Pembalasan Mantan Istri

"Jangan anda kira saya tidak tau mengenai penggelapan uang yang anda lakukan, anda sengaja mencari investor sebanyak-banyaknya untuk menutupi aksi licik anda," ucap Olivia.

"Penggelapan uang? apa maksudnya ini? anda sudah keterlalu Tuan Jordan, saya membeli saham Brata grup karena saya yakin jika Brata grup bisa untung, ditambah dengan dukungan Evandra grup, tapi sekarang Evandra grup justru melepaskan saham mereka karena Evandra grup tau tindakan anda, saya akan menarik saham saya," ucap Pak Tono.

"Ternyata anda tidak jujur dalam berbisnis pantas saja Tuan Elard memberikan saham Brata grup miliknya pada Olivia," ucap Danny.

Semua pemegang saham Brata grup begitu kesal, mereka memilih pergi meninggalkan ruang rapat, di dalam ruang rapat hanya ada Olivia, Albert dan juga Jordan.

"Sudah puas kamu menghancurkan Brata grup?" tanya Jordan kesal.

"Belum," jawab Olivia santai.

"Apa maumu Olivia? apa kamu benar-benar belum bisa melupakanku? sadarlah Olivia aku sudah menikah dan sudah bahagi, kamu cari kebahagiaanmu sendiri jangan menggangguku lagi," ucap Albert.

"Huek, buat apa juga saya tidak bisa melupakan anda dan mengharapkan kembali anda, masih banyak pria diluaran sana yang jauh lebih baik dari anda," ucap Olivia.

"Lalu kenapa kau melakukan ini semua?" tanya Albert.

"Balas dendam, aku memang sudah melupakanmu bahkan aku sudah membencimu, tapi apa kau pikir aku akan melupakan dan menerima semua yang sudah kau dan keluargamu lakukan padaku saat aku menjadi menantu Brata grup, kalian semuanya menjijikkan, kalian tidak pernah menganggapku sebagai menantu, aku hanya seperti sapi perah bagi kalian, untung saja aku tidak memiliki anak darimu," ucap Olivia.

"Kurang ajar kau Olivia, keluargaku sudah berbaik hati menerimamu menjadi menantu, tapi kau justru menghancurkan keluargaku," bentak Albert.

"Aku takut, ini belum seberapa, aku selalu ingat bagaimana pengkhianatanmu padaku Albert, seumur hidup aku akan membuat hidupmu dan hidup keluargamu tidak tenang karena rasa bersalah," ucap Olivia.

"Kau tidak alan bisa," ucap Jordan.

"Kata siapa aku tidak bisa?" tanya Olivia.

Tak lama setelah itu, Prilly masuk kedalam ruang rapat. "Maaf, Bu. Saya terlambat," ucap Prilly.

"Tidak masalah, bagaimana?" tanya Olivia.

"Semua pemegang saham sudah tandatangan," ucap Prilly lalu memberikan beberapa dokumen pada Olivia.

"Lihat, semua pemegang saham sudah setuju untuk memberikan saham mereka padaku, sekarang aku adalah pemilik saham tertinggi Brata grup," ucap Olivia.

"Kau sangat licik Olivia," ucap Albert.

"Aku tau itu," ucap Olivia lalu pergi meninggalkan Albert dan Jordan.

"Pa, sekarang bagaimana?" tanya Albert.

"Papa juga gak tau, gara-gara Olivia Brata grup hancur, semua pemegang saham memberikan sahamnya pada Olivia. Saham yang kita miliki hanya 25 persen, kalau Olivia menginginkan pemimpin baru, kita tidak bisa berbuat apa-apa, belum lagi dia tau tentang penggelapan yang Papa lakukan," ucap Jordan.

Disisi lain, Olivia yang baru saja keluar dari ruang rapat dan akan masuk ke lift bertemu dengan Laras yang keluar dari sebuah ruangan.

"Olivia? kenapa kamu kesini?" tanya Laras.

Olivia hanya melirik Laras, lalu melajukan perjalanannya. Laras yang tidak terima langsung berlari dan menahan tangan Olivia agar tidak masuk kedalam lift, "Kita harus bicara," ucap Laras dan menarik Olivia masuk ke sebuah ruangan.

Olivia melihat nama yang tertera di ruangan tersebut, "Jadi, sekarang kau manajer disini, keren ya beberapa bulan yang lalu masih jadi anak magang dan sekarang sudah menjadi manajer," sindir Olivia.

"Kenapa kau disini? apa kau ingin mendekati Albert lagi? kau harus tau kalau aku dan Albert sudah menikah bahkan aku sedang hamil anak Albert," ucap Laras.

"Kau sedang hamil, selamat ya. Semoga anakmu lahir prematur, cacat, sakit-sakitan dan hidupnya gak bahagia karena dia punya orangtua sepertimu dan Albert," ejek Olivia.

"Olivia, kurang ajar," bentak Laras lalu menampar Olivia.

Olivia memegang pipinya yang sakit karena tamparan dari Laras, tidak tinggal diam, Olivia pun membalas tamparan Laras dengan tak kalah keras hingga Laras terjatuh ke dinginnya lantai.

"Berani-beraninya kau menamparku, kau pikir aku akan diam saja begitu," bentak Olivia.

"Ada apa ini? sayang kamu kenapa? Olivia apa yang kamu lakukan? ternyata apa yang kamu katakan tadi bohong, kamu masih ingin menggangguku dengan cara menyakiti Laras istriku," ucap Albert.

"Dia yang terlebih dahulu menamparku dan kau pikir aku akan diam saja begitu, aku tidak sebodoh dulu. Aku dengar dari istri pelakormu ini kalau dia sudah hamil, selamat ya karena sebentar lagi kau akan menjadi seorang Ayah," ucap Olivia.

"Sayang, kamu hamil?" tanya Albert pada Laras.

"Iya, aku hamil," ucap Laras.

"Terimakasih sayang karena kau sudah hamil dan akan memberikanku keturunan, tidak seperti mantan istriku yang tidak bisa memberikanku keturunan," ucap Albert.

"Terimakasih Tuhan, karena engkau begitu baik tidak membiarkanku hamil bersama dengan si jelek dan bodoh Albert," ucap Olivia dnegan cukup keras sehingga Albert dan Laras mendengarnya.

"Kau iri dengan hidup baruku, karena selama kita menikah kau tidak pernah mendapatkan perlakukan seperti ini dariku," ucap Albert.

"Tunggu, aku bukan iri dengan kehidupan kalian yang biasa-biasa aja ini, aku hanya tidak suka karena harus mengingat sikapmu yang dulu hingga aku ingin menbuat kalian hancur," ucap Olivia lalu keluar dari ruangan tersebut.

Olivia berjalan dengan begitu percaya diri di lobby perusahaan tersebut, meskipun banyak yang tidak suka dengannya, namun Olivia tetap melangkah keluar dari gedung tersebut.

Ketika tengah berjalan tiba-tiba seorang karyawan datang dan menumpahkan air pada ember tepat di atas kepala Olivia hingga membuat tubuh dan pakaian Olivia basah.

"Anda ingin menghancurkan Brata grup jangan mimpi, anda masih suka dengan Tuan Albert karena itu anda ingin menguasai Brata grup," ucap karyawan bernama Silvi.

Prilly yang ada di belakang Olivia langsung membersihkan pakaian Olivia yang basah dengan tisu.

"Kau ingin mencari gara-gara denganku, kau bukan tandinganku, tapi karena kau membuatku matah maka kau bisa kuhadapi," ucap Olivia.

Olivia menarik Silvi menuju kamar mandi, Prilly yang mengerti pun mencegah orang-orang yang ingin masuk ke kamar mandi dengan mengunci kamar mandi dari dalam sehingga yang ada di dalam kamar mandi saat ini hanya Olivia, Silvi dan Prilly.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Olivia.

"Tidak ada, aku melakukannya atas kemauanku karena aku benci denganmu, aku tau kedatanganmu kesini ingin mengambil alih Brata grup," ucap Silvi.

"Bukankah bagus jika aku mengambil alih Brata grup," ucap Olivia.

"Kau itu tidak becus dalam mengelola bisnis, kau itu tidak bisa apa-apa, tapi bacotmu paling keras," ucap Silvi.

.

.

.

Bersambung.....