CEO KU AYAH DARI ANAKKU

Rendra sudah siap dengan setelan jasnya, dia hari ini sangat antusias untuk pergi ke kantor. Dia tampak begitu segar saat ini, bahkan saat mengoles selai di rotinya dia sambil tersenyum senang. membuat tiga orang yang berada satu meja makan dengannya menatap aneh dirinya saat ini.

Frans dan Citra saling lihat heran dengan anak mereka yang dua hari ini terlihat aneh, bukan aneh dalam hal buruk tetapi pria itu semakin bahagia dua hari ini. mereka berdua tidak tahu apa yang membuat Rendra tampak senang dua hari ini bahkan beberapa hari ini juga pria itu dengan semangat pergi bekerja tidak seperti rendra yang biasanya.

“Semalam darimana kak?” tanya Jeremy yang membuka suara lebih dulu dari kedua orang tuanya.

“Kenapa?” tanya rendra menatap adiknya.

“kayak habis kerasukan, dari kuburan ya?” tanya Jeremy pada sang kakak.

“Jeremy” tegur sang mama pada putra bungsunya.

“Apa ma, kalian juga mau tanya begitu kan sama kakak. Kenapa takut-takut?”

“Ngarang kamu, kamu yang kerasukan” sungut rendra tidak terima dikatakan kerasukan oleh sang adik.

“Lah terus kenapa senyum-senyum nggak jelas begitu” ucap Jeremy.

“Kepo lo,”

“Wah, lo emang nggak tahu diri ya kak. Gue udah bantuin lo selama ini tapi lo begini sama gue” ucap Jeremy yang mulai kesal dengan sang kakak.

“Kalian bisa diem nggak, ini dimeja makan bukan tempat untuk bicara” tukas Frans dengan tegas.

“Papamu bilang buat diem itu, jadi bisa diam nggak” ucap Rendra pada adiknya.

“Kau juga Rendra” ucap Frans.

“Kalian jangan ribut kenapa? Rendra apa yang membuat kamu senyum-senyum begitu pagi-pagi begini?” tanya Citra.

“Aku sebentar lagi mau menikah ma” ucap rendra,

Perkataannya itu membuat kedua orang tuanya dan juga Jeremy menatap serius padanya.

“Menikah, jangan asal bicara kamu. kamu mau menikah dengan siapa?” tanya Frans.

“Dengan ibu dari anakku, perempuan yang Papa dan mama sembunyikan dariku selama ini. termasuk anakku juga kau sembunyikan” sinis Rendra menatap kedua orang tuanya.

“memang dia mau denganmu?”

“saat ini belum, tapi aku yakin dia pasti mau denganku. Rafka akan membujuk Mamanya” ucap rendra penuh keyakinan.

“Kamu sudah bertemu dengan Rafka? Dia tahu kamu papanya Rendra?” tanya Citra pada anaknya.

“Iya dia tahu aku Papanya. Kenapa mama kaget karena aku bisa tahu soal anakku”

“Bukan begitu, kamu jangan salah paham, Mama kan sudah bilang padamu kalau Papa yang menyuruh mama menyembunyikan ini”

“Nggak usah dibahas lagi ma, kenapa diam Pa. Tidak melakukan pembelaan karena apa yang Papa lakukan?” tanya Rendra menatap papa nya yang seakan tidak perduli.

“Papa memang melakukan apa?” ucap Frans seakan tidak mengerti.

“Tidak usah pura-pura tidak tahu,” tukas Rendra.

Aku akan menikahi Adiba, dan Papa jangan ikut campur lagi. Kali ini ada yang berpihak denganku Pa, anakku berpihak denganku. Papa lihat kan Papa mencoba menjauhkan dia dariku tapi dia malah begitu lengket denganku saat ini” ucap Rendra.

“Siapa yang berniat menjauhkan kamu dnegan mereka. Papa melakukannya agar kau lebih dewasa, seharusnya kau bersyukur bukannya menyalahkan orang tuamu. Kalau papa benar-benar ingin menjauhkan mu dengan Adiba dan juga anakmu tidak mungkin Papa menguliahkan dia dan tidak mungkin papa mempekerjakan dia di perusahaan mu Rendra. Dipikir makanya, jangan apa-apa menyalahkan orang. Papa ke kamar dulu ma” ucap Frans

Rendra hanya bisa terdiam, dan memikirkan semua ini. dia melihat kearah Papanya yang berjalan pergi meninggalkan mereka bertiga.

“Memang Papa yang membiayai kehidupan Adiba selama ini?” tanya Rendra pada Mamanya.

“Iya Papa kamu yang membiayainya, dia juga sempat datang saat Adiba melahirkan untuk melihat anakmu. Papamu yang membuat Adiba sukses seperti sekarang” jelas Citra pada anaknya.

“Papa melakukan semua ini?” Rendra masih terlihat tidak percaya dengan ucapan mamanya.

“Masa iya ma, aku pikir Papa berusaha menjauhkan Adiba dengan kakak karena malu punya calon menantu seperti dia”

“Nggak, Papa kalian nggak berpikiran begitu. Dia kasihan pada Adiba karena dia dibuang orang tuanya sendiri dan diurus oleh bibinya. Mama dengar juga Adiba pernah depresi karena orang tuanya benar-benar tidak menganggapnya anak dan mengusirnya saat dia habis melahirkan. Ayahnya menyalahkan dia sebagai penyebab ibunya meninggal, makanya hingga saat ini Adiba tinggal bersama bibinya” Citra menceritakan hal itu pada Rendra dan juga Jeremy.

“Sampai sebegitu nya ayahnya, ini semua salahku Adiba mengalami seperti itu. aku akan menebus dosa-dosa ku itu ma” ucap rendra mengepalkan tangannya.

“kalau itu terserah dirimu, Mama hanya ingin cucu Mama tinggal bersama dnegan kita. Mama ingin terus bersama anak kamu yang pintar itu, kamu bisa kan bawa dia ke rumah kita” ucap Citra.

“Pasti aku akan bawa dia kesini ma, Dia pasti senang ketemu sama Oma dan Opanya. Aku akan segera menjadikan dia milik kita ma dan menjadikan Adiba bagian dari keluarga kita juga” ucap Rendra penuh harap.

“Aamiin, Doa mama selalu merestui kamu.” ucap Citra.

“Aku juga, aku doakan semoga anakmu dan juga perempuan yang kau cintai bisa tinggal di rumah kita” sahut jeremy menatap kakaknya.

“Terimakasih” jawab Rendra sambil tersenyum.

“kalau begitu aku berangkat dulu ma, “ ucap Rendra pada mamanya.

“Iya, semangat terus anak mama” ucap Citra memberi semangat putra sulungnya itu.

“Pasti” jawab Rendra sambil tersenyum dan berjalan pergi meninggalkan ruang makan.

.................................................

Rendra sudah berada di depan rumah Adiba sekarang, dia akan menjemput perempuan itu untuk berangkat bersama dengannya tapi tatapannya langsung berubah sinis saat melihat ada Mobil yang pernah dia lihat sebelumnya sudah terparkir didepan rumah itu.

“Ini mobil pria itu kan? untuk apa dia kesini?” gumam Rendra dan langsung turun dari mobilnya saat ini.

Bertepatan dnegan itu, dua orang berjalan keluar dari rumah sambil mengobrol satu sama lain. Bahkan dari obrolan mereka terlihat asik karena sambil tersenyum satu sama lain.

“kalian sedang membicarakan apa? Kenapa senyum-senyum” ucap Rendra tajam.

Seketika Tama dan juga Adiba terdiam menatap pria yang sudah berdiri didepan mereka saat ini.

“kau?” ucap Adiba tampak terkejut dengan kedatangan Rendra di pagi buta seperti ini.

“kenapa? Nggak usah terkejut begitu sayang” ucap Rendra santai dan menekankan kata sayang pada pengucapannya.

Tama justru tersenyum mendengar ucapan rendra barusan,

“Kenapa ada yang lucu” sinis Rendra menatap Tama.

“Nggak,.” Jawab Tama.

“Ayo bang berangkat,” uap Adiba mengabaikan Rendra yang melihatnya.

“berangkat kemana?” tanya rendra penasaran.

“ke kantor lah kemana lagi, kau nanti marah kalau sekertaris mu telat” ketus Adiba.

“Ayo denganku, aku kesini untuk menjemputmu” ucap rendra dan langsung menarik tangan Adiba.

“Lepasin, aku mau berangkat dengan bang tama” ucap Adiba melepaskan pegangan Rendra.

“Dia mau berangkat denganku, kita pergi dulu” ucap Tama penuh kemenangan, dia langsung membukakan pintu di sebelah pengemudi agar Adiba bisa masuk. Adiba berjalan mendekat dan akan masuk kedalam mobil tetapi sudah di dahului oleh Rendra yang masuk kedalam Mobil tama.

“Mau ke kantor kan? Sekalian aku menumpang di mobilmu” ucap rendra duduk di sebelah kemudi sambil melihat Adiba dan juga Tama yang bingung.

“kenapa diam, ayo. Kau mau aku pecat dan jadi istriku saja di rumah” ucap Rendra pada Adiba.

Adiba tampak kesal, dan dia langsung membuka pintu di belakang Rendra, dia langsung masuk kedalam.

“Ayo bang, biarkan saja pria ini. dia memang pria tidak jelas” tukas Adiba.

“Ya sudah ayo kita berangkat” ucap Tama dan langsung berlari mengitari mobil menuju kemudi.

“Aku tidak akan membiarkanmu bersama dengan pria itu hanya berdua saja, kau milikku. Ibu dari anakku” ucap Rendra melihat kebelakang diaman Adiba duduk.

“terserah kau mau bicara apa” ketus Adiba dan memalingkan wajahnya.

°°°

T.B.C