NovelToon NovelToon
BISMILLAH CINTA

BISMILLAH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:29.5k
Nilai: 5
Nama Author: poppy susan

Berkali-kali dikhianati membuat Marwah mengalami trauma, dia tidak mau menjalin hubungan dengan pria mana pun juga. Hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang pengusaha berkedok ustaz yang sedang mencari orang untuk mengurus ibunya.

Nahyan ternyata tidak jauh berbeda dengan Marwah. Keduanya tidak beruntung dalam hal percintaan.

Akankah Allah menjodohkan mereka berdua dan saling mengobati luka satu sama lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30 Kebahagiaan Yang Hakiki

Setelah pulang dari umrah, kebahagiaan Nahyan dan Marwah bertambah saat melihat Halimah sudah bisa berjalan. Meskipun belum lancar tapi setidaknya do'a yang Marwah panjatkan terkabul. Saat ini Marwah dan Nahyan sedang duduk di ruang tamu sembari memperhatikan Namira bermain.

"Namira semakin ke sini kok mirip sama kamu sayang," ucap Nahyan.

"Iya kah? Mas, pernah dengar gak? jika seorang anak diasuh sama orang lain maka anak itu akan tumbuh mirip dengan orang yang mengurusnya," sahut Marwah.

"Hah, kata siapa?" tanya Nahyan.

"Cek sendiri, banyak kok tetangga aku juga yang kehilangan ibunya terus diurus sama nenek atau pun saudara si Ibu dan akhirnya anak itu akan mirip sama yang ngasuh," sahut Nahyan.

"Analogi dari mana itu? kok gak nyambung," ledek Nahyan.

Marwah langsung mencubit lengan Nahyan membuat Nahyan berteriak kesakitan. "Aw, sakit sayang," keluh Nahyan.

"Baba kenapa?" Namira yang sedang bermain langsung berlari menghampiri Nahyan.

"Umma mencubit Baba, Nak. Sakit banget," adu Nahyan sembari mengusap-usap lengannya.

"Umma kok jahat sih?" celetuk Namira dengan logat anak kecilnya.

"Umma gak jahat sayang, Baba aja yang nyebelin," sahut Marwah.

Namira langsung duduk di pangkuan Nahyan dan memeluk Nahyan dengan sangat erat. "Jangan sakit Baba, Umma. Kasihan." Namira seketika menangis membuat Nahyan dan Marwah kaget.

"Loh, kok Namira nangis? Baba gak kenapa-napa kok, Umma juga gak jahat tadi Umma hanya sedang bercanda," bujuk Nahyan.

"Mas sih, sudah tahu Namira itu sangat menyayangi Mas, masih saja jadi provokator," kesal Marwah.

Nahyan pun menggendong Namira supaya berhenti menangis. Bahkan Nahyan membawa Namira berlari-lari di tengah rumah dan ternyata usahanya berhasil dan Namira kembali tertawa. Marwah menyunggingkan senyuman melihat keduanya.

"Semoga Allah mempercepat memberiku keturunan, supaya Namira ada temannya," batin Marwah.

***

Hari-hari berlalu dengan sangat cepat, usia pernikahan Nahyan dan Marwah sudah menginjak bulan ke dua. Kedua pengantin yang bisa dikatakan masih baru itu, sangat harmonis dan selalu membuat siapa pun yang melihat akan iri akan keromantisan keduanya. "Sayang, besok aku ada perjalanan bisnis ke Surabaya selama tiga hari," ucap Nahyan.

"Iya, Mas," sahut Marwah.

"Tidak apa-apa 'kan, Mas tinggal dulu sebentar?"

"Iya, Mas. Aku hanya bisa mendo'akan semoga Allah selalu memberikan keselamatan untuk suamiku," sahut Marwah.

"Aamiin. Terima kasih, sayang," ucap Nahyan.

***

Keesokan harinya....

Setelah shalat subuh, Marwah merasakan ada sesuatu yang berbeda. Tubuhnya terasa sangat lemas dan sedikit pusing, tapi Marwah tidak memberitahukannya kepada Nahyan karena pagi ini Nahyan harus pergi ke Surabaya. Marwah tidak mau membuat Nahyan khawatir, jadi dia pun pura-pura sehat.

"Sayang, ada apa? kamu sakit?" tanya Nahyan yang baru saja selesai memakai kemejanya.

Marwah menggeleng sembari tersenyum. "Tidak kok Mas, aku baik-baik saja. Mas jangan banyak pikiran, yang penting sekarang Mas fokus sama pekerjaan Mas," sahut Marwah.

Marwah mengambil dasi dan segera memakaikan dasi ke leher Nahyan. "Sayang, pokoknya kalau ada apa-apa kamu segera hubungi aku," ucap Nahyan.

"Iya, Mas," sahut Marwah dengan senyuman yang dipaksakan.

Setelah siap, Marwah pun mengantar Nahyan sampai ke luar dan pandangan Marwah semakin remang-remang. "Aku pergi dulu, jaga diri kamu baik-baik. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Marwah pun tampak oleng. "Astaghfirullah, kamu kenapa, Nak?" Bu Ani yang sedang beres-beres langsung berlari menghampiri Marwah

"Kepala Marwah pusing, Bu," sahut Marwah.

"Ya, sudah kamu duduk dulu, Ibu bawakan air hangat," ucap Bu Ani.

Marwah pun duduk dan tidak lama kemudian, Ani datang membawa air putih hangat untuk Marwah. "Ini minum dulu, Nak," ucap Bu Ani.

Halimah datang dengan langkah tertatih-tatih. "Kamu kenapa?" tanya Mama Halimah cemas.

"Gak tahu Ma, tiba-tiba saja kepala Marwah pusing," sahut Marwah.

"Kita ke rumah sakit saja, Mama takut kamu kenapa-napa," ucap Mama Halimah.

"Tidak Ma, ada obat kok sebentar lagi Marwah minum obat habis itu istirahat pasti sembuh," sahut Marwah.

Baru saja Marwah bicara seperti itu, tiba-tiba perutnya terasa mual. Marwah berlari ke dapur dan muntah di kamar mandi dapur. Ani mengikuti dan mengusap punggung Marwah.

"Kamu makan apa Nak? sampai muntah kaya gini?" tanya Bu Ani semakin cemas.

"Tidak kok Bu, Marwah tidak makan yang aneh-aneh," sahut Marwah.

Marwah terus saja muntah, bahkan kepalanya semakin lama semakin pusing. Pandangan Marwah menggelap dan akhirnya Marwah jatuh pingsan. Semua orang panik, dan Dadang pun segera membawa Marwah ke rumah sakit.

Satu jam pun berlalu, Marwah mulai membuka matanya. Dia memegang kepalanya yang masih terasa sangat pusing. Marwah mengerutkan keningnya saat melihat jika itu bukan di kamarnya.

"Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga, Nak," ucap Bu Ani.

"Kenapa Ibu bawa Marwah ke rumah sakit?" lirih Marwah.

"Karena tadi kamu pingsan, Ibu dan Bapak sangat khawatir makanya kita bawa kamu ke rumah sakit," sahut Bu Ani.

"Terus, kalau kalian di sini Namira sama siapa?" tanya Marwah.

"Namira sama Bu Halimah dan Bi Isah, tadi dia tidak tahu kita pergi jadi aman," sahut Bu Ani.

"Jangan hubungi Mas Nahyan Bu, dia sedang kerja Marwah tidak mau membuat dia khawatir," ucap Marwah.

"Bu Halimah sudah menghubungi Nahyan, mungkin dia takut kamu kenapa-napa," sahut Bu Ani.

Marwah menghela napas, dia tahu pasti suaminya itu akan pulang lagi padahal baru saja dia berangkat. Tapi mau bagaimana lagi, soalnya Halimah yang sudah menghubungi Nahyan. Apa yang dikatakan Marwah benar, Nahyan memang membatalkan kepergiannya dan beruntung Nahyan baru sampai bandara belum sempat terbang.

"Kata dokter, Marwah kenapa?" tanya Marwah.

Ani dan Dadang saling pandang, lalu keduanya tersenyum ke arah Marwah. Marwah mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan sikap kedua orang tuanya. "Kalian kenapa malah tersenyum?" tanya Marwah.

Dadang duduk di samping Marwah, lalu menggenggam tangan putrinya itu. "Kamu hamil, Nak," sahut Pak Dadang.

"Apa! hamil?" Marwah sangat terkejut mendengar jawaban Dadang.

"Iya, kamu saat ini sedang hamil," sahut Bu Ani.

Mata Marwah berkaca-kaca. "Alhamdulillah ya, Allah," lirih Marwah.

Tidak lama kemudian, pintu ruangan rawat Marwah terbuka dengan kencangnya membuat ketiganya menoleh ke arah pintu. Napas Nahyan ngos-ngosan, saking paniknya dia berlari. "Sayang, kamu kenapa? kok sampai masuk rumah sakit? mana yang sakit, sayang?" cerocos Nahyan dengan paniknya.

Marwah tersenyum dengan meneteskan air matanya membuat Nahyan semakin panik. "Jangan nangis sayang, kamu kenapa?" Nahyan menangkup wajah Marwah.

Marwah meraih tangan Nahyan, lalu meletakannya di perutnya. Nahyan mengerutkan keningnya dengan sikap Marwah. "Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang Ayah, Mas," sahut Marwah.

Nahyan membelalakkan matanya. "Maksudnya, kamu hamil?" tanya Nahyan tidak percaya.

"Iya, Mas."

Nahyan langsung melakukan sujud syukur, setelah itu dia memeluk Marwah dan menciumi seluruh wajah Marwah. "Alhamdulillah ya, Allah, Engkau sudah mempercayai kita seorang anak," ucap Nahyan dengan mata berkaca-kaca.

Ani dan Dadang ikut bahagia melihat anaknya bahagia dan dicintai dengan hebatnya oleh Nahyan. Ternyata janji Allah memang benar, dibalik kesedihan dan penderitaan yang telah Marwah lalui, Allah sudah menyiapkan kebahagiaan yang luar biasa untuk putri mereka itu. Dan kebahagiaan yang hakiki itu adalah disaat melihat semua keluarganya bahagia.

1
Patrick Khan
biarin dah hasan sm namira😄😄
ꪶꫝNOVI HI
hasan suka namira 😁😁, Karena husein meninggal di depan mata bilqis makanya kehilangan banget tuh
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
Namira dengan Hasan ini mungkin Bilqis menolak lamaran Hassan dan Namira yg menikah dengan Hassan
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
wkwk malah ke cantol sama Namira si Hasan
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻
Wah semoga ini yang akan menjadi jodoh Namira nantinya si Hasan🤣🤣🤣
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻
Apakah nanti Namira ya yang menerima perjodohan ini
darsih
Hasan jodoh nya Namira aja KA
kasihan blm dpt jodoh nya
ꪶꫝNOVI HI
hasan sama namira aja
Rahma Inayah
nah hasan jyg di jodohkan dgn bikqis tp hati hasan nyantol ke namira
Patrick Khan
lanjut kak
Naysila mom's arga
jodoh buat Namira aja 🤣🤣🤣
Mumun Munawwaroh
safa apa Nazwa Thor?
𝙿𝙾𝙿𝙿𝚈 𝚂𝚄𝚂𝙰𝙽: Awalnya namanya mau Safa tapi di pertengahan Athor baru ingat jika nama Safa sudah pernah dipakai di novel Author yang sebelumnya, jadi di ganti Nazwa. Mungkin itu belum ke revisi🙏🙏
total 1 replies
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
dosen itu bakal isterinya kamu kan Edzar
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
senyum di balik cadar hmm jangan2 dah mulai merhatiin ini si Bilqis ke edzar
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻
Bilqis kok di lawan 🤣🤣🤣
ᄂ⃟ᙚ🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻
ada typo kak
KC~
gak usah ngadi² deh Edzar mending ajak bilqis jadi teman curhat aja
KC~
Edzar usiamu berapa sih bisa²nya nanya kaya gitu,,, mau langsung hilang pake jurus apa 🤣🤣🤣🤣
Rahma Inayah
edzar...gk ada kapok..kapok nya ..
ꪶꫝNOVI HI
jangan bawa bawa taqi lagi deh edzar jangan cari masalah 🤦🏻‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!