Lanjutan Miss Gesrek dan Mr Elsa
- Sora, sulung dari kembar tiga Chen, tidak bisa bekerjasama dengan arsiteknya, Kim Yoon a yang super kaku dan keras kepala. Keduanya menjadi dekat ketika ada kompetitor dari Chen Ltd berusaha mencuri blueprint desain Yoon a. Sora baru tahu, arsitek nya ini menyimpan banyak rahasia.
- Amura, tengah dari kembar tiga Chen, sudah naksir Yudho sahabat sepupunya sejak SMP. Amura belajar giat demi bisa diterima di UI karena Yudho kuliah disana. Amura yang plek ketiplek sang ibu sifatnya, harus jatuh bangun membuat Yudho mau dengannya.
- Yura, bungsu dari kembar tiga Chen, tidak suka cowok sebaya atau brondong. Dia suka pria yang matang dan jatuh cinta dengan rekan bisnis ayahnya yang lebih tua sepuluh tahun dari usia Yura. Daniel Hensley, pria blasteran Amerika dan Korea itu, menganggap Yura sebagai putri rekan bisnisnya tapi jangan remehkan Yura soal niat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amura - Yudho - Ternyata Oh Ternyata ...
Amura menunggu kedatangan Yudho saat malam karena hari ini hari terakhir dirinya di rumah sakit. Besok dia sudah pindah ke rumah keluarga Baskara. Alsaki dan Kaysa meminta keponakannya untuk tinggal bersama mereka agar bisa memantau kondisi Amura apalagi Kaysa adalah seorang dokter.
Menjelang jam tujuh malam, Yudho pun datang sembari membawakan makan malam untuk mereka berdua dan Amura tidak sabar menceritakan hasil penemuannya.
"Melihat muka kamu yang semangat empat lima itu, aku curiga kalau kamu sudah mendapatkan sesuatu yang ingin dibagikan padaku," ucap Yudho sambil menyipitkan matanya.
"Iya. Tapi mas Dodo mandi dulu deh biar segar terus kita makan sambil ngobrol ya?" senyum Amura manis.
Yudho hanya mengangguk tapi tetap saja dia curigation dengan gaya Amura.
Jangan-jangan dia gabut terus jadi detektif Partikelir disini - batin Yudho sambil ,membawa baju gantinya dari lemari. Selama Amura dirawat, Yudho memang menyimpan baju bersih di lemari karena dia merasa bertanggung jawab atas Amura. Gara-gara Crissy cinta buta dengan Yudho, membuat Amura celaka. Yudho merasa menjadi biang kenapa terjadi hal seperti ini.
***
"Jadi kamu menyelidiki sampai jauh?" tanya Yudho. "Dan kamu akhirnya tahu kenapa semua CCTV jalanan tidak berfungsi?"
Amura mengangguk. "Si oknum itu ternyata pak RW dan anggota Kopassus. Jadi dia bisa mengancam semua orang."
"Anggota kopassus? Mas Wira kan anggota Kopassus ... Eh tapi udah pindah ke Solo ya?" gumam Yudho.
"Tapi jangan bawa-bawa mas Wira lah mas ... Nanti bisa gegeran. Karena ini kan kasus yang tidak ada hubungannya sama suaminya mbak Sarimi."
Yudho manggut-manggut. "Iya juga sih."
"Aku hanya bisa menemukan bagian dia merusak CCTV sekitar jalan dia tapi dia lupa tidak bisa merusak di gang lain. Dia tidak ada alibi solid!" Amura memperlihatkan CCTV dari satlantas. "Aku minta akses ke Oom Victor selain ke Oom Duncan. Jadi bisa di compare. Lihat. Ini korban ...."
Yudho duduk di sebelah Amura yang memperlihatkan Ipad-nya.
"Ini korban sedang turun dari angkot ...." Yudho menunggu dengan tegang.
"Nah, yang di gang ini, tidak ada CCTV yang dirusak karena disembunyikan oleh para warganya agar tidak dirusak maling. Mas Yudho tahu, disini banyak maling motor. Kalau terlihat ada CCTV, dirusak terus jadi mereka pasang di tempat tersembunyi."
Mata Yudho melebar. "Yang merupakan keuntungan buat kita kan?"
"Tepat sekali! Nah, ini dia titik CCTV nya yang bisa aku dapat dari semua sinyal di rumah disana."
Yudho menggelengkan kepalanya, tidak heran jika Amura seperti itu karena ibunya sangat cerdas. Ditambah Amura juga lebih teliti dan banyak waktu luang dibandingkan dirinya yang banyak pekerjaan.
"Dia mengira kejahatannya akan rapi. Hanya saja sebusuk-busuknya kamu menyimpan bangkai, pasti baunya tercium juga bukan?"
Amura mengangguk. "Dan ini rekamannya."
Yudho melihat si oknum mendekati si korban. Ada percakapan diantara mereka dan tiba-tiba si oknum TNI itu mencoba mencium korban tapi ditampar. Setelahnya korban itu pun pergi meninggalkan si pelaku.
"Sikap yang salah karena dia membelakangi pelaku dan bisa menjadi titik lemah," ucap Yudho. Keduanya terkejut saat oknum itu menuangkan sesuatu di saputangan miliknya lalu menyekap korban dari belakang yang membuatnya lemas.
"Bagaimana bisa tidak ada orang yang melihat kejadian ini! Padahal ini jam pulang kantor lho!" omel Yudho.
"Suatu keberuntungan dan kebetulan mas," jawab Amura.
Keduanya melihat korban di bawa ke sebuah rumah kosong dan menjadi tempat dia nantinya ditemukan sudah tidak bernyawa.
"Setengah jam. Jadi korban meninggal pukul 18.30 berdasarkan jam dari CCTV dan dia pergi dari sana sementara dia bilang sudah pulang ke rumah pukul 17.45 dan langsung bercinta dengan istrinya. F****! Ini tidak bisa dibiarkan!" amuk Yudho.
"Kita harus kasih tahu bang Steven dan Oom Victor! Sebelum dia kabur!" ucap Amura.
"Kabur sih tidak! Tapi dia merasa tidak dapat disentuh karena menganggap memiliki alibi yang solid!" Yudho mengambil ponselnya dan menghubungi Steven.
"Mas ... Aku ada ide!" celetuk Amura dengan wajah usil.
"Apa yang kamu pikirkan ... Aku tidak mau tahu asal kamu hati-hati. Oke?" Yudho menatap serius ke Amura. "Halo bang Steven ...."
***
Sebuah rumah makan sederhana dekat dengan TKP Dua Hari Kemudian
"Kamu kok bisa punya ide begini sih Mura?" tanya AKP Nana dan AKP Atikah yang sedang menemani Amura makan.
"Habis aku kasihan Tante. Ya benar istri itu harus nurut suami tapi yang mana! Kalau dia dijadikan alibi sebagai pelindung kejahatan suami, kan bangkeeeee! Itu lelaki pengecut yang bersembunyi di balik ketek perempuan!" omel Amura.
AKP Nana dan AKP Atikah hanya tersenyum simpul.
"Kamu tuh kalau sudah keluar galaknya ... Horor!" gelak AKP Nana.
Tak lama datang seroang wanita yang sebenarnya belum berusia 35 tahun tapi wajahnya sudah seperti kepala empat. Padahal AKP Nana dan AKP Atikah yang kepala empat saja masih terlihat muda seperti kepala tiga. Wajah wanita itu terlihat seperti menyimpan beban hidup yang berat.
"Mbak, beli nasi rames nya satu ya." Wanita itu mengeluarkan uang sebesar dua puluh ribu.
"Mbak Prita nggak masak?" tanya Mbak penjual nasi rames.
"Nggak mbak. Mumpung suami lagi dinas keluar kota, aku agak santai," jawab wanita yang bernama Prita.
"Padahal arti nama Prita itu bagus lho tapi Prita yang ini seperti berbeda jauh dari arti namanya," gumam Amura yang masih memakai kursi rodanya.
"Memang apa artinya?" bisik AKP Nana.
"Nama "Prita" memiliki beberapa kemungkinan arti tergantung pada asal bahasanya. Dalam bahasa Sanskerta, "Prita" (प्रीत) berarti "kekasih" atau "yang dicintai". Selain itu, bisa juga diartikan sebagai "perempuan yang menyenangkan" atau "yang disukai". Dia hanya disukai karena memberikan alibi suaminya yang melakukan kejahatan!" desis Amura. ( sumber Google ).
AKP Nana dan AKP Atikah merasa mendapatkan keuntungan saat mendengar suaminya sedang dinas keluar kota jadi bisa mewawancarai lebih dekat.
"Kita ajak bicara di meja depan saja. Tikah, tolong bawa Mura ke depan. Biar aku ajak Prita ikut dengan kita." AKP Nana pun berdiri menghampiri Prita sementara AKP Atikah mendorong kursi roda Amura yang membawa piring makannya, keluar dari dalam rumah makan.
"Bu Prita?" sapa AKP Nana ke wanita itu.
"Ya?"
"Saya AKP Nana dari Polda Metro Jaya. Bisakah kita berbicara di depan? Disana ada rekan saya Atikah dan Amura," ucap AKP Nana sambil memperlihatkan kartu pengenalnya.
"Ada masalah apa ya Bu?"
"Kebohongan alibi suami anda pada kami," jawab AKP Nana dingin.
Prita pun memucat.
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️
Laahhhh.....emak bpknya trnyta lbih edyannnn....😱😱😱
gimana anaknya nggak niru
lha bonyoknya aja kelakuannya seperti itu
🤦🏻🤦🏻🤦🏻
Kl mereka kan enggak, beda lah 😍😍😍😍
Amit amit amit amitttt /Puke//Puke/