Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buat Kue Bersama Camer
Matanya menyipit saat ia mengamati kue hasil buatan nya bersama dengan mamanya Kenzo atau Yesi. Beliau sangat baik sejak pertemuan mereka tadi malam. Dan bahkan sekarang mereka sudah membuat kue bersama. Terlihat sangat akrab seperti sudah mengenal cukup lama.
"Gimana Lov? Sudah matang?" tanya beliau mendapat gelengan kepala Lova.
"Belum tan, kayanya sebentar lagi deh, aku intip warnanya masih kurang coklat," jelas Lova dibalas kekehan Yesi.
"Ya sudah, ayo kita tunggu di ruang TV saja, nanti kalau sudah matang juga bunyi kok."
Dalam hati Lova sedikit mengumpat. Tahu gitu dia tidak akan repot-repot menunggu kue buatan nya matang, berdiri dan mengintip di depan oven, sungguh menggelikan.
"Sayang banget ya om Kenzo baru aja pulang pas kalian dateng, padahal kita bisa bareng-bareng buat kuenya," jelas Yesi sedikit membuat Lova kebingungan.
"Om nya Kenzo bisa buat kue tan? Atau malah chef?" tanyanya mengundang tawa mama Yesi.
'Ini gimana sih? Ditanyai kok malah ketawa?' ujarnya dalam hati.
"Bukan omnya Kenzo Lov, tapi istrinya. Kayanya dia juga seumuran kamu deh."
Lova mengangguk saja. Tapi dalam hati sudah sangat terkejut. 'Wow, pedofil.'
Tidak lama Kenzo yang sejak tadi membiarkan Lova bersama mamanya datang. Cowok itu turun dari tangga dengan wajah ceria. Bagaimana tidak ceria jika kekasihnya sudah langsung akrab dengan mamanya. Itu berati rencananya mendekatkan dua wanita kesayangan nya berhasil.
"Udah jadi bebe kuenya?"
Lova menatap kesal Kenzo karena memanggil namanya dengan sebutan itu di depan mamanya. Namun Kenzo justru tertawa melihat wajah kesal Lova sekarang.
"Nggak papa, mama santai kok orangnya."
Malah diperjelas, kan jadi tambah malu Lova.
"Iya Lov, nggak usah malu sama tante, malah tante seneng banget karena kamu sekarang Kenzo jadi banyak berubah, nggak kelayapan malam-malam lagi."
"Oh ya tan? Emang dulu Kenzo gimana?" Lova melirik Kenzo yang terlihat sudah ketar-ketir dari wajahnya.
"Ya gitu deh Lov, bandel, suka balapan, pergi terus kalau malam, sampai dia pernah dititipi ke rumah omnya biar nggak nakal, tante sama om udah pusing banget ngurusi dia yang nggak pernah nurut."
Lova tertawa mendengar itu, ia melirik Kenzo seakan mengejek.
"Jadi dulu bandel ya tan? Oke tan sekarang tenang aja, kalau Kenzo bandel lagi biar Lova putusin."
Lova tidak main-main dalam mengatakan nya, ia memang tidak suka cowok bandel, tapi beruntung saja Kenzo sudah berubah sejak kehadiran Lova dalam hidupnya.
"Eh, kok sadis ya? Aman kok Lov sekarang, tante jamin."
"Jangan gitu bebe, gue udah tobat, bandel lagi nanti kalau kita udah nikah."
"Maksud kamu apa kaya gitu? udah nikah itu ya malah harus lebih baik lagi, bukan malah bandel," kesal mama Yesi membuat Kenzo terkekeh.
"Kan bandel kalau di kamar mah, masa iya harus lempeng-lempeng aja."
"Kenzo!"
Suara Lova dan mama Yesi menggema di ruangan itu. Namun malah si pelaku terkekeh seraya menghindar dari amukan dua macan cantik di depan nya.
Tring
Tring
Tring
"Udah mateng tan."
"Udah mateng Lov."
Keduanya sama-sama tertawa karena berucap secara bersamaan.
"Cieee kompak," goda Kenzo membuat keduanya melengos menuju ke arah dapur.
Kenzo dicueki begitu saja.
...****************...
"Makasih ya? Hari ini gue bahagia banget," ujar Lova sebelum turun dari mobil Kenzo.
Lova bermain di rumah Kenzo sampai malam. Mama Kenzo sangat menyenangkan sekali, dan itu membuat Lova betah berada di sana, juga rasa rindunya akan sosok seorang ibu seakan terbayarkan.
"Sama-sama cantik, besok gue jemput ya berangkatnya," tangan Kenzo mengelus rambut Lova dengan lembut.
Lova menganggukan kepalanya. "Oke, sampaikan terimakasih gue buat tante Yesi juga ya? Ini kuenya banyak banget."
"Siap bebe, itu buat tante Gina juga, siapa tahu suka."
"Pasti lah, enak gini kok," balas Lova.
"Bye Kenzo, hati-hati."
Belum sempat turun dari mobil, Tangan Lova sudah ditarik oleh Kenzo, keduanya sama-sama saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya Kenzo mendekatkan wajahnya dengan tangan sedikit menarik tengkuk leher Lova agar semakin dekat.
Benda kenyal itu sudah saling menempel, menikmati setiap permainan yang mereka lakukan. Kenzo sudah terbuai dan tidak hanya menginginkan sebuah ciuman saja, tetapi ciuman yang lebih dalam dan lama seperti lumatan.
Lova tidak menolak, gadis itu membiarkan lidah Kenzo masuk ke dalam mulutnya dan mengabsen setiap di dalamnya. Melilitkan lidahnya pada lidah Lova, bermain di sana dan berputar-putar cukup lama. Sampai dirasa Lova kehabisan oksigen, Kenzo menyudahinya.
Tangan Kenzo mengusap penuh kelembutan pada bibir Lova yang terlihat basah dan memerah, itu karena ulahnya, dan Kenzo sangat menyukainya. Keduanya sama-sama saling menatap sebelum akhirnya tersenyum tipis.
"Gue masuk sekarang, sebelum ada setan di antara kita," bisik Lova seketika membuat Kenzo terkekeh.
Ada-ada saja Lova. Ia membiarkan Lova benar-benar turun dari mobilnya sekarang.
"Hati-hati bebe," ujar Lova dengan gaya manjanya.
"Oke, mimpiin gue ya nanti."
Lova tertawa dengan tangan melambai, sampai akhirnya mobil Kenzo sudah tidak terlihat lagi, Lova baru saja berbalik badan dan seketika itu juga terkejut dengan kedatangan seseorang yang sudah berdiri di depan nya sekarang.
"Omg, Belvi, gue kira setan lo," kaget Lova kesal dengan adanya Belvi secara tiba-tiba.
"Setan-setan, gue malaikat yang nyudahi permainan lo berdua di dalam mobil."
"Gimana Lop? Enak dikokop kating populer di kampus?" tanya Belvi seketika membuat Lova menoyor kening gadis itu.
"Apa sih malah toyor-toyor."
"Ya lagian lo sih, kaya nggak tahu gue aja."
"Ya gimana, gue tadi liatnya lo juga nikmati tuh yang katanya nggak cinta, mau sampai kapan sih Lovaaa?"
Bukan nya menjawab, Lova malah memberikan paper bag berisi kue buatan nya bersama dengan mama Yesi tadi.
"Eh, apa ini miskah?"
"Kue, lo butuh itu biar diem, jangan lupa tante Gina kasih tahu, nanti dihabisin lagi sama lo."
Setelah mengatakan itu, Lova langsung menuju ke kamarnya. Tanpa peduli dengan teriakan Belvi yang menggema di rumahnya.
"Eh, Lova, gue ke sini mau bahas reuni yang dipercepet besok," teriak Belvi tidak mendapat respon dari Lova.
"Gini ni, giliran udah kokopan sama kak Kenzo berasa paling capek sedunia, padahal kan rejeki banget," gumam Belvi seraya mengunyah kue yang diberikan Lova tadi.
"Itu apa Bel?" tanya Gina yang baru saja datang.
"Kue tan, katanya Lova yang buat sama calon martua," jelas Belvi seenaknya.
"Mamanya Kenzo?" tanya Gina mendapat anggukan kepala Belvi.
"Bagus deh, tante seneng sekarang Lova mulai berubah, semoga niat Lova buat balas mereka terlupakan."
Sontak Belvi yang sedang memakan kue itu langsung terhenti, ia mengerjapkan matanya beberapa kali.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻