NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Dewi Hijab

Terjebak Cinta Dewi Hijab

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Mengubah Takdir / Romansa / Bad Boy
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Hanina Zhang, merupakan putri seorang ulama terkemuka di Xi’an, yang ingin pulang dengan selamat ke keluarganya setelah perjalanan dari Beijing.

Dalam perjalananya takdir mempertemukannya dengan Wang Lei, seorang kriminal dan kaki tangan dua raja mafia.

Hanina tak menyangka sosok pria itu tiba tiba ada disamping tempat duduknya. Tubuhnya gemetar, tak terbiasa dekat dengan pria yang bukan mahramnya. Saat Bus itu berhenti di rest area, Hanina turun, dan tak menyangka akan tertinggal bus tanpa apapun yang di bawa.

Di tengah kebingungannya beberapa orang mengganggunya. Ia pun berlari mencari perlindungan, dan beruntungnya menemui Wang Lei yang berdiri sedang menyesap rokok, ia pun berlindung di balik punggungnya.

Sejak saat itu, takdir mereka terikat: dua jiwa dengan latar belakang yang berbeda, terjebak dalam situasi yang tak pernah mereka bayangkan. Bagaimana perjalanan hidup Dewi Hijab dan iblis jalanan ini selanjutnya?

Jangan skip! Buruan atuh di baca...

Fb/Ig : Pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_31 Wang Lei Kembali

Malam menjelang.

Hanina membuka kamar tidurnya yang tertata rapi. Melangkah pelan dan duduk di depan meja rias, membuka kaitan hijab yang membalut wajahnya.

Begitu pashmina terlepas dari kepalanya, dia menaruhnya di atas meja, lalu jemarinya mengurai rambut hitam legamnya yang bergelombang turun hingga ke pinggang.

Hanina menarik napas dalam menatap pantulannya di cermin, pikirannya berkecamuk memikirkan perkataan Xiao Mei. Hatinya masih belum terima jika Wang Lei telah tidur, berbagi ranjang dengan wanita-wanita seperti itu.

Namun, bukankah sudah seharusnya dia tak perlu memperdulikan bagaimana hidup pria itu. Hanya saja apakah benar Wang Lei akan memanfaatkanya seperti yang Xiao Mei katakan?

Hanina memegang dadanya yang berdebar. Semuanya benar-benar tak bisa di tebak, terlalu banyak kemungkinan, terlalu banyak dugaan.

"Astagfirullah... Hasbunallah Wa'nikmal Wakeel."

"Ku serahkan semua masalahku padamu ya Allah, hanya kepadaMu tempatku berharap dan bergantung." ucap Hanina, suaranya lirih sambil memejamkan mata.

Malam semakin larut. Setelah sholat isya dan berdoa, gadis itu beranjak ke ranjangnya, menarik selimut. Berdoa lalu terlelap dalam keheningan yang hanya di isi suara burung malam yang bertengger di atas genteng.

...•<•<•Pearlysea•<•<•...

Seorang pria nampak menuntun kendaraan roda duanya saat memasuki gang kecil menuju rumah bos Liang. Wang Lei, pria itu nampak berhati-hati saat menyeret motornya, takut membangunkan para warga yang terlelap di malam hari.

Kepalanya masih mengenakan helm, di punggungnya ada tas berukuran sedang, sepertinya itu berisi oleh-oleh untuk Hanina.

Begitu tiba di halaman rumah bos Liang dan memarkirkan motornya, Wang Lei melepas helm. Langkahnya mendekati teras depan dimana Chen Jie sedang tidur terlentang di atas tikar dengan tangan bersedekap di dada menyerupai mumi fir'aun.

Wang Lei menggelengkan kepala menatapnya, lalu kakinya menendang pelan paha pria itu.

"Chen Jie! heh, bangun,"

Seperti biasa pria itu tidur seperti batu kuburan. Tidak bergeming sama sekali, hanya suara dengkurnya yang makin keras.

Wang Lei diam sejenak, dia sudah tau pola tidur sahabatnya itu, Chen Jie tidak akan bangun kalau belum tercipta bencana, entah itu bencana alam atau bencana buatan.

"Baiklah, ini lebih baik." Wang Lei melepas tas di gendonganya lalu menunduk, dalam hitungan satu, dua, tiga.

Klep!

Wang Lei menekan tasnya di atas wajah Chen Jie yang sontak membuatnya langsung kelojotan. Baru setelah 10 detik, lelaku itu mengangkat tasnya lagi, Chen jie ngos-ngosan, dadanya naik turun, dia hampir berteriak sebelum kemudian tangan Wang Lei menutup mulutnya.

Chen Jie menatap Wang Lei dengan mata melotot, berusaha menahan teriakannya. Napasnya masih tersengal dengan wajah merah padam.

"Gila kau!" desisnya setelah Wang Lei akhirnya melepaskan tangannya.

"Kau mau buat aku mampus, sialan!" umpatnya pelan.

Wang Lei terkekeh rendah, suaranya nyaris tak terdengar.

"Kalau kau masih bisa bicara, berarti belum mampus."

Chen Jie mendengus kasar.

"Brengsek, kau dan cewekmu itu sama saja, bangunin orang kaya ngajak perang."

Wang Lei memutar bola mata malas mendengarnya, lalu bangun berdiri.

"Gak usah bawel, buka kuncinya cepet!"katanya seraya berjalan mendekati pintu.

Chen Jie dengan ogah-ogahan bangkit, meraih kunci yang diselipkan di saku celananya. Tangannya masih gemetar menahan emosi.

"Dasar orang gila... kalau aku kena serangan jantung tadi gimana?" gumamnya sambil membuka kunci pintu. Wang Lei tak menanggapi.

Di dalam kamar, Xiao Mei yang sengaja tidak tidur demi menyambut kedatangan Wang Lei mendengar percakapan mereka di luar. Segera wanita itu keluar kamar dengan dandan yang seksi. Sebelumnya dia telah mengambil pakaian ganti di apartemenya sebelum memutuskan menginap lagi dengan alibi menemani Hanina.

Xiao Mei melangkah keluar kamar dengan balutan gaun tipis yang jelas tidak pantas dikenakan di rumah orang lain. Wajahnya dipulas dengan make up tipis, tapi cukup menegaskan niatnya. Dia berjalan mendekati pintu sambil tersenyum menggoda, matanya langsung tertuju pada Wang Lei yang baru saja masuk setelah Chen Jie membuka kunci.

"Ah, akhirnya kau datang juga." Suaranya mendayu, penuh arti.

Wang Lei berhenti di depan pintu, menatap sekilas ke arahnya tanpa ekspresi, lalu melangkah masuk dengan membawa tas. Sama sekali tak menggubris rayuan terselubung itu.

"Sudah larut, Xiao Mei. Kenapa kau belum tidur?" tanyanya datar, bahkan tanpa menoleh lagi.

Xiao Mei menyusul langkahnya dengan penuh percaya diri.

 "Aku menunggumu. Kupikir, mungkin kau butuh teman bicara setelah perjalanan panjang."

Chen Jie yang masih setengah kesal mendengus sambil merebahkan diri kembali di tikar. "Teman bicara atau teman ribut, ya?" celetuknya sinis.

Xiao Mei melirik sekilas, malas menanggapi ucapan Chen Jie. Fokusnya hanya pada Wang Lei. Dia menyusul pria itu yang kini sudah menaruh tas di atas meja ruang tamu.

Wang Lei lalu duduk lalu menarik napas panjang, nampak kelelahan sebelum kemudian kepalanya menoleh ke arah tangga, ke pintu kamar Hanina. Membayangankan gadis itu sedang tidur tenang dan tak ingin berusaha mengganggunya.

Xiao Mei memperhatikan gestur Wang Lei yang membuat hatinya mendidih.

"Kau bahkan belum melihat apa yang kubawa untukmu, tapi kau sibuk melirik ke kamar itu?" sindirnya lirih, ikut duduk di samping pria itu.

Wang Lei menoleh pelan, menatapnya dingin. "Jaga suaramu, jangan buat kebisingan."

Xiao Mei tersenyum menggoda, merapatkan tubuhnya ke tubuh Wang Lei, membuat lelaki itu mendengus risih.

"Apa yang kau lakukan?"

Xiao Mei terkekeh, tanganya berani mengusap dada bidang Wang Lei dengar gerakan menggoda.

"Ah... apa kau lupa pada pesan yang ku kirim siang tadi? Aku mohon sayang,... Jangan jadi pecundang yang lari pada janji." ujarnya dengan suara setengah mendesah.

Wang Lei menatapnya dengan rahang mengeras, tangannya menepis jemari wanita itu cukup kasar.

"Jangan gila, Kau pikir aku akan melakukannya di sini? Di rumah orang, dengan Hanina tidur hanya beberapa langkah dari kita?"

Xiao Mei mendesis kecil, tubuhnya makin merapat.

"Kau takut dia mendengar? Atau… kau takut dia tahu siapa dirimu sebenarnya?" bisiknya setengah menantang.

Wang Lei memalingkan wajah, menahan emosi yang bergolak. Setiap kata Xiao Mei seperti racun yang menguji kesabarannya.

"Aku tidak perlu pembicaraan kotor darimu malam ini," ucapnya pendek. Lalu meraih rokok di saku, menaruhnya di bibir dan menyalakan ujungnya dengan korek zippo.

"Tidurlah, Xiao Mei. Jangan buat masalah." ucapnya, mulutnya mengeluarkan asap yang mengepul di sekitarnya.

Xiao Mei menyipitkan mata tajam, jelas frustasi karena usahanya di acuhkan Wang Lei.

"Kau benar-benar memilih dia?" tanyanya.

"Aku tidak memilih siapa pun. Tapi aku tahu siapa yang harus kujaga." jawabnya tanpa menoleh, masih mengisap rokok dengan kepala yang menggantung kesandaran kursi.

Kalimat itu membuat dada Xiao Mei sesak. Hatinya membara, tapi pikiranya terus berputar bagaimana membuat pria ini mengungkungnya malam ini. Jujur saja wanita itu sudah sangat gatal, tapi pria yang di harapkannya malah mengacuhkannya seperti ini.

Di luar Chen Jie yang merebah di tikar, menutup wajah dengan lengan sambil bergumam,

"Tunggu saja, dua-duanya keras kepala. Besok pagi pasti ribut lagi." gumamnya, lalu tiba tiba suara dering dari ponselnya berbunyi.

Dia langsung mengambil ponsel di sakunya, dan mengangkatnya ke telinga.

"Halo, koko." suara seorang gadis kecil menyapanya dengan menangis. Chen Jie langsung menegang.

"Ada apa? Lin'er?"

"Koko, Ibu jatuh di kamar mandi. Cepat pulang sekarang ibu pingsan."

Chen Jie langsung bangkit berdiri, wajahnya berubah panik.

"Apa?! Iya, Iya... Koko segera pulang," balasnya. Dia mematikan panggilan dan bersiap untuk pergi. Wang Lei yang mendengar suara Chen Jie, langsung keluar di ikuti Xiao Mei.

"Apa yang terjadi?" tanya Wang Lei mendekati Chen Jie.

"Sakit ibuku sepertinya kambuh, adiku bilang ibuku jatuh di kamar mandi dan harus segera di bawa ke rumah sakit, tapi aku tidak punya uang untuk membayar,"

"Jangan khawatirkan itu, pertolongan ibumu lebih penting, aku akan membantu." kata Wang Lei, menepuk pundak Chen Ji.

"Kau tidak bisa meninggalkanku begini, Wang Lei!" suara Xiao Mei menambah ketegangan.

Wang Lei menoleh menatap Xiao Mei dengan sorot mata tajam. Pikiranya berputar dengan bimbang, apakah dia akan ikut ke rumah sakit atau tetap di rumah menjaga Hanina?

...----------------...

...Syedih banget, penulis pemula jarang banget dapet dukungan.. 🥲 Terimakasih buat kamu yang selalu suport karya ini ya,.. kalian berharga banget buat mood aku menciptakan novel ini... Semoga kedepannya tulisanku bisa lebih baik lagi... ...

...Terimakasih sayang... 🌹🌹🌹...

1
Siti Nina
Waduh ketauan gak tuh sama bos nya,,,🤔 lanjut thor semangat ya up nya 💪💪💪
Siti Nina
Ko blm di lanjut thor cerita nya makin seru 🤗
Nalira🌻: Sudah up ya kak sayang😍. Makasih banyak udah setia menunggu kelanjutannya.
total 1 replies
Siti Nina
Jangan mudah percaya sama orang yg baru saja kita kenal,,,benar kata si wang lei klw dia mau merusak si hanina udh dari pertama kali dia lakukan,,,lanjut thor makin seru cerita nya 👍👍👍
Siti Nina
Salah faham
Siti Nina
Bodoh banget kamu hanina percaya pada jalang apa yg akn di lakukan wang lei ya bikin penasaran 🤔🤔🤔
Siti Nina
Kena fitnah si xiamei jalang 😏 bagaimana kah kelanjutannya di tunggu thor makin penasaran 🤔🤔🤔
Siti Nina
Wahh berengsek emg si xiamei
Nalira🌻: Emang paling bener di cekik aja ya 😏
total 1 replies
Siti Nina
Tetep semangat thor dlm berkarya 💪💪💪 cerita nya bagus kok bikin penasaran sama kelanjutannya 👍👍👍
Siti Nina
Wahh,,,ga beres nih si xiomei tapi sayang juga sih gadis suci harus dpt bekas suka celap celup kya si wang lei
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
Lanjut thor makin seru cerita nya,,,bikin penasaran gmna akhirnya kisah cinta mereka 🤔🤔🤔
Siti Nina
Wahhh,,,wang lei sudah jatuh cinta nih bagaimana kelanjutannya makin penasaran 🤔 Lanjut thor makin seru cerita nya 👍👍👍
Nalira🌻: Terima kasih masih mampir kak... aku bakal update setiap hari di jam 10 in sya Allah..
total 1 replies
Siti Nina
Wahh kena fitnah nih si wang lei jgn percaya henina dia hanya ingin kamu membenci si wang lei,,,,lanjut thor 👍👍👍💪💪💪
Siti Nina
Di tunggu kelanjutannya thor ttp semangat 💪💪💪
yumi chan
thor jgn bt wanita yg jd prn utma lmh thor..agar critanya gk memboskn ..
Siti Nina
Lanjut thor ttp semangat ya 💪💪💪👍👍👍
Siti Nina
Lanjut thor makin seru cerita nya semangat ya up nya 💪💪💪👍👍👍
Siti Nina
Wahh,,wang lei terpesona pada hanina tapi ga mau ngaku gengsi di gedein 😄
Nalira🌻: Badboy emang gitu😂
total 1 replies
Siti Nina
Astaga ada" saja tuh kakek" bikin emosi jiwa 😅
Siti Nina
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!