NovelToon NovelToon
Tetangga Iri

Tetangga Iri

Status: tamat
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Keluarga / Tamat
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Setelah sepuluh tahun berumah tangga, akhirnya Sri Lestari, atau biasa di panggil Tari, bisa pisah juga dari rumah orang tuanya.
Sekarang, dia memilih membangun rumah sendiri, yang tak jauh dari rumah kedua orang tuanya
Namun, siapa sangka, keputusan Tari pisah rumah, malah membuat masalah lain. Dia menjadi bahan olok-olokan dari tetangganya.
Tetangga yang dulunya dikenal baik, ternyata malah menjadikannya samsak untuk bahan gosip.
Yuk, ikuti kisah Khalisa serta tetangganya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemauan Daffa

Hari ini, Amar mangantarkan pagar untuk salah satu pelanggan yang rumahnya berjarak sekitar tiga jam dari bengkelnya.

Akan tetapi, yang membuat Amar terkejut, pemilik rumah sudah kabur.

Menurut informasi dari orang sekitar, orang itu terlibat dalam hal jual-beli narkoba.

Alhasil, karena takut di tangkap, dia kabur entah kemana.

"Bagaimana ini bang? Kita rugi ratusan juta, dia baru membayar sekitar seratus juta aja," ujar Gio, karyawan Amar paling lama.

Amar sendiri hanya bisa terduduk lemah. Badanya seperti tak bertenaga. Karena pada kenyataannya, orang itu bukan hanya memesan pagar untuk rumah yang baru di antarnya. Melainkan, dia juga memesan pagar, untuk kedua rumah anaknya.

Tak hanya pagar, orang itu juga memesan railing balkon, serta pintu besi, untuk garasi mobil.

Ya, walaupun pagar itu belum rampung semua, tetapi sebuah bahan yang dibutuhkan telah di pesan lebih dulu.

"Apa anak-anaknya masih disini?" tanya Amar gusar.

"Menurut info, mereka sekeluarga hilang tanpa jejak," sahut orang yang sebelumnya di tanyai tentang pemilik pagar yang di antarnya.

Tubuh Amar kehilangan tenaga, beruntung Gio yang berada di sampingnya sigap menangkapnya.

****************

Dan disini lah, Amar. Dia memilih pulang untuk menenangkan pikirannya.

Sedangkan bengkel, dia menutupnya barang beberapa hari. Dan lagi-lagi dia meminta penangguhan pada pemasok besi di bengkel lasnya.

Dan untuk para pekerja, dia liburkan sembari mencari jalan keluar dari masalah yang menimpanya.

"Mungkin, dari tabungan dan semua emas yang kita jual, cuma ada sekitar seratus jutaan gitu," ujar Andin seraya mengelus kepala Amar yang berada di pangkuannya.

"Nanti, coba abang diskusikan dengan emak dulu, semoga emak bisa membantu," ungkap Amar.

Walaupun Amar tahu, jika mungkin emaknya tidak mau membantu, tapi setidaknya dia harus berusaha terlebih dahulu.

Begitu malam tiba, selesai makan, Amar menyuruh Andin untuk ke kamar. Dia akan berbicara dari hati ke hati dengan emaknya. Berharap, orang tua satu-satunya bisa mengerti tentang keadaan anaknya sekarang.

Bukan tanpa alasan Amar menyuruh Andin ke kamar. Dia juga gak mau Andin mendengar jika emaknya menolak memberi bantuan. Dia tidak mau, membuat hati istrinya ikut hancur bersamanya.

"Mak," panggil Amar, meletakan jamu yang biasa Rohani minum.

"Apa?" sahut Rohani melirik Amar sekilas, karena sekarang dia sedang fokus pada sinetron kesukaannya.

"Ada hal serius, yang ingin aku bicarakan, tentang ..." Amar menjeda ucapannya, berharap emaknya melirik ke arahnya, ataupun mendengar perkataannya.

"Katakan aja, Amar. Ada apa?" ulang Rohani, masih fokus pada televisi.

"Bisakah, emak memberiku uang sebesar lima ratus juta?" tanya Amar hati-hati.

"Di belakang, di belakang mu, bodoh ..." Rohani malah geram, dengan sinetron yang sedang memutari adegan, dimana orang-orang sedang mencari tokoh utama yang menghilang.

"Mak, dengar dulu," Amar masih bersabar.

"Iya, katakan!" seru Rohani, kala sinetronnya jeda dengan iklan.

"Bolehkah, aku meminjam uang dari emak, sebesar lima ratus juta?" ulang Amar, menambahkan kata pinjam.

"Apa katamu? Pinjam? Kenapa, dan untuk apa? Uang dari menjual sawah tempo hari aja, belum kamu ganti sampai sekarang," beruntun Rohani.

"Mak, bukannya aku memberimu uang setiap bulannya? Lagi pula, jika di hitung-hitung, uang itu udah lebih dari harga sawah yang tempo hari aku jual," balas Amar tak habis pikir.

"Terus, maksudmu aku tidak di nafkahi olehmu? Selama ini, kamu hanya membayar hutang, dengan cara menyicilnya?" ujar Rohani lagi, membuat Amar menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Mak, aku bahkan melunasi ratusan juta, hutang almarhum ... Dan itu ..."

"Jadi kamu mau mengungkitnya? Kalo gitu aku juga mau ngukit, tentang bagaimana aku berjuang saat aku hamil, bagaimana aku kesakitan saat malahirkanmu, bagaimana aku begadang saat kamu sakit, dan bagaimana aku memberimu air susu ku," cerocos Rohani tak mau kalah. Dia bahkan memotong perkataan Amar.

"Coba kamu hitung, lebih banyak mana?" lanjut Rohani.

Amar menjambak rambutnya sendiri. Tak habis pikir dengan ucapan yang di lontarkan emaknya.

Karena tidak ingin terlibat perdebatan lebih panjang, Amar memilih meninggalkan Rohani di depan televisi sendirian.

Sebelum masuk kamar, Amar menarik napas beberapa kali, berharap emosinya bisa berkurang.

Begitu masuk kamar, Andin menatapnya dengan tatapan yang begitu dalam.

"Tak apa, kita usaha berdua aja ya," lirih Andin mendekati suaminya.

"Maaf, karena aku malah menjeratmu dalam masalah," Amar merangkul tubuh Andin, dan membawanya kepelukan.

Amar tahu, Andin tidak bermaksud menguping. Namun, teriakan emaknya, jangankan Andin, mungkin jika ada pencuri yang lewat di samping rumah, juga sama mendengarkannya.

"Bukankah, sebelumnya abang telah memberikan aku banyak kebahagiaan? Jadi, sekarang sudah saatnya aku membalas kebaikan abang, aku janji akan terus bersama abang, sampai masalah yang kita alami berlalu," ujar Andin.

Amar semakin mempereratkan pelukannya. Tersentuh, dengan perkataan Andin.

...****************...

Jika keluarga Amar sedang mendapatkan cobaan. Berbeda lagi dengan apa yang di alami oleh Azhar.

Semenjak anak keduanya lahir, walaupun kadang-kadang ikan di warung tak habis, tapi omset yang di dapatkan mereka bisa di katakan melebihi target.

Azhar bahkan bisa membayar zakat, setelah menghitung pendapatannya di akhir tahun.

Bahkan, sekarang dia sudah membayar kembali emas-emas Tari, yang sebelumnya di ambil untuk modal.

Dan pada akhirnya, sekarang Azhar mulai stok ayam potong, seperti permintaan pelanggannya.

Dia menjual setengah ayam dengan harga dua puluh enam ribu.

Namun, Azhar hanya mengambil ayam empat sampai lima ekor perharinya. Kecuali, ada yang pesan lebih dulu, maka dari itu, dia mengambil lebih.

Dan sekarang, Daffa sudah selesai sekolah sma. Dan Azhar, menyuruh Daffa untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.

Akan tetapi, Daffa menolak. Dia malah ingin membuka warung kopi, di dekat warung ayahnya.

"Pendidikan itu penting nak, belajar lah, agar kamu tidak di rendahkan, seperti ayah ini,"

"Ayah itu di rendahkan karena tidak punya uang, bukan karena pendidikan rendah," balas Daffa.

"Tapi nak,"

"Benar kan yah? Ayah di rendahkan karena tidak punya uang, lihat lah, sekarang ... Ayah di puja-puji hampir oleh semua penghuni kampung kan? Bahkan, yang sarjana saja di rendahkan, jika pekerjaannya tidak sesuai dengan ijazah yang mereka miliki," papar Daffa.

"Tapi pendidikan itu penting nak," Azhar masih mencoba membujuk Daffa dengan nada lembut.

"Berikan aku waktu satu tahun ... Jika aku berhasil dalam membuka warung, maka ayah harus janji, untuk memberikan aku kebebasan dalam memilih apa yang aku sukai. Dan jika warung itu tidak berhasil, maka aku akan melakukan seperti apa kemauan ayah," pinta Daffa.

Akhirnya Azhar hanya bisa mengalah.

Ya, dia mengalah. Karena memaksakan seseorang melakukan sesuatu yang tidak di sukai juga bukan sesuatu hal yang bijaksana.

1
Zenun
akhir yang bagus kak😍, selalu ada pelajaran yang dipetik
Zenun
Ibu suri😄
niktut ugis
andin kamu emang keren 👍
niktut ugis
minta d ruqyah nech rohani
niktut ugis
emak rohani, anak bujang mu amar juga butuh kehidupan pribadi emang pengen ya amar bunuh diri lagi seperti kakaknya Krn pny emak pelihara sifat sirik dengki culas + matre
Muliana: hehe, makasih ya udah mampir
total 1 replies
neni nuraeni
yaaa udah tamat aja si rohani
neni nuraeni: 👌 kak othor
total 2 replies
niktut ugis
wah Bu Suryani aku padamu lah 👍😍
Teteh Lia
bintang 5 untuk karya kaka author yang luar biasa. ❤
Muliana: Makasih banyakk ❤️❤️
total 1 replies
Teteh Lia
Terimakasih untuk cerita luar biasa na, kak. 🙏 di tunggu cerita2 selanjut na ❤
Wanita Aries
Udah tamat aja.. dari kisah ini byk hal yg kita ambil dikehidupan nyata.

Semoga masalahnya lekas membaik thor
Zhafran Althaf: semoga ada cerita baru lagi😍😍😍
total 2 replies
Zenun
akhirnya Rohani betul-betul berubah
Teteh Lia
Emak udah beneran berubah. Nda iri atau suudzon lagi .
Teteh Lia
emak rohani beneran udah berubah ini?
Aquarius97 🕊️
nanti dilihat emakmu ngomel loh mar
Aquarius97 🕊️
Haha rasakan rohalus
Aquarius97 🕊️
Tadi bukan anda ya Bu roh /Facepalm/
Aquarius97 🕊️
berat banget sih emang, lagian ngapain sih Din kamu nungguin roh halus ..sok2an mau nakluin hatinya
Wanita Aries
MasyaAllah bu rohani udh menghilangkan sifat buruknya
Muliana: Iya, walaupun melewati banyak proses. Setidaknya belum terlambat untuk bertobat
total 1 replies
neni nuraeni
mantaaap.. semoga rohani sllu Istiqomah ya thor
Zenun
Nah gitu mak, jahat tu ama pelakor, eeh😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!