NovelToon NovelToon
Dinikahi Milyader

Dinikahi Milyader

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintamanis / Patahhati / Tamat
Popularitas:21.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sept

Azzam Bernabas Dirgantara, seorang Milyader berhati dingin. Bagi Dirga, hatinya sudah lama mati. CEO dari Dirgantara Group tersebut sudah mengubur dalam cintanya bersama sang tunangan yang pergi untuk selama-lamanya.
Lalu tiba-tiba muncul wanita seperti alien yang mulai mengusik kedamaian Dirga. Apa Dirga akan bertahan menjadi perjaka tua sampai akhir hayat karena cintanya yang sudah mati? Atau jangan-jangan pria seperti kanebo kering itu malah berpindah haluan, ketika hidupnya diusik sosok gadis yang sama sekali tidak akan membuatnya jatuh cinta lagi.
Dirga berani bersumpah, ia akan membujang selama-lamanya. Percaya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAU

Dinikahi Milyader Bagian 30

Oleh Sept

Rate 18 +

Melihat sang kakak naik ke lantai atas menuju kamarnya, Diska tidak mau ketinggalan. Gadis itu dengan cepat menyusul Dirga.

"Mau ke mana?" cegah Rayyan. Ia tahu, anak perempuannya itu pasti akan menganggu sang kakak.

"Mereka gak boleh berduaan! Mas Dirga lagi mode siaga. Denger cerita Mami semalam, bisa-bisa mbak Levi diterkam di dalam sana!" ujar Diska tanpa basa-basi.

Jean seketika melotot, sedangkan Rayyan merasa canggung. Ia mengaruk rambutnya yang sama sekali tak gatal. Anak gadisnya itu, persis sekali dengan Jean. Selalu waspada.

"Udah, mana mungkin Dirga macan-macam. Sudah! Kamu di sini saja!" seru Rayyan kemudian.

"Gak bisa, Pi! Papi gak tau mas Dirga seperti apa sekarang. Dia itu beda banget, gak kaya dulu. Kayaknya kebanyakan obat!" celetuk Diska kemudian berbalik. Ia tetap maju menaiki tangga. Mau memantau abangnya yang sedang menemui Levia.

"Udah ... biarin aja!" sela Jean. Jean juga sama sekali tidak percaya dengan putranya. Dirga sama seperti papinya, tidak bisa dipercaya kalau menyangkut tentang hal menjurus.

Di depan kamar Diska.

Gadis itu mengintip ke dalam, pintunya terbuka sedikit. Dilihatnya Levia duduk di tepi ranjang, sedangkan sang kakak duduk di kursi. Keduanya saling berhadap-hadapan.

"Ngomong apa sih mereka? Pelan banget!" gumam Diska kepo berat.

Karena tidak hati-hati, dan terlalu asik menguping, pintu malah terbuka dan menimbulkan suara. Membuat Levia dan Dirga langsung menatap ke arahnya.

"Ish!" Dirga mendesis.

"Hehehe!" Diska jadi salting. Gadis itu kemudian tersenyum kecut dan masuk dengan canggung.

"Bagaimana tidurnya semalam, Mbak?" tanya Diska untuk menutupi rasa malunya karena ketahuan nguping.

Levia hanya menjawab dengan senyum tipis.

"Aku ganggu, ya?" tanya Diska lagi sekedar basa-basi.

[Ya! Kau menganggu sekali!]

[Sudah sana! Aku mau bicara hal serius dengan Levia]

Dirga merutuk dalam hati, ingin rasanya mengusir adiknya itu. Namun, saat melihat wajah Levia yang lebih rileks saat ada adik perempuannya. Maka ia tidak jadi mengusir Diska.

"Ya udah, kalian lanjutin aja. Diska mau rapin lemari kok!"

Sambil menguping, gadis itu menjauh berjalan ke arah lemari.

[Ampun miss kepo!]

Setelah suasana kembali kondusif, Dirga kembali bicara.

"Untuk yang semalam ... aku mungkin tidak akan minta maaf!"

[Astaga! Mas Dirga!] Diska yang menguping rasanya ingin memberi mentor pada sang kakak bagaimana minta maaf pada seorang wanita. Sambil pura-pura buka lemari, ia mengedarkan gigi-giginya. Gemas dengan cara Dirga.

Sedangkan Levia, ia terlihat lebih tenang. Karena semalam, Jean sudah mengatakan banyak hal pada gadis itu. Jean sepanjang malam menceritakan apa yang terjadi pada putranya. Hingga harus mengkonsumsi obat tidur agar bisa tidur pasca kecelakaan maut yang merenggut tunangan Dirga.

Jika yang cerita Dirga, pasti Levi tidak percaya. Karena Jean mengatakan dengan jujur dan terlihat tulus, Levia pun percaya. Ia juga sebenarnya penasaran, lalu kenapa Dirga bisa tidur nyenyak saat dekat dengannya?

Jean mengatakan itu mungkin karena Dirga menemukan hatinya yang kosong sudah terisi kembali. Sudah menemukan hati yang membuatnya berdesir. Mulanya, Levia hanya tersenyum tipis tidak percaya. Tapi, setelah apa yang terjadi, dan penjelasn penjelasan yang diberikan oleh Jean, Levia pun mulai terpengaruh. Atau mungkin tersentuh.

Apalagi Jean menunjukkan banyak berkas pengobatan serta foto-foto saat Dirga menjalani perawatan.

Entah mengapa ia jadi simpatik, apa gara-gara karena Dirga sudah menciummnya? Levia jadi dilema.

"Lev! Levia!" panggil Dirga yang melihat gadis itu malah melamun sendiri.

"Emm ... ya."

"Bagaimana? Kamu marah aku tidak minta maaf? Tapi ... perlu kamu tahu, aku tidak minta maaf karena tidak menyesal sudah menyentuhmu. Tidak ada yang perlu aku sesali saat aku menciummu!"

"Astaga!" akhirnya Diska tidak tahan. Ia berbalik dan duduk di sebelah Levia.

"Mas Dirga cari mati?" cetus Diska.

"Kamu keluar dulu, anak kecil jangan ikut campur!"

Diska langsung menepuk pundak Dirga dengan keras.

Blukkkk

"Ish ... sudah! Sana keluar!" Dirga menarik paksa lengan adiknya. Kemudian mengunci kamar.

"Lah ... lah ...!" Diska mau protes tapi tenaga sang kakak lebih kuat. Alhasil ia hanya bisa menguping lagi di depan pintu.

KLEK

Settttt ...

Dirga menarik kursi lagi, kemudian menatap Levia.

"Tinggal di sini saja, jika kamu takut denganku. Kau lihat? Gadis itu pasti akan melindungimu jika aku macan-macam." Dirga menatap pintu yang tertutup. Di mana ia yakin Diska pasti mencuri dengar alias menguping.

"Bukankah ini sangat egoist? Tuan memintaku tinggal hanya agar Tuan bisa tidur?"

Dirga diam sejenak, kemudian menatap Levia dengan intense.

"Kenapa? Apa harus aku katakan cinta baru kamu mau berada di sisihku? Kalau yang itu, aku belum yakin ... tapi yang pasti aku menginginkanmu!"

Tidak cinta tapi diinginkan, kata-kata Dirga hanya membuat Levia harus menahan napas. Apa dia hanya sebagai wanita pemuas nafsuuuu pria tersebut? Ya ampun, serendah itu kah harga dirinya?

Dinikahi hanya untuk tidur bersama, tanpa ada cinta antara mereka. Jelas Levia pikir-pikir lagi. Pernikahan adalah sesuatu yang sakral, mana mungkin ia mempermainkan hubungan pernikahan.

"Tuan cari saja gadis lain!" ucap Levia kemudian, memecah sunyi di antara mereka.

"Bagaimana kalau aku cuma mau kamu?"

Levia menggeleng pelan. Dan Dirga mulai mendekat.

"Bagaimana bila aku hanya tertarik padamu?" serang Dirga dengan tatapan yang dalam.

"Itu ... itu urusan Tuan!" Levia membuang muka. Ia sedikit canggung.

Dirga kemudian pindah duduk, ia kini duduk di tepi ranjang bersama Levia.

"Menikah saja denganku, karena aku pastikan kamu akan lelah lari dariku!" ucap Dirga serius.

"Tuan tidak sedang mengancamku, bukan?"

"Ya ... aku memang sedang mengancammu. Jadi, menyerahlah. Karena aku selalu mendapat apa yang ku mau."

GLEK

Levi menelan ludah, begitu juga Dirga. Jakutnya sudah naik turun. Sejak tadi ia terus saja fokus pada bibir merah delima tersebut. Rasa-rasanya ingin menerkam Levia seperti semalam saja.

"Hem ... jadi bagaimana? Jika setuju, besok akan segera aku urus," ujar Dirga tiba-tiba.

[Siapa yang mau menikah dengan pria mesumm sepertinya?]

Levia bergidik ngeri, kemudian berbicara dengan suara lirih.

"Siapa yang mau menikah?" gumamnya.

"Aku! Aku yang mau!" Dirga semakin mendekatkan wajahnya. Membuat jantung Levia mau copot. Bagaimana pun juga Dirga pria tampan, jelas Levia sedikit terusik.

Di saat Levia sudah merasa sangat gugup, Levia diselamatkan oleh bunyi ketukan pintu.

Tok tok tok.

Di luar kamar, Jean muncul. Karena ia pikir sudah cukup memberikan waktu untuk Dirga bicara empat mata.

"Ngapain dikunci segala! Anak ini!" Jean jadi gemas. Dilihatnya Diska juga masih menguping di luar pintu.

Sementara itu, mendengar pintu diketuk, Dirga lantas beranjak. Sedangkan Levia, akhirnya ia bisa bernapas lega.

KLEK

Jean langsung masuk saat Dirga membuka pintu, wanita paruh baya itu memilih duduk di kursi di samping ranjang.

"Bagaimana? Apa Dirga sudah minta maaf?" tanya Jean saat itu juga.

"Minta maaf apa, nggak ada Mi ... Mas Dirga malah gak menyesal!" potong Diska yang ikut masuk.

"Ish!" Dirga menatap tajam adiknya itu.

Jean sendiri langsung mengarahkan tatapan tepat pada Dirga.

"Benar dia tidak meminta maaf?" Setelah menatap Dirga kini Jean bicara pada Levia.

"Meminta maaf itu untuk hal-hal yang disesali, maaf membuat kalian kecewa. Tapi Dirga akan tanggung jawab!" sela Dirga sebelum Levia bersuara.

Jean langsung menahan napas kesal.

"Masalahnya, Levia mau apa tidak?" ucap Jean gemas pada putranya.

"Mau ... dia pasti mau, tapi karena ada kalian dia jadi malu. Kami melakukan itu tidak hanya satu Kali ... jadi kalian bisa simpulkan sendiri."

Jean langsung memegangi dadanyaaa, pernyataan Dirga membuatnya shock. Apa mereka sudah melakukan hal itu?

Padahal yang dimaksud Dirga adalah ciumann. Tapi, Jean dan Diska memikirkan yang lain.

Tap tap tap ....

Rayyan datang menyusul di tengah ketegangan yang terjadi.

Jean yang melihat sang suami datang, buru-buru ia beranjak. Ia berjalan mendekati suaminya.

"Udah, Pi ... nikahkan mereka. Anakkmu ... aku rasa dia tidak bisa ditolong lagi, Mami takut dia bakal hamiliin anak orang!"

Levia jelas panik karena mau dinikahkan. Ia juga kesal karena ucapan-ucapan Dirga yang membuat orang pasti salah paham.

"Tapi ... Tante!" Levia protes dan panik.

"Ini demi kebaikanmu Levia," ucap Jean.

Levia seperti bertarung sendiri, dan diserang dari segala arah. Namun, ia merasa sedikit tersentuh ketika Jean duduk kembali di sebelahnya. Wanita itu tiba-tiba melepaskan gelang yang ia pakai. Kemudian memakaikan di tangannya.

"Eh ... Tante!" Levi menarik tangannya. Akan tetapi, Jean menatapnya dengan dalam.

"Mulai sekarang, kamu bagian dari keluarga ini. Tante mohon ... kamu mau menerima anak Tante."

Seketika, Levia tidak bisa menolak lagi. Sorot mata itu begitu teduh dan penuh pengharapan. Tiba-tiba, ia teringat sosok ibu yang tidak pernah menatapnya sesendu itu.

"Mau ya? Sama anak Tante?" tanya Jean dan terdengar sangat tulus.

Entah mengapa, kepala Levia mengangguk pelan ketika Jean yang memintanya.

BERSAMBUNG

1
Felycia R. Fernandez
amplas?? besi kaleee 😆😆😆😆
Sri Utami
Luar biasa
dita faza
jd igt yg lentur ngatain dokter bopeng
Arida Susida
Luar biasa
Mei Prw
luar biasa
Nurmiati Aruan
ya gak salah zio donk.... yang salah tu emak nya...
Gung Dy
🤣🤣🤣🤣🤣
Tri Lestari Endah
zia kembarannya zio ,sudah menikah blm ya
Anonymous
suka btul dgr suara pimoy💚
Ida Has
ga usah sama Reza mamanya sadis ntar susah lg hidup
Ida Has
sesuai dan cantik2
Ida Has
jgn sombong Dirga ntar bucin
Esih Mulyasih
Luar biasa
Deliza Yuseva
sombongvkamu Dirga ...
Deliza Yuseva
masih awang 2 thor
Dedek Aja
Luar biasa
Gung Dy
bagus...sy suka cerita yg happy ending 👍🤩
Meyke Joyce Rantung
bukannya tadi Diska sudah pesan 2 kamar di hotel? kenapa nggak nginap hotel aja?
Land19
cinta 🔺
Min_Vivi
maaf thor tapi visualnya tidak sesuai ekspetasi 🙏
Land19: betul kak terlalu dewasa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!