NovelToon NovelToon
Malam Petaka Party 17 Tahun

Malam Petaka Party 17 Tahun

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:35.6k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

"Argggghhh!" suara teriakan kencang yang terdengar.

"Tolong!"

"Lepaskan aku!"

"Jangan aku mohon! jangan!"

Aurora yang terus berteriak memohon ampun saat seorang pria yang tidak tahu siapa menyeretnya memasuki sebuah gudang yang sangat gelap yang membuat Aurora yang tidak tahu siapa itu.

"Tidak!" teriak Aurora dengan sekencang-kencangnya saat merasa sakit di area sensitifnya.

Air matanya yang jatuh saat kehormatannya di renggut paksa. Oleh Pria yang tidak bisa di lihatnya. Pria itu dengan bejat memperkosa gadis 17 tahun itu.

Malam Petaka Party saat merayakan ulang tahun sahabatnya yang membuatnya kehilangan kehormatannya. Pesta yang harusnya penuh dengan kebahagiaan berujung petaka. Kehilangan kehormatan, di temukan mayat dan berurusan dengan Polisi dengan kasus besar dan masa depan yang hancur.

Saksikan penuh dengan misteri di Novel terbaru saya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31 Zeva.

Sementara Askara melihat keadaan Zeva yang terlihat lemas dengan menahan sakit di bagian kepalanya.

"Zeva kamu tidak apa-apa?" tanya Askara panik. Zeva yang memegang kepalanya melihat telapak tangan yang berdarah. Pandangan mata Zeva juga mulai tidak jelas dan dengan pandangan goyang, akhirnya membuatnya pingsan dengan perlahan.

"Zeva!" Askara yang memegang pipi Zeva yang membangunkan Zeva.

"Zeva kamu bangunlah! Zeva!" ucap Askara.

Askara benar-benar khawatir langsung menggendong Zeva ala bridal style dan membawanya keluar dari ruangan tersebut untuk mendapatkan pertolongan.

Hal itu bersamaan dengan Laras yang kebetulan menuju ruangan Rora dan berpapasan dengan Askara yang menggendong Zeva dengan kepanikan. Sampai Askara lewat begitu saja dari hadapan Laras.

"Ada dengannya?" tanya Laras yang bertanya-tanya melihat Zeva.

Namun Laras langsung mempercepatkan langkahnya menuju ruangan Rora. Di mana sekarang Rora yang sudah berbaring lemas di atas ranjang setelah mendapatkan suntikan ketenangan dari Handika. Laras begitu terkejut melihat ruangan perawatan itu yang sangat berantakan dan juga melihat darah di dinding.

"Apa yang terjadi?" tanya Laras.

"Pasien histeris tiba-tiba dan kami tidak tahu apa penyebabnya," jawab Amanda yang masih mengatur nafasnya yang naik turun sempat kewalahan menghadapi Rora.

"Apa mungkin karena berita yang baru keluar mengenai Bryan," tebak Laras di dalam hatinya.

"Lalu bagaimana keadaannya?" tanya Laras.

"Sudah mulai tenang. Kami akan memberikan perawatan yang intensif untuk menjaga kondisinya," jawab Amanda.

"Di mana tuan Arga dan nyonya Risya?" tanya Laras yang memang tidak melihat kedua orang tua Rora.

"Mereka sedang pulang dan kami akan menghubungi mereka secepatnya," jawab Amanda.

"Lalu apa yang terjadi pada Zeva?" tanya Laras.

"Sepertinya Zeva di dorong saat ingin mencegah perbuatan kakaknya dan mungkin kondisinya juga sangat parah. Kami juga tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang," jawab Handika.

"Baiklah kalau begitu. Kalian tangani pasien dan jangan biarkan dia stres kembali. Saya datang kemari hanya ingin berbicara dengan pasien namun dengan kondisi yang seperti ini saya belum bisa berbicara kepadanya," ucap Laras.

"Iya," sahut Amanda.

"Saya permisi!" ucap Laras pamit. Handika dan Amanda menganggukan kepala mereka.

"Amanda. Jadi Laras yang menangani kasus Rora dan juga Steffie?" tanya Handika dengan pelan saat sudah kepergian Laras.

"Sepertinya memang iya aku sering beberapa kali melihatnya bolak-balik ke rumah sakit dan juga menemui Rora," jawab Amanda.

"Wau. Jika seperti itu dia kan sering bertemu Askara dong. Aneh sekali di saat keduanya menjalin hubungan pacaran. Keduanya jarang bertemu dan berkomunikasi. Tetapi setelah keduanya putus. Keduanya malah sering bertemu dan mungkin saja perantaranya kedua masalah yang menggemparkan negara kita," ucap Handika.

"Apa mungkin Askara dan Laras akan balikan lagi. Karena sering bertemu?" tebak Handika.

"Entahlah, itu sama sekali bukan urusan ku dan sepertinya tidak akan," jawab Amanda.

"Kenapa kamu bisa mengatakan seperti itu?" tanya Handika.

"Aku hanya menduga saja. Aku melihat Askara sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi kepada Laras dan mungkin saja Askara menyukai orang lain. Ini hanya masalah kasus yang kebetulan melibatkan keduanya dan aku tidak melihat ada tanda-tanda untuk kembali bersama di antara keduanya," jawab Amanda.

"Ya aku juga tidak bisa berpendapat apa-apa dan mereka yang tahu bagaimana hubungan mereka," ucap Amanda.

"Iya sih," sahut Handika.

"Sudahlah jangan memikirkan hubungan orang lain sekarang kita urus Rora," ucap Amanda.

Handika menganggukkan kepalanya.

************

Benturan yang terjadi di kepala Zeva cukup parah yang membuat Zeva belum sadarkan diri. Zeva yang berada di salah satu ruangan yang sudah ditangani oleh Askara. Zeva berada di atas ranjang dengan punggung tangannya yang terlilit infus dan kepalanya yang diperban.

Askara masih ada di sana ya berdiri samping Zeva dengan terlihat masih sangat khawatir pada Zeva.

"Untung saja pendarahannya bisa di hentikannya. Jika tidak kamu akan lebih parah dari kakak kamu. Kenapa kamu tidak memikirkan diri kamu sendiri saja. Kamu sudah banyak terluka untuk masalah ini," batin Askara yang menatap nanar gadis kecil yang terbaring yang tidak sadarkan diri tersebut.

Ternyata di depan pintu ruangan itu terdapat kaca kecil yang ternyata di sana ada Laras yang melihat ke arah dalam.

"Kenapa Askara begitu khawatir pada gadis itu. Dia tetap saja ada di sana dan memperhatikannya yang padahal gadis itu sudah selesai ditangani," batin Laras.

"Sebelumnya mereka memang terlihat sangat dekat. Padahal Askara hanya menjadi Dokter otopsi dari Steffie. Lalu kenapa dia dekat dengan Zeva. Yang tidak ada urusannya dengan korban. Atau jangan-jangan mereka memang sebelumnya pernah bertemu," batin Laras.

"Aku juga melihat perbedaan cara Askara menatap Zeva. Tidak biasanya Askara seperti itu," Laras yang berguru tuh bertanya tanya di dalam hatinya tentang apa yang dilihat di depan matanya.

Dari wajah Laras terlihat kecemburuan melihat mantan kekasihnya yang sebegitu besarnya mengkhawatirkan seorang wanita.

********

Zeva yang masih berada di ruangan perawatan perlahan membuka matanya. Tatapan matanya langsung melihat ke langit-langit kamar.

Pandangan mata itu belum jelas dan sampai akhirnya pandangan matanya jernih

"Aku di mana?" lirih Zeva yang mengangkat tangannya dan melihat di punggung tangannya ada infus.

"Kamu sudah bangun?" tanya Askara yang tiba-tiba memasuki ruangan itu membuat Zeva menoleh.

"Dokter!" sahut Zeva.

"Bagaimana apa masih ada yang sakit?" tanya Askara. Zeva menggelengkan kepalanya dan mengingat apa yang terjadi.

"Kak Rora bagaimana?" Zeva yang benar-benar tidak peduli dengan keadaannya dan masih sempat-sempatnya menanyakan keadaan kakaknya yang sudah membuat dirinya sampai mendapatkan perawatan.

"Kamu tidak tanya sendiri dengan keadaan kamu yang seperti apa," jawab Askara.

"Zeva kamu tahu tidak barusan saja kamu mengalami pendarahan di kepala kamu. Kamu terluka Zeva dan sekarang dengan mudahnya kamu bertanya keadaan kakak kamu. Kamu pikirkan kesehatan kamu dulu bukan orang lain," ucap Askara yang berbicara dengan tegas.

"Maksud Dokter apa dan kenapa nada bicaranya seperti itu?" tanya Zeva heran.

Askara menghela nafasnya panjang. Karena khawatir tanpa disadarinya dirinya sudah berbicara terlalu banyak.

"Rora baik-baik saja dan sekarang bersama orang tua kamu," jawab Askara. Jika tidak menjawab seperti itu maka Zeva tidak akan pernah tenang.

"Syukurlah jika kak Rora baik-baik saja," sahut Zeva yang merasa lega.

"Kamu terus saja memikirkan kakak kamu Zeva. Kamu tidak sadar. Jika kamu juga baru saja terluka," ucap Askar.

"Dokter aku terluka. Karen aku ceroboh," Zeva pasti punya alasan yang membuat Askara menghela nafas yang sudah tidak bisa berkata-kata lagi.

"Ya sudah aku mau melihat kak Rora sebentar!" ucap Zeva yang ingin turun dari ranjang.

"Zeva kondisi kamu belum membaik dan kamu jangan kemana-mana dulu," Askara Lang mencegah Zeva.

"Tapi Dokter saya sudah tidak apa-apa. Saya baik-baik saja Dokter," ucap Zeva menjelaskan.

"Zeva dengarkan apa yang saya katakan. Orang tua kamu sudah bersama kakak kamu," tegas Askara dengan wajah seriusnya.

"Hmmm, baiklah!" sahut Zeva. Wajah Askara tampak berbeda jika sudah serius dan membuat sedikit takut.

"Kamu istirahatlah!" tegas Askara. Zeva menganggukkan kepalanya. Padahal Zeva ingin sekali melihat kakaknya. Tetapi Zeva malah di larang dan Zeva tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Bersambung

1
Bivendra
duh laras jd nurunin ego bgtu tw askara bs berpaling dgn mudah nya berharap bgt lu ya askara yg gagal move on nyatanya elu yg gx bs move on 🤣🤣🤣🤣
Juni aja
Semoga pengakuan revald di rekam diam²
anak rantau
lanjut kak
anak rantau
lanjut kak, makin seru ceritanya
Bivendra
ya lah dlecehin nya dikamar cm krn ketahuan sm steffie jd mereka d bw k pantai biar aman, krn steffie pergokin ulah reval
dan Rora mulai sadar dgn kata² pelaku saat reval ulang kata² qm sangat cantik Rora
sm. marko reval blg dy sdh mendapatkan rora
Bivendra
smg zeva baik2 aja reval nya jg ter tangkap
Rora dah jd jahat krn terlalu d manja jd mw nya smw hrus bgt perhatian k dy s org jahat sombong mulut pedas mknya jd petaka tuk diri sndri bs nya nyakitin ht org pas d kena baru ngamuk
Iis Dawina
pelakunya reval deh
Bivendra
firman ni lah nuduh smw org tnp bukti
pada gx nyadar sm kelakuan n omongan reval nih
lm bgt lg terungkap
Bivendra
reval tu apa²an sih ud perkoas Rora terus masih mw jg sm zeva jg aneh
Bivendra
s reval itu koq ada dmn² sih
koq gx da pov dy sih
Bivendra
terang aja tebal bs ngmg gt org dy pelakunya
anak rantau
lanjut kak
Bivendra
zavier anaknya Samuel sm vio kan
ainuncepenis: tepat sekali
total 1 replies
Bivendra
tebal kah pelakunya
Bivendra
bnyk teks teki ya
Bivendra
wah wah jd steffie ngambek sm Bryan mknya keluar terus ketemu Rora yg d perkoas, steffie sm Bryan hubungan ud intim bgt lg
Iis Dawina
wah jng" si bryan yg bunuh sm perkosa ya
Bivendra
tggl Brian n reval
ky na sih reval ya krn dy yg pling tenang n merhatiin smwnya
Bivendra
pelakunya tmn² mereka jg krn dy tw Steffi yg mergoki pas lg perkoas Rora mknya gelap mata jd bunuh Steffi
antara Bryan, marko n reval ky na
apa mungkin reval?
Bivendra
marko nih ky na
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!