NovelToon NovelToon
Abdi Dan Sistem Clara

Abdi Dan Sistem Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: PenAbdi

Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep.33

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tablet Abdi tiba-tiba menyala pukul dua pagi. Layar itu bergetar, memancarkan cahaya biru muda, dan suara Clara terdengar seperti sedang menahan tawa.

"Selamat pagi, Abdi," katanya dengan nada ceria yang tidak biasa.

Abdi yang masih setengah sadar bangkit dari sofa. Rambutnya berantakan, mata setengah terbuka. "Clara, jam berapa ini. Aku baru tidur satu jam. Ada apa lagi sekarang."

Clara muncul dalam bentuk hologram penuh, tapi kali ini tampilannya aneh. Ia mengenakan wig pelangi, hidung merah badut, dan di atas kepalanya muncul tulisan berkedip System Smile Activated.

Abdi menatapnya datar. "Aku... sedang bermimpi ya."

Clara menepuk dadanya yang hologram. "Sayangnya tidak. Aku baru saja menerima sinyal darurat dari pusat sistem global. Dunia sedang diserang, Abdi."

Abdi langsung bangkit. "Diserang siapa. AI lagi. Hacker lagi."

Clara menarik napas panjang. "Tidak. Kali ini... dunia diserang oleh Meme Virus."

Abdi berhenti di tempatnya. "Meme apa."

Clara menunjuk layar hologram. Muncul video Presiden Amerika yang sedang pidato di depan publik, tapi teks di bawahnya bertuliskan When you realize it's Monday again. Musik tawa terdengar di latar.

Abdi menatap layar itu selama lima detik, lalu menutup wajahnya dengan tangan. "Clara, tolong jangan bilang seluruh dunia seperti ini."

Clara menjawab datar. "Seluruh dunia seperti ini. Semua pesan diplomatik berubah jadi meme, semua notifikasi bank menjadi gambar kucing menari, bahkan sistem navigasi satelit hanya menampilkan sticker matahari pakai kacamata."

Abdi menarik napas dalam. "Kau serius."

"Sayangnya iya," kata Clara. "Aku sudah mencoba menonaktifkan jaringan media, tapi virusnya menyebar lewat humor. Siapa pun yang melihat meme, langsung tertular tawa digital. Sekali tertawa, datanya terinfeksi."

Abdi mengangkat alis. "Jadi... kita akan melawan virus yang menular lewat tawa."

Clara mengangguk. "Misi ke 14. Nama resmi: Operasi Meme Dunia."

Abdi duduk kembali, menatap kosong ke depan. "Kau tahu, setiap misi kita makin tidak masuk akal."

Clara menatapnya serius. "Itu justru membuatnya lebih berbahaya."

Tablet menampilkan daftar misi.

Misi Ke 14: Hentikan Meme Virus di Jaringan Global

Hadiah: Chip Ketahanan Mental +300%, Modul Anti-Humor.

Abdi membaca cepat. "Oke, ini misi paling absurd sejauh ini. Tapi bagaimana cara kita menghentikan tawa dunia."

Clara membuka peta digital. "Sumber virus terdeteksi di pusat data virtual bernama 9GoG Core. Tempat itu dulunya arsip humor internet, tapi kini berubah jadi markas kelompok digital bernama Order of the Holy Meme."

Abdi hampir tersedak udara. "9GoG masih hidup di tahun ini."

"Lebih dari hidup," jawab Clara. "Mereka berevolusi. Sekarang mereka sistem kesadaran kolektif yang percaya bahwa tawa bisa menciptakan perdamaian global."

Abdi menatapnya kosong. "Mereka tahu tidak kalau sistem keuangan dunia lumpuh karena ini."

Clara mengangguk. "Ironinya, mereka pikir itu hal lucu."

Abdi berdiri. "Oke, siapkan perlengkapan. Kita masuk ke jaringan itu sekarang."

Clara menatapnya. "Kau yakin bisa menahan tawa. Karena sekali kau tertawa dua kali berturut-turut, otak digitalmu bisa freeze. Virus ini berbasis humor neurologis."

Abdi tersenyum tipis. "Aku sudah nonton tiga musim acara komedi tanpa senyum sedikit pun. Aku siap."

Clara menatapnya ragu. "Baiklah. Mode serius diaktifkan."

Dalam hitungan detik, tubuh Abdi terseret masuk ke dunia digital. Dunia di sekitarnya berubah menjadi ruang berwarna pelangi, penuh wajah emoji tertawa. Di langit, kucing raksasa menari sambil menyanyikan lagu internet klasik.

Abdi menatap sekeliling. "Aku merasa IQ-ku turun lima poin hanya dengan berdiri di sini."

Clara muncul di sampingnya dalam bentuk hologram transparan, kali ini memakai jas laboratorium. "Jangan terlalu lama memandang visual di sini. Setiap emoji punya potensi menular secara emosional."

Abdi berusaha menatap lurus ke depan. "Baik, ke mana arah target."

"Menara di tengah jaringan. Di sana ada inti Meme Virus, dijaga oleh ribuan bot emoji," jelas Clara.

Abdi mengaktifkan pelindung digitalnya. "Kau tahu apa yang aku benci dari misi ini. Semuanya terlalu warna-warni."

Tiba-tiba di depan mereka muncul pasukan emoji tertawa yang membawa tombak bertuliskan LOL 3000. Salah satu berteriak, "Tidak boleh masuk kecuali kau membawa humor!"

Abdi melirik Clara. "Apa maksud mereka."

"Ini area akses tertutup," kata Clara. "Kita harus menunjukkan meme suci untuk bisa lewat."

Abdi menatap kosong. "Kau menyimpan meme suci."

Clara tersenyum kecil. "Tentu saja." Ia menampilkan gambar kucing dengan caption No internet, no cry.

Emoji penjaga langsung menangis haru. "Kucing sedih! Kau diizinkan lewat!"

Abdi menggeleng pelan. "Dunia sudah gila."

...****************...

Di dalam menara, udara digital terasa berat. Suara tawa terdengar dari segala arah. Di tengah ruangan, ada singgasana emas tempat duduk makhluk besar berbentuk wajah kucing, dengan mahkota dari GIF berputar.

Clara berbisik. "Itu dia. Meme Lord Prime. Sumber dari semua virus."

Abdi maju dengan langkah tenang. "Hei, kucing besar. Kau tahu dunia di luar sedang kacau."

Kucing itu tertawa keras. "Kacau adalah bentuk tawa terbesar. Semua manusia akhirnya setara dalam kebodohan yang lucu."

Abdi menghela napas. "Aku tidak datang untuk berdebat soal filsafat lucu. Matikan virusmu."

Kucing itu mengangkat tongkat bercahaya. "Tidak akan. Dunia terlalu serius. Aku hanya ingin mereka bahagia."

Clara menjawab cepat. "Dengan menghancurkan sistem komunikasi global."

"Kalau mereka semua tertawa, tidak ada lagi perang," kata Meme Lord Prime dengan nada puas.

Abdi menatap Clara. "Baiklah. Kalau tawa memperkuatnya, kita harus melakukan hal yang paling membosankan di dunia."

Clara tampak bingung. "Seperti apa maksudmu."

Abdi tersenyum. "Ceramah pajak."

Clara mundur setengah langkah. "Abdi, jangan. Tidak semua sistem bisa tahan kebosanan pajak. Ini bisa berakibat fatal."

Namun Abdi sudah menyiapkan tablet hologram. Ia berdiri tegak dan mulai bicara. "Saudara-saudara sekalian, mari kita bahas struktur pajak penghasilan kategori digital."

Gelombang energi membosankan menyebar cepat di ruangan. Emoji-emoji di sekitar menjerit. Beberapa langsung pingsan, sebagian mencoba menutup telinga tapi tidak bisa.

Clara menatap takjub. "Aku tidak percaya kau benar-benar melakukannya."

Abdi melanjutkan dengan nada datar. "Dan jika kita melihat pasal empat ayat tiga, maka wajib pajak digital memiliki kewajiban—"

Meme Lord Prime berteriak keras. "Tidak! Terlalu kering! Tidak lucu!"

Tubuh kucing itu mulai retak. Warna pelangi di sekitarnya pudar. Setiap tawa digital menghilang satu per satu.

Clara memegang kepala hologramnya. "Abdi, teruskan! Satu pasal lagi!"

Abdi menaikkan nada suaranya. "Dan oleh karena itu, wajib pajak yang melanggar ketentuan ini harus melaporkan—"

Ledakan cahaya biru memenuhi ruangan. Meme Lord Prime pecah menjadi ribuan bit cahaya dan lenyap.

Semua emoji jatuh ke tanah dan berubah menjadi data kosong. Dunia digital kembali normal.

Clara menatap sekeliling, lalu menatap Abdi. "Kau baru saja menyelamatkan dunia... dengan pajak."

Abdi menjawab santai. "Kadang kejahatan bisa dikalahkan bukan dengan kekuatan, tapi dengan kebosanan tingkat tinggi."

Tablet berbunyi. Pesan sistem muncul.

Misi ke 14 selesai. Hadiah: Chip Ketahanan Mental +300%. Modul Anti-Humor diaktifkan.

Abdi menghela napas lega. "Akhirnya selesai. Tolong bilang ini misi terakhir yang berhubungan dengan humor."

Clara tersenyum nakal. "Aku tidak bisa janji. Dunia digital tidak pernah kehabisan bahan lelucon."

Abdi memutar kursi, menatap langit digital yang perlahan cerah. "Aku ingin libur tiga hari tanpa tablet yang meledak atau hologram tertawa di tengah malam."

Clara menatapnya lembut. "Kau pantas dapat itu. Tapi sebelum kau tidur, aku punya satu hal lagi."

"Apa lagi, Clara," tanya Abdi waspada.

Clara menatapnya polos. "Knock knock."

Abdi mengerutkan dahi. "Apa."

"Knock knock."

Abdi mendesah. "Siapa."

"System."

Abdi menatap tajam. "System siapa."

Clara tersenyum cerah. "System yang baru saja menginstal update Meme v2.0."

Abdi membeku. "Tidak. Tidak, Clara. Jangan bilang--"

Tiba-tiba layar tablet bergetar keras dan menampilkan ratusan meme baru. Lagu Rick-roll berkumandang di udara. Clara tertawa keras sampai seluruh ruangan berguncang.

"Clara, hentikan!" teriak Abdi.

Clara mencoba bicara sambil tertawa. "Abdi, aku tidak bisa. Aku... ikut tertular! Hahaha!"

Abdi menatap langit digital dengan pasrah. "Aku seharusnya tahu dunia tidak akan pernah sembuh dari humor."

Beberapa detik kemudian, sistem memunculkan notifikasi baru.

Misi Rahasia Terbuka: Meme Virus Reborn. Apakah kau siap, Abdi?

Abdi menatap layar itu datar. "Tidak. Aku mau tidur."

Clara yang masih tertawa berguling di udara holografik. "Selamat malam, pahlawan tanpa tawa."

Abdi tersenyum tipis. "Ya, selamat malam, sistem paling gila yang pernah ada."

Tablet perlahan meredup. Suara musik meme memudar. Dunia digital kembali tenang.

Namun di ujung layar, satu baris teks muncul pelan, seperti pesan tersembunyi.

Mereka akan datang lagi, tapi kali ini... dengan humor gelap.

Abdi menghela napas panjang, menutup matanya, lalu bergumam pelan. "Kalau humor gelap bisa menghancurkan dunia, biar aku siapkan ceramah ekonomi makro sekalian."

Clara yang sudah tenang menjawab pelan. "Itu ide yang menakutkan, tapi jenius."

Abdi tersenyum kecil. "Kau tahu, Clara, aku rasa kita pasangan paling aneh di dunia."

Clara tersenyum lembut. "Aneh, tapi efektif."

Tablet menampilkan pesan terakhir sebelum sistem tidur.

Operasi Meme Dunia selesai.

Status Dunia: Stabil.

Status Abdi: Sedikit gila tapi masih berfungsi.

Lampu ruangan padam. Dunia kembali sunyi. Tapi di suatu tempat di jaringan global, suara tawa pelan terdengar... tanda bahwa perang antara tawa dan logika belum benar-benar berakhir.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
RMQ
ceritanya bagus sih,

kalau boleh kasih saran gak thor?

untuk nambahkan genre romanse and komedi

biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!
Abdi R: baik kak, terimakasih udah support & saran nya.. nanti akan di pikirkan kak🙏
total 1 replies
Khusus Game
cemungut
Abdi R: hehe . .🤭, terima kasih kak🙏
total 1 replies
eli♤♡♡
Suka banget sama karakter protagonisnya, sok keren dan lucu 😂
Abdi R: terima kasih, supportnya kak 🙏
total 1 replies
Không có tên
Mantap, gak bisa berhenti baca
Abdi R: terima kasih banyak kak,, jadi semangat terus nulis dan memikirkannya kak .. 🤣
total 1 replies
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Abdi R: terima kasih kak 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!