Bagaimana jika sikap baik dan penuh perhatian sang suami ternyata adalah sebuah sandiwara untuk menutupi kesalahannya?
Dara Jelita tidak pernah menyangka kalau Raditya Pratama, suami yang sangat dicintainya ternyata menyimpan banyak rahasia. Cinta yang ditunjukkan oleh suaminya ternyata hanyalah sebuah topeng untuk menutupi kebohongan yang selama ini disembunyikannya selama bertahun-tahun.
Akankah Dara tetap bertahan dalam pernikahannya setelah tahu rahasia yang disembunyikan oleh suaminya?
Yuk, simak kisahnya di sini. Jangan lupa siapin tisu karena cerita ini mengandung banyak bawang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazwa talita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAAFKAN AKU, DARA. MAAF!
Bagai disambar petir di siang bolong, Raditya menatap ke arah istrinya dengan tatapan tak percaya.
"CEO? Bagaimana mungkin?" Raditya menatap Dara dengan tatapan tak percaya.
"Sebelum aku menikah denganmu, aku adalah putri dari pemilik perusahaan ini. Setelah setahun pernikahan, papaku menyerahkan perusahaan ini padaku. Jadi, apanya yang tidak mungkin?"
"Dara. Sayang–"
"Jangan lagi panggil aku dengan sebutan itu. Sekarang, sebaiknya kamu keluar dari ruanganku!" Kini Dara tidak ingin berbasa-basi atau berpura-pura lagi seperti tadi.
"Dara–"
"Keluar!"
"Aku tidak mau keluar dari sini, Dara. Kamu harus memberikan aku penjelasan kenapa selama ini kamu membohongiku?" Raditya menggeram.
"Membohongi apa? Membohongi statusku yang ternyata adalah pemilik perusahaan tempat kamu bekerja selama empat tahun ini?"
"Kalau iya, biar aku perjelas padamu!" teriak Dara.
"Aku menyembunyikan identitasku karena aku tidak mau kamu malu dan merasa minder saat menikah denganku!"
"Dara." Raditya sangat terkejut mendengar ucapan Dara.
"Apa kamu melupakan keadaan kamu sebelum menikah denganku?" Dara menatap Raditya yang kembali terkejut. Ingatannya kembali pada saat dirinya belum menikah dengan Dara.
Saat itu, Raditya memang belum seperti sekarang. Ayahnya Raditya memang mempunyai beberapa usaha. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan keluarga Dara, tentu saja mereka bukanlah apa-apa.
Saat dirinya menikah dengan Dara, Raditya baru beberapa bulan bekerja di perusahaan Dara. Pertemuannya dengan Dara untuk pertama kalinya membuat Raditya yang saat itu baru saja patah hati karena ditinggalkan Kinara merasa terpesona.
Dara adalah gadis yang sangat cantik. Saat itu Dara bekerja sebagai manager seperti dirinya sekarang, sementara Raditya masih menjadi pegawai biasa.
Dara yang memang menutup identitasnya sebagai anak pemilik perusahaan, tentu saja tidak pernah membuat Raditya menyangka kalau gadis itu adalah anak dari pemilik perusahaan. Apalagi, Dara selalu berpenampilan layaknya pegawai biasa.
"Aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Kamu tidak pernah tahu bagaimana aku menyakinkan kedua orang tuaku agar mereka merestui kita. Papa dan mamaku bahkan merendahkan diri mengaku sebagai orang biasa atas permintaanku. Mereka melepaskan aku untuk dipercayakan padamu karena aku meyakinkan mereka kalau kamu adalah pria pilihanku yang akan membuatku bahagia!"
"Tapi apa yang telah kau lakukan padaku Raditya? Kau membohongiku! Kau mengkhianati semua ketulusan yang aku berikan padamu. Kau menghancurkan pernikahan kita, Raditya!" Dara berteriak marah. Kehidupan pernikahannya yang bahagia selama empat tahun terekam jelas di kepalanya.
Perhatian Raditya, rasa cintanya, dan bagaimana pria itu selalu membuatnya berbunga-bunga dan semakin jatuh cinta padanya. Sampai akhirnya Davin, sahabat masa kecilnya, mengirimkan beberapa foto dan video yang memperlihatkan pengkhianatan Raditya dan perempuan itu.
"Dara." Raditya menatap perempuan yang masih menjadi istrinya itu dengan rasa bersalah.
"Maafkan aku. Aku khilaf. Aku–"
"Kata maafmu tidak bisa membayar sakit hati yang aku rasakan."
"Dara–"
"Pergilah! Mulai hari ini, kamu tidak usah bekerja lagi di sini. Terima kasih karena selama ini sudah bekerja dengan keras di perusahaan ini." Dara menatap tajam suaminya.
"Jadi, kamu benar-benar memecatku? Kamu marah padaku dan menggunakan kekuasaanmu untuk memecatku? Kamu–"
"Tidak usah bersikap seperti orang bodoh, Raditya! Saat kamu pertama kali masuk ke perusahaan ini, kamu sudah jelas-jelas tahu, apa saja peraturan di perusahaan ini. Jadi, jangan bertingkah seolah-olah aku yang salah di sini." Dara menatap laki-laki di hadapannya dengan sinis.
"Kenapa setelah bertahun-tahun, mataku seolah baru melihat siapa kamu sebenarnya? Aku sungguh menyesal dengan kebodohanku karena dulu aku begitu mencintaimu."
"Dara, Sayang, aku minta maaf. Maafkan aku karena aku sudah menyakitimu, tapi aku mohon, Dara, beri aku kesempatan kedua." Menyadari kesalahannya, Raditya kembali membujuk wanita itu.
"Pengacaraku sudah menyerahkan surat gugatan cerai ke pengadilan. Aku harap, kamu tidak mempersulit perceraian kita."
"Dara. Aku tidak mau bercerai denganmu, sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu!" ucap Raditya penuh penekanan.
Rasa takut akan kehilangan wanita yang telah menemaninya selama empat tahun itu membuat perasaan Raditya semakin kacau.
"Aku terima apapun keputusanmu. Aku rela dipecat dari perusahaan ini. Tapi, aku mohon, beri aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semuanya. Aku janji, aku tidak akan menyakitimu lagi." Raditya melangkah mendekati istrinya, kemudian lelaki itu berlutut di depan Dara.
Semenjak bertemu lagi dengan Kinara, berpisah dengan Dara adalah salah satu rencana masa depannya. Namun, setiap kali melihat Dara begitu patuh melayaninya dan begitu mencintainya dengan sepenuh hati, membuat Raditya tidak punya alasan untuk meninggalkan Dara.
Meskipun Kinara seringkali mendesaknya untuk meninggalkan Dara, tetapi, Raditya selalu memberikan berbagai alasan pada istri keduanya itu agar tetap bersabar.
Apalagi, setelah semua fakta terungkap jika Dara selama ini berpura-pura menjadi orang biasa hanya karena ingin menghormatinya.
Wanita itu dengan tulus bahkan merendahkan dirinya dengan menjadi wanita dan seorang istri yang begitu taat dengan suaminya.
Dara bahkan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Membereskan rumah, memasak dan melayaninya. Tetapi, apa yang telah dia lakukan pada perempuan ini?
Sudut hati Raditya terasa sakit mengingat bagaimana wanita itu selama mencuci baju dan menyapu rumah. Pekerjaan yang mungkin tidak pernah dikerjakannya sebelum menikah dengannya.
Raditya menangis sambil berlutut di depan istrinya. Wanita baik yang telah dikhianatinya.
"Maaf! Maafkan aku, Dara. Maaf!"
BERSAMBUNG ....
seru banget
makasih thor dah buat novel sebagus ini. semoga sampai akhir ya bagusnya