Zhao Liyun, seorang pekerja kantoran modern yang gemar membaca novel, tiba-tiba menyeberang masuk ke dalam buku favoritnya. Alih-alih menjadi tokoh utama yang penuh cahaya dan keberuntungan, ia malah terjebak sebagai karakter pendukung wanita cannon fodder yang hidupnya singkat dan penuh penderitaan.
Di dunia 1970-an yang keras—era kerja kolektif, distribusi kupon pangan, dan tradisi patriarki—Liyun menyadari satu hal: ia tidak ingin mati mengenaskan seperti dalam buku asli. Dengan kecerdikan dan pengetahuan modern, ia bertekad untuk mengubah takdir, membangun hidup yang lebih baik, sekaligus menolong orang-orang di sekitarnya tanpa menyinggung jalannya tokoh utama.
Namun semakin lama, jalan cerita bergeser dari plot asli. Tokoh-tokoh yang tadinya hanya figuran mulai bersinar, dan nasib cinta serta keluarga Liyun menjadi sesuatu yang tak pernah dituliskan oleh penulis aslinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YukiLuffy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Ujian Kepercayaan
Fajar belum sepenuhnya merekah ketika Zhao Liyun tiba di gudang penyimpanan bahan pangan. Udara pagi yang seharusnya segar terasa pengap, dan ada sesuatu yang tidak beres—sebuah aroma aneh, tajam, dan tidak alami menyengat hidungnya.
Dia membuka pintu kayu besar, dan pandangannya langsung tertuju pada karung-karung beras yang seharusnya tersusun rapi. Satu karung terlihat robek, butiran beras berserakan di lantai tanah. Tapi yang membuat darahnya membeku adalah bubuk putih yang tercampur dengan beras yang berserakan itu.
Dia berlutut, mengambil segenggam, dan dengan hati-hati menciumnya. Racun tikus.
Jantungnya berdebar kencang. Hari ini adalah hari pertama dia bertanggung jawab penuh atas persediaan makanan untuk kerja bakti panen besar. Jika racun ini tidak ditemukan dan beras terkontaminasi sampai dimasak...
"Ada apa?"
Suara Wu Shengli membuatnya terkejut. Dia berbalik, wajahnya pucat. "Lihat."
Shengli segera memahami situasinya. Matanya menyipit. "Siapa yang melakukan ini?"
"Tidak tahu. Tapi kita harus membersihkan ini sebelum yang lain datang."
Mereka bekerja cepat. Shengli mengangkat karung yang terkontaminasi sementara Liyun menyapu dan membersihkan lantai dengan air dan abu. Tapi saat mereka hampir selesai, suara kerumunan mulai terdengar dari luar.
"Kepala Desa! Lihat, aku sudah bilang dia tidak bisa dipercaya!" teriak suara yang terlalu familiar—Madam Zhao, diikuti oleh beberapa tetua desa dan sekelompok warga.
Liyun dan Shengli bertukar pandang. Ini jebakan.
"Zhao Liyun!" hardik Kepala Desa, wajahnya muram. "Apa yang terjadi di sini?"
Sebelum Liyun bisa menjawab, Madam Zhao menyela, "Dia mencoba meracuni kita semua! Aku sudah memperingatkan kalian, dia membawa sial!"
Liyun mengambil napas dalam. "Ada yang mencoba meracuni persediaan beras. Tapi kami sudah menemukannya dan sedang membersihkannya."
"Bohong!" teriak seorang wanita dari kerumunan—Ibu Leng, yang wajahnya penuh kebencian. "Kau yang menaruh racun itu! Aku melihatmu membawa bubuk putih kemarin!"
Tuduhan itu seperti tamparan. Liyun bisa merasakan tatangan penuh kecurigaan dari kerumunan. Bahkan beberapa yang biasanya mendukungnya sekarang ragu.
Shengli melangkah maju. "Liyun tidak melakukan ini. Dia yang menemukan racunnya."
"Tentu saja kau membelanya!" sergah Madam Zhao. "Kalian berdua bersekongkol!"
Situasi semakin memanas. Beberapa pemuda mulai mendekat dengan wajah marah. Liyun bisa merasakan bahaya—jika dia tidak bisa membuktikan tidak bersalah, konsekuensinya akan mengerikan.
Tiba-tiba, dia ingat sesuatu. "Tunggu," katanya, suaranya memotong keributan. "Racun tikus yang digunakan adalah jenis tertentu—jenis yang hanya dijual di toko obat kota. Kapan terakhir kali aku pergi ke kota?"
Diam menyergap. Semua orang tahu Liyun tidak pernah pergi ke kota sejak musim dingin terakhir.
Tapi Ibu Leng masih bersikeras. "Kau bisa menyuruh orang lain membelikannya!"
"Lalu kenapa aku akan meracuni makanan yang juga akan kumakan? Dan kenapa aku akan melakukannya di hari pertama aku bertanggung jawab, ketika semua mata tertuju padaku?"
Logika itu mulai melemahkan tuduhan. Beberapa orang mulai berpikir.
Saat itulah, seorang anak kecil—putra Ibu Leng—menerobos kerumunan. "Ibu, aku menemukan kantong bubuk putih yang Ibu sembunyikan di bawah tempat tidur!"
Segalanya berubah drastis.
Ibu Leng berusaha menarik anaknya, tapi sudah terlambat. Kepala Desa memerintahkan dua pemuda untuk memeriksa rumahnya. Mereka kembali dengan kantong racun tikus yang sama persis—dan beberapa barang lain yang hilang dari gudang desa.
Kebenaran terungkap. Ibu Leng, yang disuap oleh Madam Zhao, berusaha menjebak Liyun untuk menutupi pencuriannya sendiri selama ini.
Madam Zhao berusaha menyangkal, tapi bukti-bukti mulai bermunculan—saksi yang melihatnya bertemu dengan Ibu Leng malam sebelumnya, uang yang ditemukan di rumah Ibu Leng yang tidak mungkin didapatkannya dengan jujur.
Ketika debu akhirnya mereda, Ibu Leng dibawa pergi untuk dihukum, sementara Madam Zhao mendapat peringatan keras dari Kepala Desa.
Tapi bagi Liyun, kemenangan ini terasa pahit. Dia berdiri di gudang yang sekarang sepi, memandangi tempat racun tikus itu hampir merenggut segalanya darinya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Shengli dengan suara lembut.
Dia menggeleng. "Mengapa begitu banyak kebencian? Apa yang telah kulakukan pada mereka?"
"Kau berbeda, Liyun. Dan beberapa orang takut pada perbedaan."
Malam itu, ketika Liyun akhirnya sendirian, dia menangis—bukan karena takut, tapi karena sedih. Perjuangan untuk diterima ternyata lebih berat dari yang dia bayangkan.
Tapi di balik air mata itu, ada tekad yang semakin mengeras. Dia tidak akan membiarkan kebencian menghentikannya. Sebaliknya, ini membuatnya lebih yakin bahwa perubahan yang dibawanya diperlukan.
Dia mengambil buku catatannya, menulis dengan tangan yang sedikit gemetar: "Hari ini, mereka mencoba menjatuhkanku dengan racun. Tapi yang tidak mereka pahami adalah—aku sudah kebal terhadap racun mereka. Racun prasangka, racun kecemburuan, racun ketakutan. Aku sudah bertahan dari yang lebih buruk."
Dia memejamkan mata, mengambil napas dalam. Musim panen akan segera tiba, dan dia masih punya pekerjaan yang harus diselesaikan. Besok adalah hari baru, dan dia akan menghadapinya dengan kepala tegak.
Seperti tanaman di kebunnya yang belajar tumbuh di tanah yang paling gersang sekalipun, Zhao Liyun akan terus tumbuh—terlepas dari racun apa pun yang mereka coba tabur di sekitarnya.