Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Sementara di kantor, Saga yang sedang serius menatap layar laptopnya di kejutkan Tommy yang tiba-tiba sudah berdiri di depannya.
“Ada apa Tom” tanya Saga yang masih tetap fokus menatap layar laptopnya.
“E… begini Tuan, saya…saya mau minta izin makan siang di luar” sahut Tommy malu-malu.
“Tumben sekali Tommy mau makan siang di luar, pasti sama perempuan” ucap Saga dalam hati.
“Ya sudah” Saga mengibaskan tangannya menyuruh Tommy pergi, matanya terus menatap punggung asistennya itu sampai ia tak terlihat lagi dari balik pintu, lantas Saga menyunggingkan senyum di bibirnya. Ia lalu mengirim pesan ke nomor kontak Tommy menyuruhnya agar tak buru-buru kembali ke kantor (bos yang pengertian he...he…he…).
Sesampainya di restoran tempat mereka janjian, Tommy datang lebih dulu dan duduk di meja yang sudah di pesan, tak selang beberapa lama Cheryl datang dengan senyum sumringah dan melambaikan tangan menyapa Tommy.
“Maaf Mas Tom, udah lama ya nunggunya” tanya Cheryl kemudian ia duduk berhadapan dengan Tommy.
“Nggak kok aku juga baru sampe” sahut Tommy.
Mereka kemudian memesan makanan, tak lama menunggu pesanan meraka pun datang. Tommy yang tidak biasa makan berdua dengan perempuan terlihat malu-malu membuat Cheryl gemas.
“Jaman sekarang masih ada ya cowok model kaya gini” ungkap Cheryl dalam hati.
“Mas Tom udah lama kerja jadi asistennya Mas Saga” tanya Cheryl memulai obrolan agar suasananya tidak canggung.
“Aku mulai kerja dengan Tuan Saga setelah lulus kuliah sampai sekarang, dulu dia seniorku di kampus” terang Tommy menjelaskan.
“Pantes aja kalian keliatan dekat, sama kaya aku dan Luna kita juga udah berteman lama malah kalau ada yang nggak tahu, kita di bilang saudara saking deketnya” tutur Cheryl terkekeh.
“Ngomong-ngomong soal Mba Luna apa dia lagi deket sama laki-laki yang bernama Adrian?”
“Kenapa Mas Tommy tanya kaya gitu” Cheryl mengerutkan dahinya.
“Beberapa kali Tuan Saga pernah melihat mereka makan berdua” tutur Tommy.
“Nggak berdua tapi bertiga sama aku, dulu pas sekolah SMA Luna emang pernah deket sama Ka Adrian, tapi nggak tahu deh kalau sekarang, tadi di kampus aku juga liat mereka lagi duduk berduaan di taman” beber Cheryl.
“Oh gitu” Tommy mengangguk pelan, “udah lama kita di sini sebaiknya sekarang kita pulang ucap Tommy, kemudian ia mamanggil pelayan menanyakan tagihan makananya.
Tommy mengeluarkan kartu dari dompetnya untuk membayar namun di cegah oleh Cheryl.
“Kan aku yang ngajak Mas Tommy makan jadi aku yang bayar” ujar Cheryl.
“Udah nggak usah, lain kali aja kamu yang bayar” Tommy menyerahkan kartunya ke pelayan.
“Lain kali berarti dia ada rencana makan bareng lagi sama aku” gumam Cheryl dalam hati.
“Kamu mau langsung pulang” tanya Tommy yang sedang berjalan beiringan dengan Cheryl ke parkiran.
“Iya, soalnya ntar malem aku sama Luna mau datang ke pesta ulang tahun temen di Primary House jadi aku harus siap-siap dari sekarang” sahut Cheryl.
Mereka berpisah di parkiran, Tommy kembali ke kantornya sedangkan Cheryl pulang ke rumahnya.
Beberapa menit kemudian Tommy sampai di kantor, ia bergegas masuk lift, naik ke lantai paling atas menuju ruang kerja bosnya. Tak berselang lama ia sampai dan berdiri di depan pintu sembari tangannya memegang handle pintu, Tommy sedikit ragu-ragu untuk masuk ke dalam.
Ceklek
Terlihat Saga sedang duduk di kursi kebesarannya membolak-balikkan lembar tiap lembar dokumen yang di pegangnya. Tommy berjalan mendekat ke meja kerja bosnya ia langsung membungkukkan badannya dan meminta
maaf karena terlalu lama pergi keluar.
Hening, tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut bosnya, hanya bunyi jam dinding yang terdengar berdetak nyaring, berusaha menyaingi suara detakkan jantung Tommy, ia mulai mengusap keringat dingin yang membasahi keningnya.
Saga beranjak dari duduknya dan melangkah mendekati Tommy yang masih membungkukkan badannya “mau sampai kapan kamu kaya gitu” tangannya menepuk pundak Tommy.
Tommy menengadahkan kepalanya, matanya menatap ke arah bosnya yang berdiri tepat di sampingnya kemudian ia memposisikan berdiri.
“Jadi siapa perempuan itu” tanya Saga yang penasaran.
“Itu…itu…e…itu Mba Cheryl” Tommy lantang menyebut nama Cheryl membuat Saga terhenyak.
Saga tersenyum melihat laki-laki yang sudah lama bekerja dengannya itu nampak tersipu malu, lalu ia menyuruh Tommy keluar untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda.
Saat Tommy akan keluar ruangan bosnya, ia berhenti di depan pintu dan membalikkan badannya “Oh ya Tuan ada yang mau saya beri tahu, nanti malam Mba Luna dan Cher, maksud saya Mba Cheryl menghadiri pesta ulang tahun
teman kampusnya di Primary House” beber Tommy yang kemudian keluar dari ruang kerja bosnya.
***
Malam harinya tepat pukul 19.00 Luna bersiap-siap untuk pergi ke pesta ulang tahun Dita, Luna terlihat tampil seksi dalam balutan bodycon mini dress berwarna hitam berlengan panjang dengan dada yang sedikit terbuka memperlihatkan pundak mulusnya dan lehernya yang jenjang, dan ia membiarkan rambut panjangnya terurai, untuk menunjang penampilannya ia memadupadankan bodycon dressnya dengan stiletto heels berwarna merah dan hand bag yang senada dengan dress yang ia kenakan.
Tok…Tok…Tok…
Suara ketukan pintu dari luar kamar Luna, Bik Idah memberitahu jika Cheryl sudah menunggunya di bawah, Luna bergegas turun ke bawah dan berjalan mendekat ke arah mobil Cheryl yang terparkir di luar rumahnya saat ia membuka pintu mobil, Cheryl menatap lekat dirinya dari ujung kaki sampai ujung kepala seraya berkata “kelinci imut berubah jadi kucing liar” ledek Cheryl. Cheryl sendiri mengenakan bodycon mini dress berwarna pink namun tanpa lengan dan memadupadankan dengan heels berwarna putih, mereka berdua terlihat sangat mempesona.
“Ayo kita berangkat” tutur Cheryl.
“Tunggu dulu” seru Luna, ia mencondongkan kepalanya keluar jendela mobil, meminta Bik Idah untuk memberitahukan ayahnya kalau dia akan menginap di rumah Cheryl.
“Ayo kita bersenang-senang malam ini” teriak mereka, lalu Cheryl melajukan mobilya.