Farraz Arasy seorang pemuda biasa tapi mempunyai kisah cinta yang nggak biasa. Dia bukan CEO, bukan direktur utama, bukan juga milyarder yang punya aset setinggi gunung Himalaya. Bukan! Dia hanya pemuda tampan rupawan menurut emak bapaknya yang tiba-tiba harus terikat dalam hubungan cinta tak beraturan karena terbongkarnya rahasia besar sang calon istri sebelum pernikahan mereka terjadi!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di tes dulu ya dek ya
Sampai di rumah, Arraz dikejutkan dengan banyaknya orang di rumahnya.
"Kok rame mas? Ada apa ya?" Tanya Zea ikut kepo.
"Mas juga nggak tau dek."
Keduanya turun dari mobil. Ada Yani, Tias, Adi, ketua RT di wilayah tersebut, juga dua orang perempuan dan satu laki-laki berdiri bak pagar betis menyambut kehadiran Arraz dan Zea.
"Ada apa ini buk? Yah? Kenapa ramai-ramai begini di rumahku?" Arraz ikut berdiri di depan rumah mereka. Pintu rumah belum di buka jadi mereka hanya bisa leyeh-leyeh di depan rumah Arraz aja.
"Ar, lebih baik persilakan mereka masuk dulu mereka sudah menunggumu dari tadi." Adi yang bicara.
Oh iya juga, Arraz sampai lupa kalau mereka masih berdiri tegak seperti tiang bendera di depan rumahnya.
"Jadi begini mas Arraz.. Maksud kedatangan kami ke sini karena mendapatkan laporan jika mas Arraz menikahi anak di bawah umur. Mereka adalah perwakilan dari KPAI yang akan memeriksa kebenaran fakta tersebut di lapangan. Jika kabar itu tidak benar, kami dengan terpaksa harus menyerahkan mas Arraz untuk diproses pihak berwajib. Tapi jika tidak, kami akan pergi dan tidak akan memperpanjang masalah ini."
Pak RT yang kali ini bicara. Dia menunjuk ke arah tiga manusia yang nggak pernah dilihat Arraz sebelumnya.
Yani dan Tias sudah ketar-ketir. Mereka saling menggenggam takut jika anak mantu mereka berubah status dari guru menjadi narapidana.
"Apakah ada bukti jika anak saya melakukan pernikahan dengan anak di bawah umur?"
Adi langsung pasang badan untuk Arraz. Arraz menghela nafas panjang. Dia harus menghadapi ini juga? Beneran nggak dikasih jeda dulu gitu? Barusan banget dia mutusin buat resign lho ya, masa tau-tau digiring ke kantor polisi??
"Ini pak. Ada foto mas Arraz dan adek ini sedang ciuman." Ungkap pak RT lagi.
Foto itu emang foto kedua anak manusia yang sedang ciuman. Lokasi ada di kamar Arraz. Hanya mengecup kening Zea aja, tapi Zea berinisiatif memamerkan kecupan mas suaminya di sosial media. Iya.. Di sosial media! Arraz tak begitu nampak wajahnya karena foto diambil dari sisi samping. Wajah Zea yang paling terlihat cengar-cengir bahagia di dalam foto itu.
"Hanya sebuah foto nggak bisa membuktikan jika Arraz dan Zea sudah menikah, pak RT! Pak RT ini bagaimana sih?!" Yani nggak bisa menahan emosi.
Dia kira bakal ada bukti rekaman video ijab kabul yang dilakukan Arraz atau mungkin video wleo-wleo antara Arraz dan Zea tersebar, taunya hanya foto ciuman jidat seperti itu?
"Tapi masalah ini sudah viral pak, bu. Kami tidak bisa membiarkan kondisi seperti ini membuat warga resah dan terus mendesak kami melakukan investigasi untuk menguak fakta yang sebenarnya." Kali ini pihak KPAI yang menjelaskan apa kepentingan dia dan kawan-kawannya ada di rumah Arraz.
Zea terlihat syok. Dia nggak nyangka perbuatan isengnya mengunggah foto antara dirinya dan Arraz malah membuat Arraz tersandung masalah seperti ini.
"Bukannya pak RT sendiri juga tahu kalau Arraz sudah menikah dengan Dewi. Kan pak RT juga ikut diundang ke pernikahan Arraz dan Dewi, kenapa sekarang malah ikut menuduh Arraz punya hubungan dengan Zea? Apa nggak terdengar seperti mengada-ada, pak?" Adi kembali membela anaknya.
"Iya! Tapi semua ini tidak membuat publik percaya begitu saja, apalagi saya juga mendapat laporan jika adek ini tinggal satu atap dengan mas Arraz. Semua hal itu bisa dijadikan bukti jika mas Arraz memang sudah melakukan pernikahan dengan adek ini." Pak RT bersikukuh jika Arraz memang udah bersalah karena menikahi Zea yang masih di bawah umur.
"Tapi, saya tinggal di sini karena saya menggantikan ibu saya bekerja di sini pak rete!" Zea ikutan bersuara.
"Berarti terjadi eksploitasi anak di bawah umur juga?" Perwakilan KPAI menuliskan sesuatu pada ponsel yang dia bawa.
Zea ini emang bocah sekali. Dia ngomong apa yang ada di pikirannya tanpa disaring dulu, bakal bagaimana nanti akibatnya dari perkataan yang dia ucapkan. Bukannya membantu tapi malah makin menyudutkan Arraz.
"Bukan! Zea ini--" Bu Tias ingin ikut angkat bicara, tapi Arraz menggeleng. Memberi tanda agar Bu Tias nggak melanjutkan apa yang ingin dia ucapkan.
"Bapak ibu perwakilan dari KPAI, saya mohon maaf jika viralnya berita saya membuat kalian kerepotan sampai mengunjungi rumah saya seperti ini. Juga pak RT, yang jarang sekali berkunjung ke sini.. Sekarang jadi ikut bersilaturahmi bersama bapak dan ibu utusan KPAI."
"Dek Zea Hafizana, memang tinggal di sini. Namun bukan untuk bekerja, akan tetapi ikut bu Tias yang bekerja di rumah saya. Dan tentang tuduhan saya menikahi anak di bawah umur, lakukan saja tes keperaWanan untuk mengetahui kebenaran tuduhan tersebut."
Ucapan Arraz meluncur mulus semulus pantat bayi badak. Nggak ada raut ketakutan di sana. Yang ditunjukan Arraz malah berbanding terbalik dengan kegelisahan Adi, Yani, Tias dan Zea sendiri. Mereka ketar-ketir. Bisa-bisanya Arraz mengajukan tes keperaWanan pada bocah yang udah pernah dia lecehkan! Apa emang segitu pengennya dia mendekam di jeruji penjara? Begitu pikir para sesepuh yang ada di sana.
"Nah! Iya. Saya setuju. Dengan begitu kita bisa mengetahui apakah semua yang diberitakan di sosmed itu benar atau hanya berita hoax belaka." Pak RT manggut-manggut.
"Ar, kamu ini gimana sih?! Kami semua berusaha menutupi pernikahan mu dan Zea biar kamu nggak kena masalah! Kok kamu nya malah minta Zea buat dites keperaWanannya? Kamu ini nggak waras apa bagaimana?! Lupa kamu ya kalau udah melecehkan Zea??" Yani berbisik di telinga Arraz.
Arraz hanya tersenyum saja. Nggak ngomong apa-apa. Biarlah nanti fakta yang bicara. Dia tinggal duduk santai sambil mencari tahu sebenarnya siapa yang membuatnya jadi seviral ini. Awalnya Arraz berpikir jika yang menjadikan dirinya 'selebriti dadakan' adalah Willy, namun setelah dipikir-pikir lagi, nama mungkin Willy tahu jika dia tinggal serumah dengan Zea? Pihak sekolah aja nggak tahu kok siapa istri lain Arraz selain Dewi.
Mobil Arraz bergerak ke klinik Fai dan Delta. Mereka akan melakukan pemeriksaan terhadap Zea di sana. Klinik itu dipilih karena jika periksa ke rumah sakit harus melalui prosedur yang jlimet dan lama, lagi pula klinik Fai dan Delta juga sudah diakui sebagai klinik terbaik di kota tersebut. Jadi gasskeun lah ke klinik mbak Fai!
Agak terkejut juga Fai melihat kliniknya didatangi keluarganya seperti ini. Mana bawa-bawa orang dari KPAI juga lagi, Fai udah di chat Arraz jika adeknya itu mau berkunjung ke kliniknya.. Tapi ya nggak rombongan gini juga kali?!
"Selamat siang, Bu Fairuz. Kedatangan kami ke sini untuk meminta Bu Fairuz melakukan pemeriksaan terhadap adek Zea, apakah benar adek ini tidak pernah melakukan hubungan seKsual, atau kata lainnya kami ingin mengetahui adek ini benar masih peraWan atau tidak? Saya minta agar Bu Fairuz bisa jujur dan melakukan pemeriksaan dengan teliti karena hasil pemeriksaan nanti akan menentukan status pak Arraz selanjutnya." Ini yang ngomong pihak KPAI.
Zea takut. Dia mundur dan justru bersembunyi di belakang tubuh Arraz ketika Fai memintanya memasuki ruangan yang sudah dia persiapkan.
Melihat gelagat Zea, tentu orang-orang makin berpikir jika Zea ketakutan jika terbukti nggak viRgin. Padahal dia itu takut dilihat banyak orang dengan tatapan menyeramkan seperti itu. Bener-bener nggak nyaman diperhatiin banyak pasang mata kayak mereka bisa melihat Zea secara tembus pandang aja.
"Masuk aja dek, nggak apa-apa.." Arraz menggenggam tangan Zea yang sudah dingin berkeringat.
"Tapi mas.. Aku takut.." Zea udah mimbik-mimbik mau nangis.
"Nggak apa-apa, Zea. Sana, masuk ke dalam sama mbak. Nggak usah takut ya, mas nggak akan pergi ninggalin kamu."
Arraz berkata begitu biar Zea nggak ketakutan, tapi ditangkap lain oleh pihak KPAI di sana. Mereka pikir Arraz memang sudah melakukan hal yang nggak sepantasnya dilakukan dengan bocah di bawah umur, sehingga bocah itu takut jika rahasianya terbongkar dan diketahui banyak orang.
Zea benar-benar masuk ke dalam ruang periksa. Ada satu ners lain yang juga masuk ke dalam sana. Ners tersebut bertindak sebagai saksi tentang apa yang terjadi di ruang periksa tersebut.
"Gila kamu ya? Tadi harusnya kamu nggak suruh Zea masuk ke dalam! Gusti, kalau sampai ketahuan Zea udah nggak peRawan.. Siap-siap aja kamu digiring ke penjara!" Yani sudah pucat pasi ketakutan anaknya akan dijebloskan ke bui.
"Nggak apa-apa.. Ibuk tenang aja." Ucap Arraz menenangkan mamaknya.
Sedangkan di dalam sana.......
_________----_________
Besok lagi ya.. Keriting jari saya ngetik dua bab sekaligus.
gek ndanh isoh yasinan mengko Willy Ben nyusul dekne juga jare ora ono umur dowo kan ben jodoh lah dikubur na sebelahan wae🤣🤣🤣🤣
apa setelah jengger ayam, terbitlah HIV?! 😱
aku udah was² aja klo mreka ninu²😣
rugi bgt kamu Ar klo smpe lakuin itu.. masa yg masih ori celup² ke bekasan sih😐
kamu masuk diantara masalah yg ada..
mana statusmu gak kuat pulak🤦🏻♀️
kirain Ar nikahin Dewi secara siri juga😣
cukup 3 part ajalah Thor zea sama arraz cuek cuekan jangan ada part selanjutnya
wah² tuh suster kena bwrapa bayarnya ya
sekali nya dibales bikin nyesek 😭😭😭