Grace Li selalu mencintai Ethan dalam diam. Tak pernah berani berharap, sampai takdir mempertemukan mereka dalam sebuah pernikahan yang terpaksa harus mereka jalani.
Sayangnya, meski Grace Li adalah istri sah, hatinya bukanlah tjuan cinta sang suami. Semua kasih sayang lelaki itu justru tertuju pada adiknya.
Namun, bukankah waktu bisa mengubah segalanya? Akankah pernikahan tanpa cinta ini prlahan melahirkan rasa yang tulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DEWI BULAN DAN SANG DEWA PETIR
Grace pun segera masuk ke dalam kamar, pada saat ini dia berdiri di depan cermin berdiri berukuran setinggi tubuhnya. Dia tidak pernah menyangka bisa berada di titik seperti sekarang. Bercerai, lalu malah menjadi model.
“Hidup memang tidak bisa diprediksi!” pikirnya.
Siapa sangka Grace yang dulu hampir menjadi dokter bedah malah terlempar ke posisi Sekretaris pribadi. Dan, lebih tidak disangka lagi sekarang malah menjadi seorang model.
Grace sedikit memiringkan kepalanya, seraya berkata pelan, "Wah kau benar-benar hebat!" pujinya pada pantulan dirinya di cermin.
Keesokan paginya, di Grup Mo. Nathan masuk ke ruangan Ethan. Berdiri di depan meja kerja dengan sedikit ragu, sambil membawa sebuah berkas. "Tuan... ini...!" katanya dengan sedikit terbata sambil meletakan.
Ethan menatap tulisan yang ada di depan map itu. "Kontrak Investasi!" Tanpa banyak bertanya, dia pun langsung menandatangani kontrak kerja yang diajukan oleh agensi Sarah.
Nathan hanya bisa menghela napas. "Dia menandatangani kontrak itu tanpa membacanya. Nona Sarah benar-benar cahaya bulan putihnya!" pikirnya.
Nathab baru saja ingin menjelaskab tentang kontrak kerjasama itu, tapi Ethan berka. "Tidak perlu, dia diperbolehkan melakukan sesuai kehendak hatinya!"
"Hah! Apa...! kata dalam hati Nathan, lalu menjawab. "Baik Tuan!"
Setelah Nathan keluar dari ruangannya. Ethan menarik laci meja kerjanya. Mengeluarkan sebuah foto, mengelus wajah yang ada di foto dengan ujung jari tanganya, pelan sekali. Seakaan takut foto itu rusak. Lalu teringat dengan Sarah, lagi-lagi dia pun hanya bisa menghela napas.
Di luar ruangan, Nathan masih tidak memahami mengapa Tuannya itu begitu baik kepada Sarah. Dia pun mendekati Sekretaris Mei.
"Apakah menurutmu Tuan kita itu sedikit... eum...!"
"Bodoh! Maksudmu!' Sekretaris Mei langsung melanjutkan kata yang tidak bisa Nathan ucapkan, bagaimana pun juga Grup Mo adalah Donatur utama yang membiayai pendidikan Nathan.
Keluarga Nathan, tergolong keluarga yang mampu membiayai hidup anak-anaknya. Bahkan lebih dari cukup. Tapi, Nathan termasuk orang yang suka menaklukan tantangan. Karena itu, dia menolak semua biaya pendidikan dari keluarganya. Memilih jalur beasiswa.
Nathan mengelus tengkuk lehernya, sambil sedikit tertawa. "Apa kau tahu alasannya!"
Sekretaris Mei menutup berkasnya, menatap Nathan yang terlihat sedang menunggu jawaban, menyimak dengan mimik wajah serius. Namun, Sekretaris Mei membuka berkasnya lagi, dia mulai menunduk membaca ulang laporan yang tadi dia sudah baca seraya berkata, "Aku ingatkan kau, Jangan pernah membicarakan hal ini lagi kepada siapapun."
"Apa kau paham?" Kata sekretaris Mei lagi.
Melihat wajah serius sekretaris Mei dan intonasi suara yang sedikit mengintimidasi, Nathan pun segera kembali ke meja kerjanya.
Pada saat in di puncak pegunungani, pemotretan spektakuler yang digelar di tengah alam terbuka pun dimulai, di kaki pegunungan yang dipenuhi batu granit berwarna-warni.
Udara sejuk pegunungan bercampur dengan aroma tanah basah dan embusan angin tipis yang berdesir lembut, membuat suasana terasa magis di sejak awal.
"Aku suka di sini, tidak kau rasa, di sini kita seakaan sedang berada di dunia lain?" kata Grace.
Sean tersenyum seraya berkata, " kalau begitu, Ayo kita ciptakan dunia magis kita!"
Pada saat ini, di depan hamparan tebing granit yang memantulkan cahaya mentari pagi, Grace dan Sean. Mereka berdua berdiri dengan kostum megah bertema dewa dan dewi kayangan.
Ada jubah panjang berkilau keemasan yang tertiup angin, mahkota berhias permata yang berkilau di bawah sinar matahari, serta kain sutra tipis yang menari mengikuti gerakan tubuh. Warna kostum mereka kontras sekaligus menyatu dengan gradasi batu granit, merah bata, abu keperakan, hijau lumut, hingga semburat ungu alami.
"Ok, semua sudah siap ya!" Kata Fotografer dengan sedikit berteriak.
Fotografer pun berdiri sedikit menunduk, mencari sudut terbaik agar keanggunan para model berpadu dengan keagungan alam. Setiap kali kamera berbunyi, terdengar suara “klik” yang seolah mengabadikan sepotong keabadian kayangan di dunia fana.
Asisten sibuk mengatur detail, menyibakkan kain yang tersangkut pada bebatuan, menambahkan efek kabut tipis dari alat pembuat asap, hingga menyalakan obor kecil untuk memberi pencahayaan dramatis. Cahaya matahari senja semakin menambah efek sakral, membuat setiap pose Sean dan Grace terlihat seperti lukisan klasik yang hidup.
"Tahan posennya sebentar!" Kata sang fotografer kepada Grace. "Dan... Ok, cantik sangat cantik!' pujinya.
Grace berperan sebagai Dewi Bulan, berdiri di atas batu granit putih. Gaunnya perak lembut, berkilau seolah berasal dari cahaya rembulan sendiri. Sementara itu, Sang Dewa Petir dengan jubah hitam berkilau memegang tongkat tinggi, berdiri gagah di sisi tebing, seakan siap menguasai langit.
Suasana hening, hanya terdengar suara kamera, angin, dan gemericik air dari sungai kecil di bawah tebing. Semua orang di lokasi pemotretan, fotografer, kru, merasakan getaran mistis, seolah mereka benar-benar sedang menghadirkan kembali para dewa dan dewi dari kayangan untuk turun sejenak ke bumi.
Hasil foto yang ditampilkan langsung di monitor membuat semua orang terdiam kagum. Melihat Wajah Grace dan Sean, melihat pancaran cahaya, dan latar pegunungan berbatu granit berwarna-warni itu menyatu menjadi sebuah karya seni yang tidak hanya indah, tetapi juga terasa abadi.
" Hati yang busuk mengeluarkan napas yang bau "
🤣🤣🤣🤣 bangun tidur uda bau..walaupun cantik juga...Sekretaris Mei bisa aza...Sarah diam membisu...🤭🤭🤭🤭
kudu di kubek otak c e ny
c j pede bed,,org lg ngejar grace
nat tegas lu