itulah julukanku pendekar Tampan dan orang orang orang pasti tau siapa aku .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abu Yub, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31~Kecantikan nomor satu..
"Tuan ..!kami ingin menyewa sebuah ruangan khusus untuk kami berdua, tetapi pelayan itu mengatakan semua ruangan khusus telah penuh semuanya."Kata seorang gadis yang berdiri di samping kecantikan nomor satu itu.
"Bagaimana kalau kalian berdua duduk di lantai dua saja, tapi menu masakannya daging binatang roh tingkat paladium, kami akan mengantarnya kesana."
"Tapi, tuan..!kami juga ingin menikmati daging menu masakan itu di ruangan khusus , karena suasa di ruangan khusus sangat berbeda dengan suasa di lantai lain."Kata nona itu lagi.
"Yang di katakan pelayan itu tadi sangat benar nona, semua ruangan ruangan khusus di lantai lima ini telah penuh semuanya "
"Tapi ..!"
"Sudahlah ping ping..!kita makan di lantai dua saja."Terdengar suara bernada dingin yang memotong perkataan saudarinya tersebut.
"Bukankah paman Ke mar masih memiliki satu ruangan khusus lagi."Ucap Satria sambil berjalan mendekati kearah mereka.
"Tapi itukan ruangan pribadi tuan muda Satria..!"Kata paman Ke mar sambil berbalik kearah Satria.
"Tidak apa apa paman Ke mar ..!biarkan kedua nona ini memakai ruangan tersebut."Ucap Satria lagi sambil tersenyum.
"Uuuwwwwaaaaahhhhh....sangat tampan..!perkenalkan namaku Ming she dan ini saudariku namanya Ming rong."Kata gadis itu, wajahnya bersemu merah. Sedangkan nona Ming rong tetap diam dengan karakternya yang dingin tak banyak bicara.
"Ooo..salam kenal nona Ming she..!dan perkenalkan namaku Satria."
"Kemudian Satria berbalik kearah paman Ke mar dan berkata.."Paman Ke mar ..!aku akan pergi keluar sebentar untu.."
"Wow ..bukankah ini noma Ming rong kecantikan nomor satu di kota Batu bulan ini...!"Sebelum Satria menyelesaikan kalimatnya, beberapa pemuda telah datang menghampirinya.
"Halo..nona muda Ming rong ..!perkenalkan namaku Ji gewe..! aku ingin mengajak anda keuanganku untuk makan bersama teman temanku ini."Seorang tuan muda berusia sekitar dua puluh sampai dua puluh satu tahun berbicara, lalu dia menunjuk kearah teman temannya.
"Maaf tuan muda Ji gewe..!kami telah mempunyai ruangan kami sendiri."kata Ming she dangan nada canggung, dia telah mendengar sedikit rumor yang sangat buruk dengan perangai tuan muda Ji gewe ini.
"Aaahhh..bagaimana kalau aku sendiri yang akan ikut makan di ruangan khusus kalian..?Aku ingin mengenal lebih dekat dengan nona Ming rong, dan biarkan saja teman teman ku ini yang akan memakai ruanganku saja." Kata tuan muda Ji gewe dengan nada sedikit memaksa.
Maaf ..!kami hanya ingin makan berdua saja tanpa ada orang lain yang menggangunya.Tua...!bisakah anda menunjukkan ruangannya kepada kami ...?"Ming rong segera berkata kepada paman Ke mar tanpa melihat sedikitpun juga kearah tuan muda Ji gewe.
"Belum ada yang berkata tidak kepadaku, setiap aku mengak sese orang di kota Batu bulan ini."Kata Ji gewe dengan nada angkuh.
"Sekarang kamu telah mendengar nya apa yang baru saja aku katakan...!"Balas nona Ming rong dengan nada dinginnya.
"Ming she menyikut lengan saudarinya Ming rong, memperingatkannya agar tidak bersikap kasar berbicara terhadap tuan muda Ji gewe."
"Aku bisa saja membuat gedung Restoran ini tutup, jadi aku bisa melarang kalian makan di ruangan tersebut, kecuali anda berdua makan bersamaku."Kata tuan muda Ji gewe dengan nada yang sangat angkuh sambil tersenyum sinis.
Paman kemar yang mendengar itu hanya bisa mengutuk dalam hatinya, sebab dia juga sangat takut terhadap tuan muda Ji gewe ini, karena dia Anak dari walikota, Kota Batu Bulan ini.
Tatapan nona Ming rong semakin bertambah dingin saat dia berbalik kearah tuan muda Ji gewe, sedangkan untuk Ming she..!dia terlihat mulai gugup dan ketakutan.Sebab dia tidak tau harus berbuat apa, karena rasa takutnya terhadap tuan muda Ji gewe.
Karena menurut kabar dan rumor yang mereka dengar, tuan muda Ji gewe ini juga suka mempermain kan banyak gadis gadis, setelah dia merasa bosan , dia membuangnya begitu saja. Orang tua gadis gadis yang menjadi korbannya sangat marah terhadap tindakan tuan muda Ji gewe, tetapi mereka sangat takut menyinggung sang Walikota, penguasa Kota Batu Bulan ini.
Ooo..apakah kamu bisa menutup rumah makan ini..?"Satria sebenarnya malas mencampuri urusan mereka, tapi itu menyangkut rumah Restoran Paman Ke mar, dia dia tidak akan tinggal diam saja, sebab Restoran makan Paman Ke mar penghasilannya juga.
"Siapa kamu..?pelan sepertimu tidak di izinkan untuk berbicara, apakah kamu tidak tau siapa aku..?Aku adalah anak dari walikota, di kota Batu Bulan ini, bos mu saja tidak berani berbicara seperti itu kepadaku."
Melihat pakai yang di pakai Satria yang sangat sederhana, tuan muda Ji gewe berpikir bahwa Satria pelayan di restoran ini.Para pemuda di belakang tuan muda Ji gewe juga tersenyum sinis kearah Satria.
"Apakah restoranku akan berdarah lagi hari ini ..?"Kata Paman ke mar yang mengeluh di dalam hatinya.
Semua orang di kota Batu Bulan ini telah mengetahui bahwa kemarin telah di gedung Restoran Paman ke mar telah terjadi pembantaian, tetapi rumah makannya tetap ramai, karena hanya di restoran ini mereka bisa menikmati menu daging roh lebih tinggi dari restoran dan rumah makan lainnya.
"Plaaakkkkk...!ahhhkkkk...!"
Terdengar suara tamparan yang begitu keras di sertai sebuah jeritan kesakitan memenuhi semua ruangan lantai lima restoran tersebut, beberapa tamu di dalam ruang tersebut berhamburan keluar melihat apa yang sedang terjadi...?Mereka melihat tuan muda Ji gewe sedang berguling guling sambil memegang wajahnya yang berdarah dan juga giginya yang rontok.
Satria tidak menggunakan kekuatan apapun saat menampar tuan muda Ji gewe, dia menggunakan tamparan manusia biasa kepadanya.Jika Satria menggunakan sedikit saja kekuatan tubuhnya, maka dapat di pastikan kepala tuan muda Ji gewe akan meledak jadi bubur daging.
Orang yang barusan berhamburan keluar segera saja masuk lagi ke ruangannya masing masing, tidak ada satu pun yang terlihat simpati melihat keadaan tuan muda Ji gewe itu.Mereka semua malah bersyukur, bahwa tuan muda Ji gewe telah di beri pelajaran oleh seseorang, tetapi mereka juga tahu orang yang telah memberi pelajaran kepada tuan muda Ji gewe akan berakhir buruk.
Ming rong dan Ming she tertegun sejenak, mereka berdua melihat Satria berani menampar tuan muda Ji gewe.
"Aku tidak peduli apakah kamu anak seorang walikota, bahkan anak kaisar sekalipun, jika kamu berani menutup gedung restoran ini..aku juga bisa menutup matamu selamanya."Ucap Satria sambil tersenyum.
"Bawa segera dia pergi dari sini, jangan mengotori tempat ini, sehingga membuat pandangan tamu lainnya jadi terganggu."Kata Satria sekali lagi kepada teman teman tuan muda Ji gewe.
"Tunggu saja, kamu tidak tahu telah berurusan dengan siapa ..!"Seorang pemuda berkata kepada Satria, lalu bersama dengan teman lainnya dia mengangkat tuan muda Ji gewe dan meninggalkan restoran tersebut.
Kemudian ...Satria berlalu dari restoran Paman kemar, dia keluar bermaksud ..!!
Bersambung..