NovelToon NovelToon
"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

"Perpindahan Jiwa" Mafia Queen X Gadis Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: PrinsesAna

Kisah menakjubkan tentang perpindahan Jiwa seorang Ratu Mafia ke dalam Tubuh seorang Gadis Cupu yang diabaikan dan direndahkan oleh keluarganya.
Gadis Cupu itu terus-menerus dianggap tidak berarti oleh keluarganya.
Namun semua hinaan dan pandangan meremehkan itu tak pernah mempu mematahkan semangat nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PrinsesAna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

Di kediaman keluarga Anderson, suasana penuh ketegangan. Semua sedang berkumpul menanti Ara, sementara Elmira tak henti-hentinya menangis.

“Dad, ke mana putri kita? Kenapa Ara belum pulang?” tanya Elmira dengan suara gemetar, duduk di samping Abraham.

“Mom, tenang dulu. Ara pasti pulang, Mom,” jawab Abraham, mencoba menenangkan istrinya.

“Aku takut, Dad. Bagaimana kalau Ara nggak mau pulang? Aku takut dia ninggalin kita.” Elmira menangis semakin deras.

“Enggak, Mom. Ara nggak akan pergi. Kamu harus yakin, oke?” ujar Abraham sambil memegang tangan Elmira dengan lembut.

“Arka di mana, Arga? Kenapa dia nggak kelihatan?” tanya Elmira tiba-tiba.

“Arga nggak tahu, Mom,” jawab Arga singkat. Memang benar, dia tidak tahu. Arka pergi tanpa memberi tahu siapa pun.

Abraham dan Arga terus berusaha menenangkan Elmira yang larut dalam tangis, khawatir karena Arka dan Ara tak kunjung kembali ke rumah.

Sementara itu, di sebuah ruangan lain, seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik sedang melampiaskan amarahnya. Ia menghancurkan barang-barang di sekitarnya karena rencananya gagal.

“Sial! Kenapa anak itu bisa ketahuan? Ini nggak boleh dibiarkan! Lihat saja, aku akan menghancurkan kalian semua yang sudah merusak rencanaku!” teriak wanita itu dengan tatapan tajam penuh kebencian. Ia meraih ponselnya dan segera menghubungi seseorang.

“Siapkan keberangkatan saya sekarang. Urus semuanya. Pastikan anak itu segera diselamatkan dan dibawa ke hadapan saya!” perintahnya dengan nada tegas.

“Tunggu saja, kalian akan merasakan pembalasanku,” ucapnya penuh dendam sebelum bersiap meninggalkan negara tempat ia berada saat ini.

Di tempat lain, terdengar suara jeritan Vania yang kesakitan karena lukanya sedang diobati.

“Sakit... aku mohon, bebaskan aku! Kalau nggak, bunuh saja aku!” pinta Vania terbata-bata, menahan rasa sakit.

“Diam! Jangan banyak bicara!” hardik petugas yang mengobatinya.

“Hiks... kalian semua iblis, sama seperti bos kalian yang kejam!” Vania mengumpat mereka dengan penuh emosi.

“Sebelum ganggu orang, mikir dulu! Sok-sokan malah salah langkah. Nikmati saja akibatnya. Kan kamu sendiri yang cari masalah,” ujar salah satu mafioso dengan nada sinis, menatap Vania dingin.

Vania tak mampu berkata lagi. Ia sadar, semua ini adalah akibat dari ulahnya sendiri yang telah mengusik hidup Ara. Tak kuasa menahan rasa sakit, akhirnya Vania pingsan.

“Pingsan dia,” ujar salah satu petugas.

“Biarin aja dulu. Sebentar lagi kita bangunin dia, sesuai perintah Queen,” sahut mafioso lainnya.

Sementara itu, Ara sedang berkumpul bersama sahabat-sahabatnya. Lucas menatap Ara dengan ketakutan. Ia benar-benar ngeri melihat sisi lain dari Ara yang belum pernah ia saksikan sebelumnya.

"Jadi, rencana lo selanjutnya apa, Ra?" tanya Manda. "Gue bakal keluar dari kediaman Anderson. Kebetulan gue udah beli mansion juga. Sesuai yang gue bilang, gue keluar dari Anderson," jawab Ara dengan tenang.

"Lo udah beneran mikirin semuanya, Ra?" tanya Jessika. "Udah. Biarin aja mereka ngerasain penyesalan karena udah nyakitin gue. Tapi penyesalan mereka gak bakal bisa balikin keadaan kayak dulu lagi, dan lo pasti ngerti maksud gue," ucap Ara dengan tegas. Mereka menyesal pun gak akan bisa balikin Ara yang dulu. "Iya, gue ngerti maksud lo," sahut Jessika.

"Tapi gue saranin lo pikir lagi, Ra. Gue tau apa yang lo rasain, tapi lo gak bisa pungkiri kalau mereka tetap keluarga lo. Lo boleh marah dan kecewa sama mereka atas sikap mereka selama ini, tapi tetap aja mereka keluarga lo. Lagian, mereka juga korban, Ra. Korban dari orang yang benci sama keluarga lo. Biarkan dulu mereka merenungi kesalahan mereka, dan lo lihat usaha mereka buat minta maaf sama lo. Selain itu, lo juga harus fokus nangkep pelaku sebenarnya, Ra. Karena yang baru lo tangkap itu cuma anteknya doang. Gak menutup kemungkinan dia bakal balas dendam lagi karena rencananya gagal. Lo pikirin itu," ujar Risa panjang lebar, membuat semua yang ada di ruangan itu—Jessika, Manda, Nabila, Varo, Azka, El, dan Lucas—terdiam melongo.

Mereka kaget karena Risa, yang biasanya irit bicara, tiba-tiba berbicara panjang lebar meskipun wajahnya tetap datar. "Wah, kesambet di mana lo, Ris, bisa ngomong sepanjang itu?" tanya Jessika.

"Iya, Risa. Biasanya lo cuma diem atau paling cuma bilang 'hmm'. Lo sakit, ya? Atau jangan-jangan lo kerasukan? Huaaa, tolongin! Risa kerasukan!" seru Nabila, membuat semua tertawa melihat wajah polosnya yang ditatap tajam oleh Risa.

"Tuh, kalian gak percaya Risa kerasukan. Ara, tolongin Risa, Ra," lanjut Nabila sambil bercanda. Risa hanya memutar bola matanya malas melihat tingkah Nabila. Ara diam, mencerna semua ucapan Risa. Ada benarnya juga. Bagaimanapun, mereka adalah keluarga dari tubuh yang dia tempati sekarang. Dan Ara yang asli pasti gak akan setuju dengan keputusannya. Baiklah, lebih baik sekarang Ara fokus memikirkan cara menangkap orang di balik Vania, sekaligus memberi sedikit pelajaran kepada keluarga Anderson atas kesalahan mereka.

"Varo, cari tahu tentang orang di balik perempuan itu," ucap Ara sambil menatap Varo.

Varo yang tadinya tertawa langsung berhenti dan menjadi serius karena diberi tugas oleh Ara. "Oke, tunggu sebentar," jawab Varo sambil segera pergi mengambil laptopnya.

"Eh, bukannya kita udah tahu, ya, Ra?" tanya Lucas. "Itu cuma data umum. Gue yakin banyak hal yang dia sembunyiin di datanya," jawab Azka sebelum Ara sempat bicara.

Tak lama kemudian, Varo kembali dengan laptopnya dan mulai mencari informasi tentang orang yang disebutkan Ara. Setelah satu jam berkutat mencari, akhirnya data yang mereka cari pun ditemukan.

"Yess, akhirnya!" seru Varo, hingga semua orang yang sedang sibuk dengan urusan masing-masing langsung mengalihkan perhatian mereka kepadanya.

"Gimana hasilnya?" tanya Ara penasaran.

"Data orang itu dijaga ketat banget, tapi gue berhasil dapat informasi. Dari data yang gue tembus, ternyata dia nggak sendirian. Ada seseorang di belakangnya, dan data orang itu nggak bisa gue bobol. Dari yang gue lihat, orang di belakangnya ternyata salah satu mafia juga. Tapi nggak dijelaskan mafia jenis apa. Mereka benar-benar melindungi data itu dengan sangat baik.

Selain itu, gue juga dapat info tentang ibu Vania. Ternyata dulu ibunya adalah wanita penghibur, dan bisa dipastikan Vania entah anak siapa. Yang lebih mengejutkan lagi, ternyata benar dia yang membunuh suaminya sendiri, Tuan Davinchi. Pembunuhan itu dibantu oleh orang di belakangnya. Setelah membunuh Tuan Davinchi, semua harta Davinchi langsung dikuasai olehnya," jelas Varo panjang lebar.

"Dasar bibir jalang! Jahat banget ya, sampai bunuh suami sendiri," ucap Lucas setelah mendengar penjelasan Varo.

"Apa benar nggak bisa lo tembus data orang di balik wanita itu?" tanya Ara lagi.

"Nggak bisa, Ra. Ketat banget, gue udah coba segala cara," jawab Varo.

"Sini, biar gue coba," ucap Gio yang sejak tadi diam. Varo pun melirik Ara untuk meminta persetujuan, dan Ara mengangguk.

Varo menyerahkan laptopnya kepada Gio. Gio mulai mencoba mencari tahu data yang diminta Ara. Setelah setengah jam mencoba, akhirnya Gio berhasil. Dia tersenyum, membuat semua orang di ruangan merinding melihat ekspresi itu.

"Lah, kenapa bos lo senyum kayak gitu?" tanya El kepada Lucas.

"Nggak tahu gue. Jangan tanya ke gue," jawab Lucas.

"Dapat," ucap Gio singkat, membuat Ara dan yang lainnya langsung fokus kepadanya.

"Apa yang lo dapat?" tanya Ara tak sabar.

"Gue cuma berhasil dapet nama mafianya. Tapi ketuanya nggak bisa gue bobol datanya," jawab Gio dengan suara datar.

"Apa nama mafianya?" tanya Ara lagi. Semua orang menunggu jawaban Gio.

"Serigala Hitam," jawab Gio akhirnya.

"Gue pernah dengar tentang mafia itu. Kalau nggak salah, mereka urutan kelima, dan memang nggak ada yang tahu siapa ketuanya," timpal Varo.

"Menarik. Mereka ingin bermain-main rupanya," ucap Ara menyeringai.

"Eh, mafia kalian urutan berapa, sih?" tanya Manda yang tampak bingung.

"Black Rose urutan pertama," jawab El dengan santai. Manda pun melongo, tak percaya bahwa mafia Ara adalah yang terbaik.

"Jadi gimana rencana selanjutnya, Ra?" tanya Varo.

"Suruh salah satu mata-mata kita untuk mengikuti perempuan itu," jawab Ara tegas.

"Oke," ucap Varo sambil mengangguk.

"Eh, tunggu sebentar, guys. Gue mau nanya nih. Jadi kalian semua mafia, termasuk Nabila yang imut ini dan juga si Manda?" tanya Lucas penasaran.

"Iya, kita semua mafia. Kalau Manda baru gabung dan masih belajar. Tapi si Nabila yang lo bilang imut itu, kalau lagi perang, behhh... ngeri banget. Gue yakin lo pasti kalah kalau lawan dia," ucap Jessika sambil tertawa kecil.

Lucas menelan ludah, tak menyangka Nabila yang terlihat imut ternyata seorang mafia yang kejam.

"Eh, tapi Ra, si Manda boleh gabung sama lo. Gue juga mau dong gabung, Ra," ucap Lucas seperti anak kecil yang memohon.

"Ehh, bukannya lo udah punya geng? Ngapain ikut kita?" tanya Azka.

"Geng gue itu cuma bisa bela diri doang. Gue juga mau belajar pakai senjata kayak kalian. Boleh ya, Ra, plisss," pinta Lucas dengan wajah memelas.

"Hmm, gabung aja sama Manda kalau mau belajar," ucap Ara akhirnya memperbolehkan. Lucas pun bersorak kegirangan.

"Yesss! Lo nggak mau gabung juga, Bos?" tanya Lucas kepada Gio. Namun, Gio tetap diam tak menjawab, membuat Lucas memanyunkan bibirnya.

Mereka akhirnya mulai melatih Manda dan Lucas, yang dilatih oleh sahabat Ara dan para mafioso. Tinggallah Ara dan Gio berdua. "Oh iya, gue tahu siapa lo sebenarnya," ucap Ara kepada Gio, sebelum segera berlalu menuju kamarnya.

Deg!

Gio pun terkejut.

Benarkah Ara tahu siapa Gio sebenarnya?

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Deyana: Makasih ya kak..
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Ceritanya dapet banget.
Deyana: thanks banget kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!