Alexa Snowy Williams, putri bungsu Azka Abraham Williams, pemimpin Organisasi Black Alpha setelah kematian Axelle Williams, meninggalkan negaranya dan mencari kehidupan baru setelah ia mendapati kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama 6 tahun, berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Membuang semua identitasnya, ia menata kehidupan baru dan mencari seseorang yang mencintainya dengan tulus, tanpa tahu siapa dirinya.
Mungkinkah Alexa akan menemui cinta sejatinya? Ataukah ia akan kembali kepada kekasihnya yang telah menyesal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PUTRI TUAN AZKA
Alexa, James, dan Claudia, kini duduk bertiga di meja makan. Alexa telah memindahkan makanan yang ia bawa ke atas piring. Meskipun James dan Claudia adalah pegawainya, namun bagi Alexa mereka berdua sudah seperti keluarga karena selalu menemaninya jika ia berada di luar negeri.
"Makanlah, Clau. Kamu tahu, aku sangat senang mendengar berita itu. Aku ucapkan selamat untuk kalian berdua," ucap Alexa. Claudia dan James mengatakan bahwa Claudia dinyatakan sedang mengandung oleh dokter keluarga Williams, namun mereka harus pergi ke dokter spesialis kandungan untuk memeriksakannya lebih lanjut.
"Terima kasih, Nona. Ini juga merupakan berita bahagia untuk kami," Claudia menoleh ke arah James yang tengah tersenyum padanya. Bukan apa apa, tapi keduanya sudah menunggu hal ini selama 3 tahun pernikahan mereka. Ya, sudah 3 tahun mereka menikah dan tak ada yang tahu, kecuali Alexa dan keluarganya.
"Kalau begitu, mulai saat ini janganlah terlalu lelah. Aku ingin kamu bisa melewati masa kehamilan ini dengan bahagia. Aku memberimu cuti, hingga 3 bulan pasca melahirkan. Jangan membantah! Atau aku akan memecat kalian berdua saat ini juga," ucap Alexa yang keduanya tahu tak akan mau untuk dibantah.
"Terima kasih, Nona," ucap James dan Claudia. James berencana membawa Claudia ke rumah orang tua mereka. Kebetulan keduanya dulu adalah tetangga, sehingga James akan lebih tenang meninggalkannya di kampung halaman mereka di Kota Manchester, Inggris.
"Tapi bagaimana dengan rencana pelebaran Perusahaan Alpenze di Amerika?" tanya Claudia.
Alexa tentu saja tersenyum karena hal ini akan menjadi hal baik baginya untuk segera pergi dari Jakarta, sebelum Dad Azka memperkenalkannya pada para rekan bisnis mereka.
"Tenang saja, serahkan semuanya padaku," ujar Alexa.
*****
Acara ulang tahun Perusahaan Williams diadakan secara besar. Namun, kali ini Lebih dari tahun sebelumnya karena Dad Azka akan secara resmi memberikan pucuk kepemimpinan kepada putranya, Axton Brave Williams.
Tak bisa dipungkiri, Alexa kembali berhasil membujuk Dad Azka agar tidak mengikutsertakannya dalam acara tersebut. Beberapa hari yang lalu, ia telah berhasil melarikan diri menuju Kota New York, di mana cabang Perusahaan Alpenze akan mulai bergerak.
Namun Kini, Alexa tak lagi menyembunyikan identitasnya. Ia langsung turun tangan dalam menjalankan perusahaan dan secara khusus memilih para pegawainya. Ia mempelajari bisnis dan psikologi secara bersamaan, bahkan ia bisa membaca gerak bibir tanpa orang lain ketahui.
Untuk sementara waktu, Alexa menugaskan James di Kota London dan mengurus semua urusan di Perusahaan Alpenze pusat. Selain itu, Alexa ingin James berada di dekat Claudia untuk awal kehamilannya. Meskipun mereka berbeda kota, tapi setidaknya masih berada dalam 1 negara yang sama.
Sementara itu, di acara ulang tahun Perusahaan Williams,
"Hei bro!" sapa Zero saat melihat keberadaan Neo di sana.
"Zero! Kita bertemu lagi," ungkap Neo. Mereka pernah bertemu saat acara ulang tahun Darren, CEO Perusahaan Evans. Namun saat itu mereka tak terlalu banyak berbicara karena Neo harus mencari Michael yang tiba tiba saja menghilang. Saat di pelataran parkir pun, Neo tak melihat Zero dengan jelas karena posisi Zero yang membelakangi mereka.
"Sepertinya kita berada di lingkaran yang sama," ujar Zero.
"Bagaimana kalau sekali sekali kita bertemu di luar? Sudah lama aku tidak mengobrol denganmu," ucap Neo.
"Tentu saja. Berikan aku nomor ponselmu. Aku yang akan menghubungimu nanti, karena untuk saat ini aku harus menemani atasanku dulu," ucap Zero sambil menunjuk seseorang di dekat panggung.
"Maksudmu ... Kamu?"
"Ya, aku adalah asisten pribadi dari Tuan Axton Williams," jawab Zero yang mengerti arah pertanyaan Neo.
"Wow! Baiklah kalau begitu, aku sangat tahu betapa sibuknya dirimu," ucap Neo sambil tersenyum.
Neo kembali menemani Michael setelah atasannya itu selesai berbincang bincang dengan salah seorang rekan bisnis Dad Donald.
"Michael!" sapa Giorgio, adik iparnya.
"Gio, kamu juga berada di sini?" tanya Michael.
"Tentu saja. Axton adalah sepupuku."
"Sepupu?"
"Hmm. Pamanku, Leon Sebastian, adalah kakak ipar dari Uncle Azka," jawab Giorgio, Michael mengangguk anggukkan kepalanya.
"Tapi sayang sekali, aku tidak bisa bertemu dengan sepupu cantikku," ucap Giorgio lagi.
"Ooo ya, aku pernah mendengar bahwa Tuan Azka memiliki seorang putri. Tapi aku belum pernah melihatnya."
"Hmm ... Alexa memang sangat sulit untuk ditemui. Ia tidak suka berada di tempat seperti ini, apalagi menjadi pusat perhatian."
"A-Alexa?"
"Ya, adik perempuan Axton bernama Alexa Snowy Williams."
Kini perasaan Michael kembali berkecamuk. Apakah Alexa yang ia tahu, sama dengan Alexa yang saat ini sedang dibicarakan?
"Lalu di mana dia sekarang?" tanya Michael.
"Ntahlah. Ia sering bepergian."
Michael masih memiliki kemungkinan 50:50, karena setahu dirinya Alexa yang ia tahu masih berada di kota itu, tapi ...
"Baiklah, aku akan menemui Axton dulu. Aku ingin membuat kerja sama lain dengannya," ucap Giorgio, kemudian pergi berlalu mendekati Axton. Ia meninggalkan Michael yang pikirannya masih tertuju pada Alexa.
"Neo!" panggil Michael.
"Iya, Tuan."
"Kamu cari tahu semua hal tentang putri Tuan Azka, Alexa Snowy Williams."
"Baik."
*****
Alexa yang tengah berada di Kota New York, kini baru saja selesai berolahraga pagi. Ia mengelilingi kompleks perumahan di mana keluarganya memiliki sebuah mansion. Dad Azka memang berencana untuk pindah ke sana setelah menyerahkan Perusahaan Williams yang berada di Jakarta pada Axton.
Dengan memakai pakaian olahraga yang begitu pas di tubuhnya, Alexa mengelilingi kompleks yang penuh dengan taman yang memiliki pohon pohon tinggi. Suasana teduh dan udara yang segar membuatnya nyaman. Ia pun duduk di sebuah kursi taman sambil meminum air mineral yang ia bawa.
"Aku tahu mengapa Dad Azka suka berada di sini. Sepertinya aku juga akan pindah ke sini saja," gumam Alexa sambil memejamkan mata dan menikmati semilir angin yang bertiup mengenai wajah dan rambutnya.
Hari ini, ia akan mengadakan meeting besar dengan beberapa puluh pegawai yang telah masuk dalam kriterianya untuk menjadi pegawai di Alpenze Coorp. Alexa pun segera bangkit dan kembali ke Mansion. Ia akan membersihkan diri kemudian langsung berangkat menuju perusahaan.
Sementara itu di Kota Jakarta, tepatnya di Perusahaan Evans. Darren yang sangat kelelahan pun terus saja berteriak di dalam ruangannya.
Sejak kejadian yang menimpa Sisca, Darren berusaha memberi perhatian lebih. Namun, tetap saja pikirannya masih terus mencari cara untuk kembali mendekati Alexa. Ia bahkan tak bisa menyentuh Sisca dan mencari pelampiasan naf sunya di luar. Hampir setiap malam ia bergelut dengan para wanita hingga tubuhnya terasa lelah.
"Apa kamu sudah tidak mau bekerja di sini lagi?!" teriak Darren saat Lala masuk dan memberikan sebuah berkas padanya. Ia langsung membanting kertas itu hingga berhamburan ke lantai.
🧡 🧡 🧡
