NovelToon NovelToon
Renkarnasi Letnan Wanita

Renkarnasi Letnan Wanita

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: kegelapan malam

Ketika seorang jenderal militer yang legendaris menghembuskan napas terakhirnya di medan perang, takdir membawanya ke dalam tubuh seorang wanita polos yang dikhianati. Citra sang jenderal, kini menjadi Leticia, seorang gadis yang tenggelam di kolam renang berkat rencana jahat kembarannya. Dengan ingatan yang mulai terkuak dan seorang tunangan setia di sisinya.

Pertempuran sesungguhnya dimulai, bukan dengan senjata, melainkan dengan strategi, intrik, dan perjuangan untuk memperjuangkan keadilan untuk dirinya...

apakah Citra akan berhasil?

selamat datang di karya pertamaku, kalau penasaran ikuti terus ceritanyaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kegelapan malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

Pagi pertama setelah penyerangan terasa panjang dan menyiksa bagi Leticia. Setelah Max dipindahkan ke ruang perawatan VIP, ia tidak beranjak sedikit pun dari sisinya. Ia duduk di kursi samping ranjang, menggenggam erat tangan Max yang terbebas dari infus, menatap wajah pucat suaminya yang terlelap dalam pengaruh obat bius.

Sesekali, ia akan mengusap kening Max, memastikan tidak ada demam, atau hanya sekadar merasakan kehangatan kulitnya. Darah Max yang mengering di pakaiannya sendiri kini terasa dingin dan lengket, namun ia tidak peduli. Ia hanya ingin Max membuka mata.

Nyonya Clara, Tuan Anderson, Nyonya Emily, dan Tuan Bailey bergantian menjenguk, mencoba menenangkan Leticia, menyuruhnya beristirahat atau makan, Namun Leticia menolak.

"Aku tidak akan pergi dari sini, Ma," kata Leticia pada Nyonya Clara, suaranya serak karena menangis. "Aku akan tetap di sini sampai Max sadar."

Nyonya Clara menghela napas, mengusap rambut Leticia lembut.

"Ibu mengerti, sayang. Tapi kau juga harus menjaga diri. Max pasti tidak ingin melihatmu sakit."

"Aku baik-baik saja, Ma," Leticia meyakinkan, meskipun tubuhnya terasa remuk redam.

"Aku hanya... aku tidak bisa meninggalkannya."

Nyonya Emily mendekat, memeluk Leticia erat.

"Kami sangat berterima kasih padamu, Tia. Kau sudah menyelamatkan Max."

Leticia hanya bisa mengangguk, rasa bersalah masih menggerogoti hatinya. Ia adalah seorang jenderal yang terlatih, seharusnya ia bisa mencegah ini. Seharusnya ia bisa melindungi Max sepenuhnya.

Max akhirnya membuka matanya menjelang sore. Pandangannya masih kabur, namun ia bisa merasakan genggaman hangat di tangannya. Ia menoleh perlahan, melihat Leticia tertidur pulas di kursi samping ranjang, kepalanya terkulai di tangannya yang menggenggam erat tangannya. Senyum tipis terukir di bibirnya yang kering.

"Tia..." bisiknya, suaranya lemah.

Leticia tersentak bangun. Matanya langsung terbuka lebar, menatap Max dengan sorot penuh harap.

"Max! Kau sadar!" Ia langsung mendekat, wajahnya dipenuhi kelegaan. "Bagaimana perasaanmu? Ada yang sakit?"

Max tersenyum samar. "Sedikit pusing. Dan bahuku... tapi aku baik-baik saja, sayang. Jangan khawatir." Ia mencoba mengangkat tangannya yang tidak terluka untuk mengusap pipi Leticia, namun tenaganya belum pulih.

"Jangan bergerak dulu," Leticia menahan tangannya dengan lembut. "Kau butuh istirahat." Ia memanggil perawat, yang segera memeriksa kondisi Max.

Setelah perawat pergi, Leticia (Citra) kembali duduk di samping Max, menggenggam tangannya. "Aku sangat takut, Max. Sangat takut kau..." Suaranya tercekat.

Max mengelus punggung tangan Leticia dengan ibu jarinya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, Tia. Aku sudah berjanji." Ia menatap Leticia dalam-dalam. "Apa yang terjadi setelah aku pingsan? Bagaimana mereka bisa masuk?"

Leticia menghela napas. "Bram dan timnya datang tepat waktu. Mereka meringkus Reza dan anak buahnya. Dan... ada pengkhianat di antara pengawalmu, Max. Namanya Rendi. Dia yang memasukkan obat tidur ke makanan dan minuman para penjaga."

Wajah Max mengeras. "Rendi? Aku tidak percaya. Dia sudah bekerja denganku bertahun-tahun."

"Uang dan ancaman bisa mengubah loyalitas siapa pun, Max," Leticia berkata datar, mengingat pengalamannya sendiri di dunia militer.

"Bram sedang menginterogasi mereka sekarang. Dia bilang akan mencari tahu siapa dalang di baliknya."

Max memejamkan mata sejenak. "Aku tidak akan membiarkan ini. Aku akan pastikan mereka semua membayar mahal." Ia membuka mata, menatap Leticia lagi.

"Kau... kau benar-benar menyelamatkanku, Tia. Jika kau tidak mendorongku..."

"Jangan bicara begitu," Leticia memotongnya, matanya berkaca-kaca. "Aku hanya... aku tidak bisa membiarkanmu terluka. Aku tidak bisa kehilanganmu." Kata-kata itu keluar tulus, menunjukkan betapa dalamnya perasaannya pada Max.

Max tersenyum, kehangatan memenuhi matanya. "Aku mencintaimu, Tia."

"Aku juga mencintaimu, Max," balas Leticia mengecup kening Max lembut.

Sementara itu, di sebuah ruangan interogasi rahasia di markas keamanan Bailey Group, Bram berhadapan dengan Reza dan Rendi. Reza, meskipun sudah ditangkap, tetap bungkam, wajahnya datar tanpa emosi. Rendi di sisi lain, terlihat ketakutan, tubuhnya gemetar.

"Aku akan bertanya sekali lagi, Rendi. Siapa yang menyuruhmu? Siapa dalang di balik semua ini?" Bram bertanya, suaranya tenang namun penuh otoritas. Di depannya terhampar bukti-bukti pengkhianatan Rendi.

Rendi menunduk. "Aku... aku tidak tahu namanya, Tuan Bram. Aku hanya dihubungi oleh perantara. Dia bilang dia orang yang sangat berkuasa. Dia mengancam akan membunuh keluargaku jika aku tidak bekerja sama."

"Dan Arka?" Bram menekan. "Apa Arka terlibat dalam ini?"

Rendi mengangkat kepalanya, matanya membelalak.

"Arka? Aku... aku tidak tahu, Tuan. Aku tidak pernah berhubungan langsung dengannya. Aku hanya tahu dia punya koneksi dengan dalang itu. Reza... dia yang lebih banyak tahu tentang Arka."

Bram menatap Reza. "Reza. Kau dengar? Rendi sudah bicara. Sekarang giliranmu. Siapa yang menyuruhmu? Dan apa hubunganmu dengan Arka?"

Reza akhirnya membuka suara, suaranya serak. "Aku tidak akan bicara. Aku punya perjanjian. Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dariku."

"Kau pikir kau bisa lolos?" Bram menyeringai. "Kau menembak Tuan Max. Itu kejahatan besar. Kau akan menghabiskan sisa hidupmu di penjara, atau lebih buruk lagi."

"Aku tidak takut," Reza menukas dingin. "Ada hal yang lebih menakutkan daripada penjara."

Bram menghela napas. Ia tahu Reza adalah tipe orang yang sangat loyal pada majikannya, atau terlalu takut untuk membocorkan rahasia.

"Baik. Aku akan membiarkanmu membusuk di sini. Tapi ingat, kami akan menemukan dalang itu. Cepat atau lambat." Bram menoleh ke Rendi.

"Kau, Rendi, kau akan menghadapi konsekuensi atas pengkhianatanmu. Kau akan menghabiskan sisa hidupmu di balik jeruji."

Rendi mulai menangis. "Kumohon, Tuan Bram... Aku tidak punya pilihan..."

Bram mengabaikannya. Ia keluar dari ruang interogasi, wajahnya masih dipenuhi kekhawatiran. Ia tahu mereka mendapatkan Reza dan Rendi, tapi dalang utamanya masih bebas, bersembunyi di balik bayang-bayang. Dan fakta bahwa Arka mungkin terlibat, itu adalah masalah besar yang baru.

Di mansion keluarga Anderson, Petricia, yang sudah diberitahu oleh Bram tentang penangkapan Reza dan Rendi, kini kembali dilanda kepanikan. Ia mengunci diri di kamarnya, ponselnya bergetar lagi dengan panggilan dari nomor tak dikenal. Ia tahu itu adalah dalang misterius. Dengan tangan gemetar, ia mengangkatnya.

"Reza tertangkap, Petricia. Dan Rendi sudah bicara," suara dingin itu menusuk telinganya. "Kau gagal. Sekali lagi."

"Maafkan aku... Aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi," Petricia tergagap. "Max... dia terlalu kuat. Dan pengawalnya..."

"Alasanmu tidak menarik bagiku," potong suara itu tajam. "Kau sudah tidak berguna. Kau sudah menjadi beban. Aku tidak akan membiarkanmu merusak rencanaku lebih jauh."

Jantung Petricia mencelos. "Apa... apa maksudmu?"

"Kau akan tahu segera," suara itu menjawab, lalu panggilan terputus.

Petricia menjerit, melemparkan ponselnya ke dinding. "Tidak! Tidak mungkin! Dia tidak bisa melakukan ini padaku!" Ia tahu apa maksudnya. Dalang itu akan menyingkirkannya. Ia telah menjadi pion yang tidak berguna, dan kini ia akan dibuang. Ketakutan yang sesungguhnya baru saja dimulai. Ia harus melarikan diri, tapi ke mana?

Beberapa hari kemudian, kondisi Max membaik secara signifikan. Ia sudah bisa duduk, berbicara lebih lama, dan bahkan bercanda dengan Leticia. Leticia tidak pernah jauh darinya, selalu siap membantu, membacakan buku, atau sekadar memegang tangannya. Hubungan mereka semakin kuat, diuji oleh ancaman dan bahaya, namun justru semakin erat.

Suatu sore, Max sedang makan sup yang disuapi Leticia. "Bram sudah melaporkan hasil interogasi," Max memulai, suaranya serius. "Reza bungkam, tapi Rendi mengakui semuanya. Dia diancam. Dan dia menyebutkan... nama Arka."

Leticia menghentikan suapannya. "Arka?" Ia mencoba menyembunyikan keterkejutannya. Ia sudah menduga Arka terlibat, tapi mendengar konfirmasinya langsung dari Max terasa berbeda.

"Ya. Bram tidak bisa mendapatkan detail lebih lanjut, tapi sepertinya Arka punya koneksi langsung dengan dalang di balik semua ini," Max menjelaskan, matanya menatap Leticia. "Kau tahu sesuatu tentang Arka, Tia? Maksudku, dari ingatanmu yang samar?"

Leticia menggelengkan kepala, mencoba terlihat meyakinkan. "Tidak. Aku... aku hanya tahu dia mantan tunanganku. Tapi aku tidak ingat apa pun tentang dia, atau koneksinya. Aku hanya tahu dia selalu terlihat tidak menyukaiku." Ia menatap Max, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Bagaimana menurutmu, Max? Apa hubungan Arka dengan dalang itu?"

Max menghela napas. "Itu yang akan kita cari tahu. Bram akan menyelidiki Arka secara diam-diam. Aku tidak akan membiarkan siapa pun yang terlibat dengan ini lolos. Mereka sudah terlalu jauh. Mereka menembakku, dan mereka mencoba menyakitimu."

Leticia mengangguk. "Aku percaya padamu, Max. Kita akan mengungkap semuanya. Bersama." Ia menggenggam tangan Max erat. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini adalah pertarungan yang jauh lebih besar dari sekadar melindungi Max. Ini adalah pertarungan untuk mengungkap kebenaran di balik masa lalu Leticia, dan mungkin juga masa lalu Citra sendiri.

1
Srie Handayantie
iyaa lanjutkan lah apapun yg sudah menjadi tekadmu cit, jgn pernh mundurr siapa tau kedepannya bisa menemukan dalang dibalik itu smua 🤔 aku curiga dalang nya masih disembunyikan si cepott jadi belum ketahuan🤭😂
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTANARM¥°
ayok Tia mulai lah menjadi Mei yang suka teriak pada ketiga Bestinya... buat orang itu kesakitan dalam telinga nya
≛⃝⃕|ℙ$ 𝐀⃝🥀MEI_HMMM: astaghfirullah🤣🤣
total 1 replies
ˢ⍣⃟ₛ≛⃝⃕|ℙ$⛧⃝UHUY𓂃❼⧗⃟ᷢʷꪻ꛰͜⃟ዛ༉
idihhh nenek lampir/Speechless/
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©
tidak ada yg kebetulan di dunia ini Citra.. dan jika itu terjadi, maka itulah takdirmu..
🦂🍃 CISUN 2 🦂🍃
Ooohhh
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTANARM¥°
uhhh ada janji masa kecil ternyata
Srie Handayantie
berarti karna janji disaat dia kecill dulu makanya dia masuk dalam tubuh leticia dan menepatinya,
Zea Rahmat
reinkarnasi yg kebetulan km citra masuk ke tubuh keturunan nenek sophia
nurul supiati
msih gk nemu plottt twist nya gimna dan arahnya kmna
nurul supiati
ouhh karena harta yakkk... pantesan bgtu apa tuan dan nyonya Anderson menyakiti kmbaran nyonya clara
ˢ⍣⃟ₛ≛⃝⃕|ℙ$⛧⃝UHUY𓂃❼⧗⃟ᷢʷꪻ꛰͜⃟ዛ༉
ini petricia mau di apa 😤
🦂🍃 CISUN 2 🦂🍃
Waah sepertina ini masih keluarga ortu leticia 🤔
ˢ⍣⃟ₛ≛⃝⃕|ℙ$⛧⃝UHUY𓂃❼⧗⃟ᷢʷꪻ꛰͜⃟ዛ༉
nggak usah khawatir bukk😒, biarkan saja dia tidak makan. nanti jika lapar dia pasti akan makan, bukkkk/Speechless/
ˢ⍣⃟ₛ≛⃝⃕|ℙ$⛧⃝UHUY𓂃❼⧗⃟ᷢʷꪻ꛰͜⃟ዛ༉
semalam lagi apa pak max 🗿
Srie Handayantie
nahh kan hanya saat diperlukan kau aman, stelah gagal kau dibuang bahkan jadii buronan dan hidupmu makin tidak tenang. itulah karma mu Patric 😏
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTANARM¥°
Cerita nya semakin seru dan menarik
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTANARM¥°: same same yeee
≛⃝⃕|ℙ$ 𝐀⃝🥀MEI_HMMM: alhamdulilah terimakasih
total 2 replies
💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTANARM¥°
alah dia jadi buburona kan akhirnya maneh di sia siakan begitu
🔵≛⃝⃕|ℙ$ Fahira Eunxie💎
mantap, Petricia akhirnya jadi buron /Joyful/, ayo semangat mencari dalang utamanya Max dan Leticia

semangat dan sehat selalu kak thor
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©
rasakan!! nikmatilah hidupmu sebagai buronan Petricia.. itu baru permulaan, kita lihat sejauh mana kamu bertahan
Zea Rahmat
rasainnn km petrik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!