⚠️ Mature Content (Harap bijak memilih bacaan)
Cinta itu buta, tidak memandang status. Sehingga yang terlarang pun akan terlupakan.
Luna adalah anak angkat dari Richard Owen, pengusaha sekaligus CEO perusahaan ternama di Hongkong. Sejak usia 1 tahun Luna sudah hidup bersama Richard. Luna sangat mengagumi, pria yang lebih sering dipanggilnya Daddy, itu.
Namun rasa kagum yang dimiliki Luna, bukanlah layaknya seorang anak yang mengagumi ayahnya.
Kenyataanya Luna mencintai Richard lebih sekedar ikatan takdir yang digariskan pada mereka.
“Dad, aku mencintaimu”
Begitulah kalimat yang sering Luna ucapkan untuk Richard.
“Dad juga mencintaimu sayang... ” Jawab Richard, dengan tatapan lembut seorang ayah kepada putrinya.
Akankah cinta Luna terbalaskan atau hanya akan bertepuk sebelah tangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Priska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Passionate Daddy Eps. 29
Beri jempol 👍 disetiap akhir episode yang kalian baca, sudah sangat cukup membahagiakan buat Author untuk selalu semangat berkarya.
“Apa kau baik-baik saja..” Tanya Bryan.
“Terima kasih untuk makan siang hari ini...”
“Apa kau baik-baik saja..” Bryan kembali mengulang pertanyaannya.
“Aku ingin pulang Bryan.” Luna tetap saja tidak ingin menjawab hal itu.
“Sudah aku katakan. Lupakan perasaan itu. Ini tidak benar untukmu. Dan ayahmu, dia juga tidak mungkin seserius itu dengan perasaanya. Buka matamu, ayahmu mungkin tidak akan pernah bisa merasakan apa yang kau rasakan.”
“Tapi Daddy bilang, dia mencintaiku.”
“Kami pria selalu mengatakan itu. Aku juga sama sepertinya. Kadang aku mengatakannya, kadang aku melupakannya begitu saja. Itu, Bullshit...” Terang Bryan pada Luna.
“Tapi....”
“Kau terlalu banyak alasan untuk mempertahankan perasaanmu. Baiklah kita pulang. Pura-pura lah kau tidak melihat semuanya, berpura-pura sampai kau sadar bahwa ayahmu itu brengsek..” Geram Bryan. Dia sangat kesal karena Luna begitu bodoh sekarang. Jika cinta hanya membuatmu bodoh, lebih baik tidak mencintai.
Bryan menarik tangan Luna kasar, dipikirannya saat ini, hanya ingin segera mengantar gadis bodoh itu pulang. Mungkin hanya itu yang diinginkan Luna saat ini.
“Bryan itu sakit...” Luna meringis.
“Cepat masuk...” Bryan tidak ingin bersikap lembut lagi pada Luna.
Luna segera masuk dan duduk.
Brummmm.....
Bryan memacu laju kendaraanya.
“Pelan-pelan bodoh...” Mata Luna dibuat tidak berkedip karena ulah Bryan.
“Bodoh. Kau lebih bodoh dariku...” Balasnya.
“Kenapa kau marah. Ini bukan urusanmu..”
“Karena aku tidak ingin...”
“Aku tidak ingin kau diperlakukan seperti itu.” Tegas Bryan.
“Stop it.. Bryan...” Pinta Luna frustasi.
“Yang kukatakan itu benar. Aku tahu kau merasa sangat malang hidup didunia ini. Sadarlah kau sendiri yang menciptakan itu. Hidup ini indah Luna, jika kau mau sedikit membuka dirimu, jangan terpaku hanya pada satu hal, yang belum tentu membuatmu bahagia..”
“Kau benar....” Luna tertegun.
“Aku selalu benar. Jadi dengarkan aku... Kau dan ayahmu, kalian tidak mungkin bisa bersama. Pikirkan tentangnya juga... Apa yang akan dikatakan orang jika seorang ayah dan anak memiliki hubungan spesial. Aku yakin kau pasti akan bilang bahwa, kau sama sekali tidak peduli dengan itu. Tapi Ayahmu ? Bagaimana dengannya ? Apa kah dia mampu menutup mata dan telinga, untuk cemoohan yang akan datang padanya...” Kalimat yang cukup panjang, tapi begitu mengena dihati Luna yang mendengarnya.
“Turunlah kita sudah sampai sekarang.” Titah Bryan.
“Apa lagi turun...” Bentak Bryan kasar.
“Tidak perlu membentak ku, aku akan turun.”
Brak. Luna membanting keras pintu mobil Bryan.
“Apa yang kau lakukan Bryan, wanita itu sedang sedih. Seharusnya kau menenangkannya.” Suara hati Bryan berkata.
Ia segera turun dan menahan wanita itu secepat kilat. Bryan menahan pergelangan tangan Luna.
“Maafkan aku...” Ucap Bryan.
“Kau tidak salah. Aku yang salah.” Luna masih merunduk.
“Tidak aku yang salah. Lihat aku, aku minta maaf.”
Luna mengangkat wajahnya. Melampiaskan rasa sakit hatinya dengan memukul-mukul Bryan.
“Kau tega, jahat sekali. Jahat...Jahat...” Tangis Luna.
“Ya aku yang salah, maafkan aku...” Bryan memeluk Luna, ia masih berusaha menenangkan Luna.
Hiks...Hiks...Hiks...
“Tenanglah. Semua akan baik-baik saja.” Ucap Bryan, menepuk ringan punggung Luna.
Sialnya Richard datang diwaktu yang tepat. Matanya memanas melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Luna yang berada dipelukkan seorang pria.
“Lepaskan putriku...” Richard menarik Luna.
Bryan benar-benar melepaskannya. Ia tersenyum sinis kearah Richard, seolah sedang meremehkan pria yang ada dihadapannya itu.
“Luna aku kembali sekarang... Jika kau butuh apapun hubungi aku.” Bryan segera pergi.
“Luna tidak membutuhkan apapun darimu ! .” Teriak Richard, namun Bryan sama sekali tidak menghiraukannya. Dan pergi begitu saja.
“Kau lihat pria itu tidak ada sopan santunnya pada Daddy...”
“Lepas. Aku ingin masuk...” Ucap Luna, menepis genggaman Richard padanya.
“Kenapa? Apa bocah itu yang membuatmu menangis. Sudah kukatakan jauhi dia. Harus berapa kali Dad memperingatkan mu !!! .”
“Aku juga memintamu menjauhi Maria, apa kau melakukannya...”
Richard terdiam.
“Lupakan saja semuanya...” Luna pergi dengan berderai air mata.
Ia mengurung dirinya sepanjang hari dikamar.