NovelToon NovelToon
Turun Ranjang

Turun Ranjang

Status: tamat
Genre:Romantis / Fanfic / Berondong / Perjodohan / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Arazy

Ditinggal pergi untuk selamanya oleh suami yang kaya membuat Karina harus rela dimusuhi oleh ibu mertuanya.

Karena harta kekayaan sang suaminya jatuh ke tangannya hampir tujuh puluh lima persen karena kekayaan suaminya dirintisnya dari nol dengan Karina yang mendampinginya sebagai kekasihnya dan sekarang menjadi istrinya. Gelar istri yang baru disandangnya seminggu itu harus rela menjadi janda karena sang suami meninggal dalam kecelakaan karena perjalanan bisnis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arazy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29

Keesokan paginya, Karina saat itu sibuk memasak di dapur milik ibu mertuanya. Dia masih tetap bertahan di rumah ibu mertuanya karena baru tujuh hari tepat meninggalnya suaminya. Dan kemarin hari terakhir peringatan ketujuh harinya sejak meninggalnya suaminya. Ingin sekali Karina pulang ke rumah miliknya dan suaminya meski baru tujuh hari dihuninya sudah membuat Karina merindukan rumah yang disiapkan oleh suaminya untuk mereka berdua membina rumah tangga. Namun juga kandas bahkan belum ada seumur jagung.

Namun Karina masih menghormati ibu mertuanya karena masih memberikan titah untuknya tetap di rumah itu atau di rumah mereka. Karena bagaimanapun juga dia sudah menjadi mantan menantu yang ditinggal mati suaminya. Apalagi baru beberapa hari dinikahi dan ada adik ipar suaminya yang seorang laki-laki. Dia tak mau nanti malah akan menimbulkan fitnah jika dia tetap tinggal di rumah mantan ibu mertuanya.

Apalagi tak ada anak diantara keduanya. Bagaimana bisa punya anak kalau suaminya bahkan gagal menyentuhnya di malam pertama mereka. Suaminya lebih memilih sibuk bekerja. Entah benar-benar bekerja atau ada hal lainnya. Karena setahunya pekerjaan suaminya sudah ditangani oleh asisten yang dipercayai nya.

"Nyonya, biar kami saja yang selesaikan?" Tawar asisten rumah tangga di rumah ibunya dengan sopan.

"Gak apa bi, hampir selesai juga kok. Tolong disajikan ya bi?" Pinta Karina. Hanya dengan mengisi waktu luangnya dengan pekerjaan apapun agar dia segera melupakan suaminya.

"Iya nyonya." Jawab asisten rumah tangga itu.

"Panggil saja Karin bi, jangan ada embel-embel nyonya." Pinta Karina sejak tadi yang sepertinya tidak didengar asisten rumah tangga itu.

"Kami tidak berani nyonya. Nanti nyonya besar marah." Jawab asisten rumah tangga yang bernama bi Ijah itu.

"Huff .. kalau tidak ada ibu panggil nama saja bi. Ibu tidak akan tahu kok." Jawab Karina penuh harap.

"Ba..baik...nyo...eh..nak Karin." Ucap bi Ijah

"Begitu lebih baik bi." Karina tersenyum lembut meski masih berusaha menutupi kesedihannya.

"Masak apa bi?" Suara Ambar tiba-tiba menyela.

"Eh.. i..ini nya..."

"Hanya nasi goreng Bu." Jawab Karina menyela bi Ijah. Ambar hanya terdiam tidak suka melihat Karina yang menyela jawaban bi Ijah.

"Tehku mana bi?" Tanya Ambar tak menjawab ucapan Karina. Karina hanya terdiam sambil terus sibuk menyajikan sarapan sambil menghela nafas berat.

"I..ini nyonya." Bi Ijah meletakkan di meja tempat makan Ambar dengan perasaan tak enak karena melihat reaksi sang nyonya yang memperlakukan menantunya yang baik dan sopan itu dengan dingin.

"Mari sarapan sekalian Bu!" Ajak Karina sopan sambil meletakkan piring makan untuk ibu mertuanya.

"Hmm." Jawab Ambar dingin sambil menyeruput teh herbal yang diminumnya setiap pagi.

"Selamat pagi Bu." Sapa Johan sambil mengecup pipi ibunya.

Setelah seminggu acara doa berakhir peringatan kematian kakaknya. Johan mencoba mencairkan suasana muram di rumah itu. Bagaimana pun juga yang meninggal harus kita relakan sedang yang masih hidup harus melanjutkan hidup.

Johan tersentak kaget saat kakak iparnya datang dari arah dapur membawa yang ditebaknya sepiring nasi goreng. Dan bisa dilihat itu adalah masakan kakak iparnya. Dia juga menatap sepiring nasi goreng yang disiapkan untuknya juga di meja tempat biasanya dia makan.

"Selamat pagi Johan. Kau masuk hari ini?" Tanya Ambar membuyarkan rasa keterkejutannya Johan dan segera mengalihkan pandangannya ke arah sang ibu.

"Iya Bu, aku sudah cuti hampir sepuluh hari. Tidak enak kalau harus cuti lagi." Jawab Johan sambil duduk di kursi makannya. Tak lupa melirik kakak iparnya yang selalu menundukkan kepalanya tanpa mau menatapnya.

"Selamat pagi mbak." Sapa Johan menatap Karina yang masih terus menundukkan kepalanya mulai sarapan.

"Selamat pagi." Jawab Karina singkat yang semua itu tak lepas dari perhatian Ambar yang menatapnya tidak suka.

"Ini mbak yang masak ya?" Tanya Johan basa-basi.

"Iya."

"Wah, sepertinya enak. Makasih mbak." Jawab Johan yang dilirik Ambar tetap dengan tatapan tak suka.

Ingin dia menegur putra bungsunya itu namun mengingat kembali teguran putranya itu beberapa hari yang lalu membuat Ambar tak berani berkomentar seenaknya tentang menantunya itu. Meski dia tetap menunjukkan wajah tak sukanya dengan jelas.

"Iya." Jawab Karina sibuk sarapan.

***

"Senang ya kau akhirnya putraku tiada?" Ucap Ambar yang membuat Karina tersentak kaget sambil beristighfar setelah mendengar ucapan ibu mertuanya.

"Astaghfirullah... apa yang ibu katakan?" Jawab Karina sambil mengelus dadanya. Dia tadi sedang mencuci pakaian satu rumah karena diminta oleh ibu mertuanya. Dan Karina tak bisa membantah ucapan ibu mertuanya.

"Huh... jangan berlagak pasti kamu bahagia setelah kematian putraku. Kamu bisa bebas." Ucap Ambar sarkas.

"Istighfar bu, tidak ada siapapun yang menginginkan kematian. Semua ini sudah menjadi takdir. " Jawab Karina lembut.

"Halah.." Sinis Ambar.

"Nyonya." Panggil bi Ijah yang tadi mendapatkan tugas membersihkan halaman karena tak mau bi Ijah membantu Karina.

"Ya?" Seru Ambar emosi karena percakapannya disela. Dia menatap tajam asisten rumah tangganya itu.

"Ada tamu di depan nyonya." Ucap bi Ijah takut-takut karena majikannya sepertinya sedang emosi.

"Siapa?" Tanya Ambar.

"Gak tahu nyonya. Seorang pria paruh baya. Dia mencari nyonya Karina." Karina yang disebut namanya langsung menoleh menatap bi Ijah.

"Siapa bi?" Bukan Karina yang menjawab tapi Ambar karena tak suka ada seorang pria mencari menantunya. Padahal putranya baru beberapa hari meninggal.

"Gak tahu nyonya, katanya sudah mencari ke rumah nyonya Karina dan tidak ada disana, jadi dia kemari." Jelas bi Ijah.

"Siapa?" Ambar ganti menoleh pada Karina yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Karina karena dia sendiri tidak bisa menebak siapa kira-kira tamunya.

"Aku yang akan kesana. Kamu lanjutkan pekerjaanmu!" Titah Ambar langsung menuju ke depan. Karina hanya terdiam sambil meneruskan pekerjaannya dan tersenyum menatap bi Ijah yang melihat dengan tatapan kasihan.

.

.

TBC

1
nobita
aku mampir kak
Fi Fin
sungguh aku selalu bwrharap johan akan selalu mencintai dan melindungi karina
Fi Fin
kok sama johan di pegang ga mau bukan muhrim kt nya tp pas sama ken di peluk di cium2 tanganganya ga apa2 gimana sih
Fi Fin
sepertinya menarik ceritanya ..lanjut baca
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
👍👍👍
£rvina
Luar biasa
Hasnaeni
sy suka jalan ceritanya trims suksses selalu dgn cerita yg lain
buk e irul
pin nyepak lek ngunu ku
buk e irul
karena manusia nafsu nya lebih,,, jadi ya gitu
Niaa🥰🥰
Luar biasa
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
karya mu bagus ceritanya Thor
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
kalau istilah naik ranjang apa itu? 🤣🤣
Nisa Sugiarti
Luar biasa
🇮🇩A Firdaus🇰🇷
Aq mampir ni Thor moga suka sama ceritanya
Phoo
Hadeeehhh.... Novel ko isinya penderiaan tok sampek akhir, bahagianya cuma beberapa bab trus tamat. Menyebalkan🤭
Phoo
Baru baca, sepertinya bagus🥰
Susanti Susanti
ceritanya menarik,,,,,,
Imelda Damayanti
ok
Dewi Hutabarat
ok bgt
Aris Bos
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!