Ayo Bercerai Kaisar!

Beberapa hari di dalam perjalanan akhirnya kini kereta kuda mereka telah tiba di ibu kota. Annete benar-benar terpukau saat melihat ibu kota yang ternyata jauh lebih indah dari yang ia bayangkan.

"Akhirnya kita tiba," gumam Annete.

"Iya nona Annete, apa ada yang ingin Anda beli sehingga kita bisa mampir sebentar," tawar Gabriel.

"Tidak, saya ingin langsung ke istana saja," jawab Annete.

'Menyelesaikan masalah ini dan bercerai adalah misi utama saat ini tapi bagaimana jika kaisar justru mempersulit ku dan tidak menerima perceraian yang aku ajukan?,' batin Annete.

Ia menatap Gabriel sejenak lalu menghela nafasnya.

'Bertanya dengannya pasti tidak akan berguna,' pikir Annete dengan begitu frustasi.

Sepanjang perjalanan mereka sudah berulang kali Annete mencoba untuk mencari tahu mengenai kaisar dari pria ini. Akan tetapi menurutnya semua yang di katakan oleh Gabriel hanya kebohongan semata.

"Kaisar menyebalkan," gumamnya.

"Ya, nona," jawab Gabriel.

"Ah tidak ada," jelas Annete dengan cepat. Bisa gawat jika Gabriel mengetahui jika Annete sedang menghina kaisar.

"Oh ya Gabriel, apa mungkin yang mulia kaisar akan menerima perceraian ini?" tanya Annete mencoba mengalihkan perhatian Gabriel.

'Dia tidak akan menjawab,' tebaknya.

Tapi siapa sangka kali ini Gabriel membuat mulutnya.

"Beliau adalah seseorang yang tidak ingin memperpanjang urusan. Menurut saya bisa saja beliau akan menerimanya," jelas Gabriel.

"Terima kasih atas penjelasannya, saya harap semoga apa yang Anda katakan kali ini benar," jawab Annete dengan terus memandang keliat jendela.

'Wanita ini, tidak semudah yang aku pikirkan.'

Jujur saja sepanjang perjalanan juga Gabriel berusaha untuk bisa melihat bagaimana sifat asli wanita ini. Tapi anehnya selama perjalanan mereka ia tidak bisa melihat apa ambisi yang ada di dalam hati Annete kecuali satu yakni bercerai. Awalnya dia berpikir mungkin saja bercerai hanya suatu alasan untuk bisa menggoda kaisar agar terlihat berbeda dari wanita lain akan tetapi saat ini Gabriel yakin seratus persen jika bercerai adalah tujuan hidup wanita ini.

"Hei tuan Gabriel, apa wanita yang bercerai di keluarga kekaisaran itu bisa menikah lagi?" tanya Annete yang begitu tiba-tiba.

"Ha?" kali ini Gabriel benar-benar terkejut dengan apa yang wanita ini tanyakan.

"Itu...walau hampir tidak ada kasus seperti itu tapi wanita yang bercerai masih boleh menikah lagi nona. Lagipula tidak ada peraturan yang mengatur tentang larangan pernikahan bagi janda kerajaan," jelas Gabriel dengan begitu serius.

"Wah syukurlah setidaknya saya bisa menikah dengan orang lain suatu hari lagi. Lagipula membayangkan untuk sendirian sebagai janda perawan terlihat cukup menyedihkan," Annete hanya mengatakan apa yang ada di kepalanya saat ini.

Mendengar hal itu membuat wajah Gabriel justru memerah. Yang Annete tidak ketahui bahwa di tempat ini berbicara tentang itu termasuk dewasa.

"Ada apa?" tanya Annete saat melihat wajah Gabriel memerah bagai kepiting rebus.

"Tidak ada nona, saya baik-baik saja," jawab Gabriel dengan berusaha untuk tenang.

Suasana kembali hening hingga Annete memikirkan sesuatu yang sangat penting. Saat menyadari hal itu bahkan membuat Annete membuka matanya lebar dengan senyum yang merekah.

"Oh ya tuan Gabriel, apa..apa ada harta Gono gini saat perceraian?" tanya Annete begitu tiba-tiba.

"Harta gono gini?" tanya Gabriel mematikan.

Annete dengan cepat menganggukkan kepalanya.

"Apa itu harta gono gini?"

Gabriel benar-benar tidak bisa memahami dengan apa yang di katakan oleh Annete kali ini.

"Akh Anda tidak tahu, harta gono gini itu harta bersama hmm jadi gampangnya itu adalah harta yang di bagi oleh suami dan istri yang bercerai...ya begitulah," Annete sebenarnya cukup bingung untuk menjelaskannya tapi untungnya Gabriel cukup pintar untuk mengerti.

"Akh apa itu seperti kompensasi?" tanyanya.

"Mungkin, jika berbau uang maka Iya, " jawab Annete dengan begitu yakin.

"Apa Anda benar-benar yakin dengan kompensasi?" tanya Gabriel tampak tidak begitu yakin.

"Ya tentu saja, kompensasi anggap saja seperti itu. Saya dengan senang hati akan menerimanya," ujar Annete

"Huh, siapa sangka ternyata keluarga baron memiliki banyak uang," perkataan Gabriel berhasil membuat raut wajah Annete berubah.

"Kami memiliki banyak uang? Tidak, kami bahkan cukup miskin sebagai seorang bangsawan," sanggah Annete.

Mendengar hal itu Gabriel sedikit berdecak kesal.

"Bukankah Anda bilang bahwa Anda menginginkan adanya kompensasi, di kekaisaran ini jika terjadi perceraian ada yang namanya kompensasi perceraian dimana pihak yang menuntut cerai akan membayar kepada pihak lainnya sebesar kekayaan pihak yang di tuntut itu dilakukan sebagai bentuk membeli harga dirinya pada calon mantan pasangannya," jelas Gabriel.

Mendengar hal tersebut Annete dengan cepat menggelengkan kepalanya.

'Aku bisa mati jika harus membayar kompensasi seperti itu, ' batin Annete.

"Tapi tenang saja nona, karena hal tersebut begitu merugikan beberapa pihak sehingga peraturan di rubah dengan menambahkan sebuah kalimat di ujungnya,"

"Apa itu?" tanya Annete.

"Kompensasi bisa di pilih atau tidak. Dimana bagi orang-orang yang tidak memiliki uang tapi tetap ingin bercerai maka dia dapat melakukannya tanpa kompensasi sedikit pun," Penjelasan kali ini berhasil membuat Annete kembali tenang.

"Tampaknya kita terlalu asik bercerita hingga tidak sadar telah sampai di istana kekaisaran," ungkap Gabriel yang membuat Annete tersadar.

'Apa ini surga?' batin Annete saat melihat istana yang begitu mewah dan begitu indah bahkan dalam mimpi pun ia tidak pernah bisa membayangkan tempat seindah ini.