NovelToon NovelToon
Lorenzo Irsyadul

Lorenzo Irsyadul

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Tamat
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: A Giraldin

Seorang pria bernama Lorenzo Irsyadul, umur 25 tahun hidup seorang diri setelah ibunya hilang tanpa jejak dan dianggap tiada. Tak mempunyai ayah, tak mempunyai adik laki-laki, tak mempunyai adik perempuan, tak mempunyai kakak perempuan, tak mempunyai kakak laki-laki, tak mempunyai kerabat, dan hanya mempunyai sosok ibu pekerja keras yang melupakan segalanya dan hanya fokus merawat dirinya saja.

Apa yang terjadi kepadanya setelah ibunya hilang dan dianggap tiada?

Apa yang terjadi kepada kehidupannya yang sendiri tanpa sosok ibu yang selalu bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30: Cinema

Bagian dalam pintu sangat kotor. Bukan kotor oleh debu dan jaring laba-laba saja, melainkan bau menyengat yang membuat siapapun bisa muntah juga ada. Bau yang berasal dari mayat yang sudah menjadi tengkorak, ada di dalam sini semuanya.

Setiap lorong penuh akan tengkorak, pintu rusak, kursi-kursi penonton yang rusak, dan yang paling parah adalah film yang rusak. Bagian dalam selalu saja terdengar kata-kata yang sama dan tak pernah berganti kata yang lain. Saat ini, Lorenzo mendengar suara yang selalu muncul, yaitu: “Mati bukanlah akhir, tapi adalah tempat untuk berubah pada akhirnya. Dunia, mati, semuanya akan kembali ke awal. Perubahan akhir, adalah akhirnya.”

Lorenzo yang mendengar suara itu langsung menyimpulkannya sambil berdiri tegak seperti Liliana serta langsung berjalan ke sisi kanan atau sisi yang masih kosong. “Suara pria paruh baya. Umurnya sekitar 50 tahunan. Pertanyaannya...” suaranya muncul lagi dan mengatakan hal yang sama lagi. 3 kali terdengar olehnya.

“Kenapa ia terus mengatakan hal yang sama berulang kali?.” Pertanyaannya membuatnya berpikir sendiri sambil menundukkan kepalanya dan Liliana langsung menjawabnya. “Film 667 ada potongan kejadian ini bukan?”

Apa yang dikatakannya membuatnya cukup terkejut dan langsung melihat ke arahnya sambil tersenyum lebar. “Benar juga ya. Kalau tidak salah, film dengan durasi 1 jam 30 menit dan adegan ini ada setelah mencapai 1 jam 27 menit dan selesai begitu saja.”

Sebuah gambaran memperlihatkan pria paruh baya yang dimaksud. Sosok pria umur 50 tahunan terlihat rambut abu tua penuh uban putih dengan gaya rambut Long hair, wajah putih penuh keriput, tatapan mata hitam malas, duduk di tengah-tengah kereta yang berhenti sambil mengenakan kemeja putih compang-camping, dan mengatakan kata-kata tersebut.

“Kata-kata yang diucapkannya adalah kata-kata akhir yang memperlihatkan ending dunianya itu berubah menjadi lebih baik. Dirinya dianggap menjadi pahlawan, hebat sekali. Membunuh manusia gila, yang entah mengapa, mirip seperti yang sedang terjadi sekarang bukan, Liliana?” tatapnya serius.

Menatapnya dengan serius juga langsung membalas perkataannya. “Kau benar sekali. Lalu, itu hanya film dan... ini adalah dunia nyata. Dunia yang mirip dengan film tersebut. Kenapa bisa seperti itu ya?” pikirnya cukup lama.

Pemikirannya langsung dijawab begitu saja olehnya. “Mungkin film ini juga terinspirasi dari kondisi dunia sekarang atau sebagai inspirasi kondisi dunia sekarang. Mudahnya... dunia hiburan dan dunia nyata saling menginspirasi dan terciptalah masing-masing dunia yang sama.”

Apa yang ia katakan setelah memikirkan hal itu membuatnya menganggukkan kepala berkali-kali dan langsung membuka pintu yang ada di depannya atau pintu sisi kanannya yang masih baik-baik saja.

Saat dibuka bau menyengat di dalam keluar dan membuat Liliana menutup pintu itu kembali. Liliana agak menjauh dari Lorenzo dan langsung muntah di wc yang tanpa pintu. Toilet jongkok yang terbuka ia gunakan untuk mengeluarkan semua muntahannya.

Lorenzo hanya bisa menahannya agar tak muntah sama sekali. Lima menit kemudian Liliana kembali dan Lorenzo langsung bertanya kepadanya dengan menghadap ke depannya. “Apakah tubuhmu baik-baik saja sekarang?”

Mengangguk kecil yang berarti “Ya.” Setelah itu, Lorenzo hanya bisa tersenyum lebar dan menjadi datar serius sambil membalikkan kepalanya ke segala sisi. Lampu mati dan rusak, tempat beli popcorn yang ada di sisi kirinya lagi rusak bahkan popcorn membusuk tanpa mengeluarkan bau menyengat.

Yang lainnya adalah lantai merah kehitaman robek, mengeluarkan warna putih sebagai warna dasar di beberapa bagian. Debu, jaring laba-laba, kotoran tikus, kotoran kecoak, dan yang paling parah bekas darah di dalam wc dengan dipenuhi sampah yang untungnya baunya masih bisa ditahan.

Lorenzo berpikir sebentar. “Bagaimana cara kita masuk ke dalam?.” Tak perlu waktu lama untuk berpikir, ia sudah mendapatkan jawabannya. “Benar juga, ayo beli masker Liliana!” ajaknya kepadanya dengan muka berseri-seri tampak sangat semangat.

Liliana menatapnya sebentar dan langsung menghela napas. “Baiklah. Jadi, di mana kita akan beli masker?”

Pertanyaannya langsung dijawab sambil lari memegang tangan kanannya dengan sangat erat agar tak terlepas. “Tentu saja di toko swalayan.”

Belok kiri dan lurus terus. Hanya membutuhkan waktu 3 menit untuk sampai. Dekat sekali ternyata dan... kenapa tidak dari tadi saja? Jawabannya mungkin... belum dibutuhkan dan saat dibutuhkan lah baru akan dicari atau apalah itu.

Setelah membeli masker dan mengenakannya, dengan cepat Lorenzo menarik tangan Liliana dan sekarang Lorenzo ada di depan pintu sisi kanan bioskop dan Liliana di belakangnya. Lorenzo membuka perlahan dan... bau masih saja tercium, namun tak separah sebelumnya.

Liliana menghela napas. “Pemikiran yang bagus. Sekarang, mari kita berjalan ke depan, Lorenzo!” ajaknya kepadanya.

“Harusnya aku yang bilang begitu, tapi... ya sudahlah. Ayo.” Menerima ajakannya dan berjalan lebih dulu dibandingkan dengan Liliana.

Saat berjalan, hal-hal yang dilihat di luar semakin banyak yang terlihat. Semua itu sangat menjijikan. Yang lebih menjijikan adalah bagian dalam pintu-pintu rusak. Bongkahan mayat yang masih utuh hanya kepalanya saja yang tak ada, ada di dalam beberapa ruangan.

Lorenzo dan Liliana terus melihat depan dan berusaha tak melihat bagian-bagian menjijikan. Hal ini dilakukan untuk menguatkan mental fisik keduanya. Setelah sampai di tempat paling depan dengan melewati 6 pintu rusak dengan tiga di masing-masing sisi, akhirnya sampai juga di tempat tujuan.

Layar besar bioskop masih terus memutarkan film yang sama. kursi-kursi merah untuk duduk semuanya dalam kondisi yang baik. Sekeliling hanya kegelapan saja yang terlihat. Saat sampai di depan, Lorenzo membuka masker dan... hal aneh ia rasakan.

Memiringkan kepalanya ke arah kanan. “Kenapa bisa tak bau? Liliana, coba buka maskermu!” tawarnya kepadanya.

Liliana menurutinya dan... “Tak bau. Kenapa bisa begitu?.” Apa yang dipertanyakan nya benar.

Tiba-tiba di sisi kanannya suara muncul. “Itu karena, pria jenius sepertimu melakukan langkah yang hebat.”

“Begitu ya.” Tersenyum lebar dan langsung membalikkan kepalanya ke arah kiri. “Liliana bisa tersenyum ternyata ya!” pujinya kepadanya.

Liliana tanpa ekspresi langsung melihat ke arahnya. “Bukan aku yang mengatakannya.”

Lorenzo kaget dengan masker yang dilepas dipegang oleh tangan kanannya begitu juga dengan Liliana yang memegang masker dengan tangan kanannya juga ikutan kaget. Mereka berdua saling tatap menatap dan wajahnya tiba-tiba ketakutan. “Jadi, siapa yang tadi berbicara, Liliana?” tanyanya kepadanya.

Liliana melihat ke arah belakangnya. “Tak ada siapapun di belakangku.”

Lorenzo ketakutan sekali dan perlahan membalikkan badannya ke belakang. Menutup mata dan membukanya. “Aaa__ huhh,” mengembuskan napas lega. “Tak ada siapa-siapa. Jadi, tadi suara siapa?” tanyanya lagi sambil tersenyum kecil.

Tangan kanan memegang pundak kanannya. “Itu aku,” jawabnya dengan senyum lebar.

Lorenzo mengembuskan napas. “Liliana, tak usah malu.” Sedikit demi sedikit membalikkan badannya ke semula. “Sudah ku bilang bukan aku.” Liliana perlahan membalikkan badannya ke semula juga. “Jadi, siapa yang__” suaranya terhenti saat melihat apa yang ada di depannya.

“Mana aku ta__” suara Liliana juga terhenti saat melihat bagian depannya.

Tersenyum lebar. “Siapa? Aku bilang itu aku. Oh iya, Jane. Itulah namaku, Lorenzo...” membalikkan kepalanya ke arah belakang. “Dan Liliana. Senang bertemu dengan kalian berdua,” senyumnya lebar sambil terus menatap ke arah Liliana dan memegang terus pundak kanan Lorenzo.

Liliana langsung lompat mundur dan berteriak ke arah Lorenzo. “LORENZO CEPAT PERGI DARI SANA!!!” perintahnya kencang sambil teriak saking ketakutannya.

Lorenzo berusaha melepaskan diri dengan membelakanginya, dan tiba-tiba... “Tenang saja, aku tak akan menyakitimu kok, L-o-r-e-n-z-o, hehehe.” Memeluknya dengan sangat erat sambil tersenyum lebar.

Bersambung...

1
Jihan Hwang
yuk saling dukung
Kaginobi: siap. makasih udah mampir kak 😁
total 1 replies
Abu Yub
Semangat dek
Abu Yub
Benar benar seperti
Abu Yub
mampir thor/Pray/
Kaginobi: terimakasih sudah mampir kak 😁
total 1 replies
Abu Yub
kok ingin mati
Kaginobi: Ada alasannya. alasannya nanti diberitahu di beberapa chapter selanjutnya.
total 1 replies
aurel
hai Thor aku sudah mampir, jangan lupa mampir juga di karya aku " istri ku adalah kakak ipar ku"
fjshn
dia tau tapi aku gak tau wee
Kaginobi: Bisa gitu ya.
total 1 replies
fjshn
mamahnya oon gila sihh
Kaginobi: iya. oon dan gila
total 1 replies
fjshn
maksudnya gimana? menciptakan tapi menghentikan?
Kaginobi: Jadi senjata pemerintahan tuh kan diciptakan oleh ilmuwan jahat, yang berarti tugas D.A.E. yang melawan pemerintahan adalah menghentikan senjata-senjata pemerintahan yang diciptakan oleh si ilmuwan.
total 1 replies
fjshn
binggung aja udah ngelag banget serius
Kaginobi: nanti juga paham.
total 1 replies
fjshn
pengen cakap kotor Sumpill😭
Kaginobi: silakan saja
total 1 replies
fjshn
ngeri yaa
Kaginobi: Iya. ngeri banget
total 1 replies
Siti H
tadi matanya dicongkel, kenapa masih bisa terbuka, Thor?

Tulisanmu bagus, Loh... semoga sukses ya...
ayo, Beb @Vebi Gusriyeni @Latifa Andriani
Siti H: astagfirullah... pantas saja gak dibalas chat kakk
total 7 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!