NovelToon NovelToon
Bukan Menantu Biasa

Bukan Menantu Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wahyuni Soehardi

Amira menikah dengan security sebuah pabrik di pinggiran kota kecil di Jawa Timur. Awalnya orang tua Amira kurang setuju karena perbedaan status sosial diantara keduanya tapi karena Amira sudah terlanjur bucin maka orang tuanya akhirnya merestui dengan syarat Amira harus menyembunyikan identitasnya sebagai anak pengusaha kaya dan Amira harus mandiri dan membangun bisnis sendiri dengan modal yang diberikan oleh orang tuanya.

Amira tidak menyangka kalau keluarga suaminya adalah orang-orang yang toxic tapi ia berusaha bertahan sambil memikirkan bisnis yang harus ia bangun supaya bisa membeli rumah sendiri dan keluar dari lingkungan yang toxic itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuni Soehardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 26

Ani mengendarai motornya pulang, dia tidak lagi menghiraukan Yansen. Cowok itu mengikutinya dari belakang. Sampai dirumah ternyata Yansen sudah disebelahnya.

“Yansen ngapain kamu kesini. Sana pulang.” Usir Ani. Baru hari pertama sekolah sudah bawa cowok apa kata mbak Amira nanti.

“Aku kan sudah lama tidak main ke rumahmu Ani masa ga boleh.” Yansen ngotot dan saat akan turun dari motornya.

“E…e… Yansen jangan turun sana pulang.” Usir Ani lagi.

“Kamu kenapa sih?” Masa main sebentar ga boleh? Tanya Yansen.

“Masalah nya nanti aku dimarahi kakak iparku. Aku tidak mau ada kesalah pahaman dengan kakak iparku.” Ani mencoba menjelaskan.

“Apa hubungannya dengan kakak iparmu? Tanya Yansen lagi.

“Sudahlah kapan-kapan aku cerita pokoknya kamu sekarang pulang ya.” Desak Ani.

“Ya udah deh. Tapi janji ya kapan-kapan cerita. Eh tapi sebelum pergi aku minta no kontakmu dulu. Kalau tidak aku tidak akan pergi.” Ancamnya.

“Berikan handphone mu,” Ani mengulurkan tangannya kearah Yansen.

Yansen memberikan handphonenya dan setelah mendapatkan no kontak Ani dia langsung pergi meninggalkan rumah Ani.

Disekolah Ani berusaha menghindar dari Yansen. Di kantin n dia memilih duduk di bangku kantin yang agak penuh supaya Yansen tidak bisa bergabung dengannya.

Saat itu Yansen makan bakso dengan es degan bersama dua orang temannya. Dari kejauhan geng cewek yang naksir Yansen siap-siap ingin bergabung keliatan banget caper dan noraknya. Siapapun yang melihatnya ilfeel tapi tidak ada yang berani komen karena semua orang males berurusan dengan cewek-cewek yang merasa jagoan itu.

“Liat itu An, Caroline and the gang kelakuannya, ih amit-amit” bisik Ida sambil mengaduk-aduk mangkok es buahnya.

“Ketahuan Koko nya tahu rasa dia” sambung Rosa yang duduk di sebelahnya Ida.

“Kamu tahu Koko nya Caroline? Tanya Ida

“Tahu lah kami di gereja yang sama kok. Koko nya alim anggota kardinal gereja tapi adiknya amit-amit nyidam apa dulu mamanya punya anak perempuan satu aja liar kayak gitu tapi mereka tidak tahu.” Jawab Rosa.

Yansen kelihatan ilfeel dia cepat-cepat menghabiskan baksonya lalu menghabiskan minumannya kemudian bangkit berdiri dan segera berlalu. Tak lama teman-temannya mengikutinya.

Ketiga cewek yang duduk semeja dengan Yansen berbisik-bisik sambil tertawa-tawa. Sungguh tidak tahu malu sudah dicuekin tapi masih mengejar terus.

Sore itu waktunya Ani les bahasa Inggris. Saat turun dari motornya seseorang memanggilnya, Ani menoleh.

“Yansen, ngapain kamu disini?” Ani heran ini cowok perasaan selalu ada dimana-mana.

“Kamu sendiri kesini ngapain?” Yansen balik tanya.

“Aku les bahasa Inggris disini.” Kata Ani.

“Sama aku juga, ga nyangka ketemu lagi” kata Yansen.

Ternyata Yansen berada dikelas yang lebih tinggi daripada Ani. Setelah jam kursus usai Yansen mengajak Ani ke cafe sebelah yang menjual pancake dan minuman kekinian.

Ani setuju. Mereka berdua duduk di kursi outdoor dan memesan dua red Velvet pancake dengan topping coklat dan milkshake strawberry.

“Sudah lama kita ga ngobrol. Kenapa sih kalau disekolah kamu selalu menghindar?”

“Nanti ada yang cemburu berabe” kata Ani.

“Hmmm….mengerti, si pembuat onar itu pasti yang bikin kamu takut deket-deket aku.” tebak Yansen sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan jarinya.

Dua buah pancake dan dua gelas milkshake sudah dihidangkan, Ani menyeruput milkshake nya.

Mereka berdua makan sambil berbincang-bincang. Ani menjelaskan kenapa dia tidak mengijinkan Yansen main ke rumahnya.

“Oh begitu. Tapi kakak iparmu baik lho membiayai sekolahmu di sekolah kita. Biayanya sangat mahal” kata Yansen.

“Iya benar, begitu aku diterima sekolah disitu gurunya menyarankan aku ambil les bahasa asing supaya tidak ketinggalan.

“Sama aku kalau ga les bahasa juga keteteran kok.” Kata Yansen.

Sedang asik menikmati pancake dan milkshake ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari jauh dan diam-diam mengambil gambar mereka berdua.

“Yan maaf aku harus segera pulang, kalau kemalaman nanti aku kena marah.” Kata Ani.

“Baiklah sebaiknya kita memang cepet-cepet pulang. Langit kayaknya mau hujan. Untung kita searah masih bisa naik motor beriringan.” Kata Yansen.

Mereka membelah jalanan dengan motor masing-masing tidak ada percakapan selama perjalanan itu karena mereka harus segera pulang sebelum hujan turun.

Di persimpangan jalan Yansen membunyikan klakson motornya dan melambaikan tangannya ke arah Ani. Dia berbelok menuju rumahnya sendiri.

Tepat sampai di rumah hujan turun dengan derasnya. Semua orang sudah berkumpul di meja makan. Ani menolak saat ditawari makan malam karena sudah kenyang makan pancake dan milkshake.

Dia bersih-bersih dan langsung masuk ke kamarnya untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya esok hari.

Ping…sebuah notifikasi pesan masuk. Dia memeriksanya ternyata Yansen. Dia mengkhawatirkan Ani dan menanyakan apakah Ani kehujanan.

Saat Ani belajar tiba-tiba pintu kamarnya diketuk dan mbak Amira membuka pintu kamarnya.

“Lagi ngapain? tanya nya.

“Nih lagi kerjain PR” jawab Ani sambil menunjukkan buku-buku yang harus dikerjakannya.

“Bagus mbak ada kejutan nih… tutup mata dong.” Katanya.

Ani menutup matanya dan dia membukanya kembali setelah Amira menyuruhnya membuka mata.

Dia melihat seloyang pizza tersaji di meja belajarnya.

“Waaah….pizza….cantik dan besar sekali mbak. Pizza yang kumakan disekolah ukurannya sangat kecil.” Pekiknya kegirangan.

“Ini untuk teman belajar, kalau kamu rajin belajar ntar mbak buatin lagi deh.” Janji Amira.

Ani mencoba sepotong. Dan matanya membelalak. “Rasanya sangat beda dengan pizza di sekolahku mbak. Ini jauh lebih enak.”

“Dan lebih sehat karena terbuat dari bahan alami bukan dari bahan yang diawetkan.” Kata Amira.

“Hmmm…..enak banget, mbak Mira pintar sekali. Kenapa mbak Mira ga menjual pizza saja?” tanya Ani

“Jual kok tapi di cafenya mbak Mira yang di Surabaya. Kalau kamu liburan ntar deh kita kesana. Mbak juga sudah kangen sama nenek” janji Amira.

Nanti mbak mau bikin adonan pizza Frozen apa kamu mau membantu mempromosikan pizza mbak ke teman-temanmu? Kalau ada yang pesan tinggal mengambil adonan Frozen dan memberinya topping.

“Besok bawa bekal pizza ke sekolah ya bagiin sama temen-temen biar merasakan pizza nya mbak Mira.” kata Amira.

“Iya mbak” jawab Ani sambil terus mengunyah dia terus makan sampai kekenyangan.

Dia mengetik pesan kepada Yansen untuk janjian ke kantin karena dia membawa pizza buatan kakak Iparnya.

“Baiklah besok aku ingin berangkat berangkat sekolah sama-sama. Ku tunggu di perempatan jalan gang rumahku.” Jawab Yansen yang dibalas singkat “ok.” Oleh Ani.

Paginya Ani sarapan kue bolu buatan ibunya dan kopi hitam seperti kopi hitam kakaknya. Semalam dia tidur cukup larut dan membuatnya agak mengantuk di pagi harinya.

Suami mbak Erna sudah pulang dari perjalanan dinas dan bergabung untuk ngopi dirumah.

“Perjalanan dinas diluar kota membuat aku kangen sama kopimu Mir. Benar-benar istimewa racikanmu.”

“Nanti kuberi bocoran resepnya mas biar diluar kota bisa membuat kopi sendiri.” Kata Amira.

“Wah terima kasih Mir, sebentar lagi aku akan bertugas ke Lampung mungkin sampai setahun, resepmu akan sangat berguna karena disana masih sangat sepi jauh dari warung dan jauh dari mana-mana.” Kata suami Erna.

“Kapan berangkatnya mas?” tanya Amira.

“Besok lusa,” jawab Adam suami Erna.

“Oke nanti aku siapkan kopi, gula dan rempahnya. Kopi sumatera itu terkenal enak lho mas lebih enak daripada kopi disini.” Kata Amira.

“Betul tapi kalau aku minum kopi disana ya hanya kopi diseduh air mendidih dan diberi gula saja tidak dengan diberi tambahan aromatik rempah kayak kopimu.” Jawab Adam.

Amira sudah menyiapkan beberapa pizza dengan berbagai varian rasa dengan ukuran loyang yang paling kecil untuk ukuran anak sekolah. Dia packing dengan karton pizza yang dia pesan secara online.

“Ani kalau berangkat sekolah pizza nya jangan ketinggalan ya.” Amira mengingatkan.

“Iya mbak mana pizza nya aku mau berangkat sekarang.” jawab Ani.

Amira memberikan beberapa kardus pizza kepada adik iparnya.

“Hati-hati dijalan jangan ngebut.” Kata Amira.

1
Nadira ST
thor smoga keluarga mertua Amira baik terus ya jangan sampai berubah jahat
Diah Susanti
kalau yang aq baca sampai sini sih, yang toxic cuma kakak iparnya saja. ibu dan ani juga baik, semoga gk dibikin berubah sama othor😁😁😁
Sri Wahyuni
😍
Sri Wahyuni
Amira benar kakak ipar harus dilawan KLO ngelunjak
Sri Wahyuni
Amira pinter bgt
Sri Wahyuni
Bagus ceritanya n tidak belibet
Ceritanya bagus kak, reletabel sama kehidupan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!