiri turun tangan.Ia yakin Andini dan Barata akan segera menderita.
Tidak lama kemudian Rawasana dan Cakra Bayu pun tiba. Mereka berdua langsung masuk kedalam begitu melihat pintu masih terbuka lebar.
Begitu di dalam mereka berdua sangat terkejut melihat tangan Jaluraga tinggal satu.
"Apa yang terjadi dengan mu Jaluraga? " tanya Cakra Bayu lalu mendekat.
"Nasib ku sungguh malang kakang, di hutan wanamerta aku dan rombongan bertemu dengan orang asing yang menyebabkan aku jadi begini."ucap Jaluraga
"Lalu bagaimana dengan hati harimau emas itu, apa kau juga gagal mendapatkannya? " tanya Rawasana.
Dipasena langsung menyahut mendengar pertanyaan dari Rawasana itu."Dia telah gagal mendapatkan hati harimau emas itu, Rawasana.Aku memanggil kalian berdua kemari adalah untuk menemani ku ke hutan wanamerta mencari harimau emas itu, karena kalau kita sampai gagal .Ketua pasti akan marah besar.
Mengenai orang yang telah melukai Jaluraga, nanti akan aku ceritakan pada kalian di perjalanan. " ucap Dipasena.
"Kalau begitu kita harus cepat, jangan sampai kita kehilangan Harimau emas itu kakang. " ucap Rawasana.
"Baiklah,kau tetap disini Jaluraga dan jangan kemana-mana sebelum aku kembali." ucap Dipasena.
"Aku mengerti guru. " jawab Jaluraga.
"Ayo kita berangkat. " ucap Dipasena.
Ketiga orang tersebut kemudian melesat ke arah utara menuju hutan wanamerta dengan ilmu ringan tubuhnya.
****
Sementara itu di perguruan Bambu Kuning, hari itu Ki saba Langit menghadap Rogodaru untuk melaporkan hasil dari pengintaiannya.
"Lapor ketua , setelah dua hari mengawasi Perguruan Atas Angin ternyata memang benar kalau Perguruan itu mendapatkan perlindungan dari siluman ular Putih.Tidak hanya Perguruan Atas Angin saja yang mendapatkan perlindungan itu Perguruan Rajawali pun demikian. " ucap Ki Saba Langit.
Rogodaru langsung marah besar mendengar kebenaran berita itu, hingga ia pun menggebrak meja di depannya hingga patah menjadi dua .Ki Saba Langit menundukkan kepalanya dalam-dalam tidak berani menatap muka ketua perguruan itu.
Kemarahan Rogodaru bukan tanpa alasan. Dengan adanya dukungan dari siluman ular putih maka dirinya menjadi mati langkah tidak bisa berbuat apa-apa untuk membalas kematian putranya Parawala.Walaupun hatinya panas membara dan sangat terguncang Rogodaru mencoba untuk menahan dan mengendalikan dirinya. Sebab ia tahu jika nekad bertindak sekarang menyerang Perguruan Atas angin maka dirinyalah yang akan hancur mengingat orang-orang dari istana Siluman ular putih adalah para pendekar kelas atas.
Dengan hati yang mendongkol Rogodaru terus mencari cara ,sekutu dan dukungan.Ia sudah tidak sabar ingin mendengar jerit tangis dari orang-orang Atas Angin yang telah membunuh anaknya.
"Keparat Fajar Prana, punya hubungan apa dia dengan istana siluman ular putih sampai dia mendapatkan perlakuan istimewa.Dan Perguruan Rajawali pun juga demikian.Apa yang diperbuat oleh dua Perguruan itu. " gumam Rogodaru.
Rogodaru merasa pencapaian dirinya melangkah ke pendekar tingkat dewa tahap akhir seakan percuma, karena tidak bisa berbuat banyak untuk membalaskan kematian putranya.
"Aku rasa kita belum mampu untuk menyerang Atas angin sekarang ketua, jika tidak mengumpulkan banyak pendekar tangguh."" ucap Ki Saba langit.
Rogodaru menatap Ki Saba Langit dengan tatapan penuh kemarahan, ingin rasanya ia memukulnya untuk meredakan amarahnya.
"Tanpa kau bilang seperti itu aku sudah paham Saba langit, ini semua karena kamu yang tidak bisa menjaga Parawala dengan baik. " bentak Rogodaru.
"Ampun ketua, ku akui ini memang salah ku yang tidak bisa mencegah ketua muda waktu itu. " ucap Saba Langit dengan muka tertunduk lesu.
"Sudahlah Saba Langit , aku merasa bosan dengan jawaban pun yang itu-itu saja.Cepat atau lambat aku pasti akan menghancurkan perguruan itu. " ucap Rogodaru dengan tangan terkepal.
"Lalu apa langkah ketua selanjutnya.? tanya Ki Saba Langit.
"Aku berencana untuk menghubungi Orang-orang dari lemah guntur dan lonceng merah, Saba langit.Dengan adanya dukungan dari mereka aku yakin bisa menghadapi orang-orang itu." ucap Rogodaru dengan rasa yakin.
"Itu sebuah ide yang cemerlang ketua, dengan adanya dukungan dari mereka peluang untuk menghancurkan Perguruan Atas angin akan terbuka lebar ."ucap ki Saba Langit.
" Tugas mu nanti adalah pergi ke kelembah guntur dan ke Perguruan lonceng merah,untuk mengantarkan surat dari ku."ucap Rogodaru.
"Saya siap ketua. "ucap Ki Saba Langit.
"Baiklah kau boleh pergi sekarang dan nanti menghadap ku kembali setelah suratnya sudah siap." ucap Rogodaru.
Ki Saba Langit pun kemudian pergi dari hadapan Rogodaru untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk perjalanan jauh untuk menjalankan tugas yang sudah menantinya.