CINTA KOK BEGITU

Alina saat ini sudah berada di kediaman Nita. Dan saat ini Alina sedang memasak untuk acara siang nanti bersama babe Kamal. Selain itu, babe Kamal juga sedang membangun bagian gudang untuk perbaikan. Nita bersama Alina memasak urap dan sayur asem untuk para tukang. Sementara dirinya serta Nita mencoba membuat kue. Alina sempat mengaku tidak bisa memasak. Namun karena sudah menjadi kebiasaan Alina, akhirnya pun ketahuan. Jika Alina bisa memasak. Walau tidak sehebat chef di restoran. Namun masakan Alina mendapatkan dua jempol dari babe Kamal.

" Ini nih, masakannya mirip enyak lu Nita..." kata babe Kamal yg sudah mencicipi masakan Alina.

" Masa sih beh...?" kata tanya Nita.

Dan Nita pun mencicipi masakan sayur asem serta urap yg dibuat Alina. Dan ternyata benar memang mirip masakan enyaknya.

" Iya beh, bener bener mirip...." kata Nita.

" Belajar darimana sih lu Lin...?" tanya Nita.

" Eyang putri..." jawab Alina.

Nita dan babe pun mengangguk. Karena memang sempat tidak percaya jika Alina mampu memasak sesuai selera dari keluarganya. Bahkan Alina tahu pasangan urap dan pasangan sayur asem kesukaan keluarganya itu. Karena tidak semua orang sama persis seleranya. Dan baru kali ini babe Kamal menemuinya selain istrinya dahulu.

Hingga waktu istirahat siang pun tiba. Para tukang dan yg lainnya diminta istirahat terlebih dahulu. Babe Kamal sengaja memberikan sayur asem , urap serta lauk pauknya untuk dinikmati para tukang pekerja. Babe Kamal menggunakan jasa tukang bangunan berjumlah 4 orang. Dan dirasa cukup. Maka merekapun makan bersama sama di teras rumah.

Teriak matahari membuat para tukang menjadi semangat ketika disuruh makan terlebih dahulu. Terlebih biasanya, mereka hanya disediakan kopi dan makanan ringan untuk para pekerja itu. Namun hari ini berbeda. Karena babe Kamal menyediakan makan siang untuknya.

Alina serta Nita turut serta menikmati masakan buatannya, sehingga membuat para tukang, tambah semangat karena makan bersama gadis cantik seperti Alina dan Nita.

Namun hal itu menjadi perhatian dari babe Kamal. Sehingga Nita dan juga Alina diminta untuk pindah tempat. Dan keduanya kini duduk dibawah pohon rambutan sambil makan.

Tak lama kemudian Vera datang. Vera di beritahu oleh Nita, jika dirumahnya ada Alina. Dan Vera pun datang. Vera langsung ikut makan siang bersama dengan Nita dan Alina.

" Wuiiihh...enak sekali. Beli dimana Nit...?!" ucap Vera.

" Noh yg bikin..." tunjuk Nita kepada Alina.

" Yakin lu..!!" kata Vera.

" Emang kenapa ..?, ga enak ya..?" jawab Nita.

" Enak banget sweeerr...!!" jawab Vera yg sudah mencicipi urap buatan Alina.

" Bisa nambah ini..." celetuk Vera.

Ketiganya asik makan dibawah pohon Rambutan. Pohon yg rindang, dan terik matahari menutupi bangku dibawahnya. Suasana pinggir kota, di sebuah perkampungan yg asri dan terasa sejuk. Alina serasa betah di tempat babe Kamal ini. Karena hampir mirip dengan rumah neneknya di Jogja.

" Kenapa lu kelihatan sedih gitu...?" tanya Vera kepada Alina. Setelah selesai makan.

" Ingat rumah nenek di kampung..." jawab Alina sambil menunduk.

Kedua temannya pun kini mendekati Alina sambil mengelus bahunya.

" Entar kita main kesana yuk..." kata Nita.

Dan hal itu diangguki oleh Vera.

" Boleh, ayok kapan. Tapi sebelum ujian aja ya..!, Atau setelah ujian...?" Vera.

Alina diam membisu karena perkataan dari teman temannya itu. Karena misinya saat ini belum terkuak. Selain itu, ia juga sudah bersuami dan tidak mungkin begitu saja pulang kerumah neneknya. Karena disana juga ada ayahnya.

" Lihat sikon nanti ya..." kata Alina.

Ketiganya pun melanjutkan mengobrol sambil bercerita tentang kisah petualangan. Vera dan Nita cekikikan karenanya. Sementara Alina mendengarkan sambil menganalisa setiap kejadian yg dialami temannya itu.

Bahkan Nita sangat antusias ketika bercerita tentang kisah babe Kamal. Yang dulunya seorang yg jago silat dan disegani di kampungnya. Kemudian pindah ke tempat ini, karena harus mengikuti tugas kerjaannya. Namun tak lama kemudian bosnya itu kembali ke luar negeri.

" Jadi babe elu, dulu orang kepercayaan dari mafia yg udah tobat itu...?" kata Vera yg memang baru mendengar kisah babenya.

" Yah itu kan cerita babe..." jawab Nita.

" Kenapa tuh mafia tobat...?" tanya Vera kembali.

" ya ga tahu, kan ceritanya kaga sampai disitu. Kenapa dia tobat. Tapi sepertinya dia tergila gila sama gadis indo deh kalau ga salah..." jawab Nita.

" Tapi salah satunya karena ketemu dengan engkong, babe sempat dihajar habis habisan sama engkong. Karena mengikuti bule kw itu. ....." lanjut Nita.

" Dan mafia yg disebut bule kw itu pun membuktikan, jika dirinya dan babe tidak berbuat kejahatan. Dan salah satunya adalah membangun rumah sakit. Dan hingga saat ini masih aktif dan berjalan..." kata Nita

" Nah sekarang...?" tanya Alina.

" Mereka tidak ada kabar semenjak menikah. Dan sampe sekarang tidak tahu kabar beritanya..." jawab Nita.

" Terus, rumah sakit itu...?" Tanya Vera.

" Semenjak bule kw itu menikah, babe tidak tahu kabar beritanya. Bahkan rumah sakit dan perusahaan bule kw itu diurus orang lain..." jawab Nita

" Memangnya tidak pernah bertemu lagi. Atau cari tahu gitu...?" tanya Alina.

" Ga pernah kata babe, soalnya mereka kembali ke luar negeri. Dan babe juga sudah mencari info, tapi ya begitu dah..." Nita.

" Memangnya mafia itu dari mana...?" tanya Vera.

" Inggris..."

Ohh...

Dan ketiganya pun asik mengobrol sambil tertawa lepas. Namun kemudian wajah mereka tampak serius, tapi kemudian tertawa kembali.

" Eh, ini jadi ga kita nonton...?" tanya Vera.

" Iya yah, ya udah yuk siap siap. Kalau ga nonton , ya kemana kek..." jawab Nita.

Ketiganya pun bersiap siap menuju pusat kota, untuk acara malam mingguan. Dan Alina sempat mengirim pesan ke Dewa suaminya. Jika dirinya dan temannya menuju pusat kota. Dewa hanya menjawab 'ok' di ponsel Alina. Sehingga tidak ada percakapan lebih lanjut.

Nita dan Vera mengendarai motor. berboncengan, sementara Alina sendirian. Mereka menelusuri jalan raya yg kian sesak karena akhir pekan. Macet pun tidak dapat dihindari. Dengan perjalanan yg menempuh 1 jam, akhirnya mereka sampai di sebuah mall yg cukup besar.

" Kita nonton disini aja yuk. Kayaknya ada film yg bagus..." Kata Nita kepada Vera dan Alina.

" Kita cek dulu, film apa aja. Nanti kalau tidak cocok kuta cari food court, sambil minum atau makan..." jawab Vera.

" Lu mah makan mulu...!" kata Nita.

Namun hanya juluran lidah yg didapat Nita. Karena memang kebiasaan Vera yg seperti itu.

Tak lama kemudian mereka pun telah sampai di dalam gedung, untuk memilih Film yg ditonton nantinya.

" Mau yg romantis atau yg action...?" tanya Nita.

" Emmm..."

Vera mengacungkan jari telunjuknya di pipi , berfikir untuk memilih.

" Yg horor aja..." jawab Alina.

" Ogah..." Vera.

" Vera takut horor Lin...!" kata Nita sambil tertawa.

" Yeee, bukan begitu kali Nit...!!" Vera.

" Udah, akuin aja napa...!" kata Nita masih tertawa.

" Kalau begitu film action saja bagaimana...?" kata Alina.

" Ya udah gw mau kalau itu..." jawab Vera.

" Kaga yg romantis aja, Lin ..?" Nita.

" engga seru..." jawab Alina sambil tersenyum.

Ketiganya pun sepakat untuk melihat film action di bioskop. Tak lupa mereka membeli cemilan untuk menemani ketika menonton. Alina tampak antusias, karena memang jarang sekali, bahkan belum pernah ke bioskop bersama teman temannya.

****

Setelah nonton di bioskop, ketiga gadis itu menuju sebuah pusat perbelanjaan. Dan Nita berniat mencari kaos serta beberapa pakaian untuk keseharian dirumah. Vera berada didepan untuk menunjukkan tempat yg ingin dikunjungi oleh Nita. Alina mengikuti dari belakang.

Sesaat Alina tertegun, ketika melihat beberapa orang berkerumun. Dan disana terlihat Dewa sedang bersama Tito dan Miko. Ketiganya sedang berdebat, dan tampak jika lawan bicara dari Tito tampak emosi. Sehingga membuat penasaran Alina. Namun Alina tidak ingin Nita dan Vera mencurigainya.

Alina mengirimkan pesan kepada Dewa. Untuk membawa orang orang yg berdebat dengan Tito pergi dari pusat keramaian. Karena akan menjadi pusat perhatian para pengunjung pusat perbelanjaan saat ini.

Dewa yg mendapatkan pesan pun celingukan kesana-kemari. Karena Dewa tahu, jika Alina berada di tempat saat ini berada. Karena sudah diberitahu oleh Alina. Sesaat Dewa menatap Alina dari kejauhan. Dan benar saja, Dewa segera mengecoh orang yg berdebat dengan Tito keluar dari keramaian.

Sementara Alina kembali mengikuti Nita dan Vera. Alina mengaktifkan chip rahasia yg terhubung dengan ponsel Dewa. hal itu sudah ia lakukan semenjak memberikan ponsel kepada Dewa. Alina juga ingin tahu, yg dicari Dewa terkait kematian kakaknya itu. Dan benar saja, ketika berhubungan dengan Tito. Ada misteri yg sedikit demi sedikit terkuak. Walau belum tentu jelas hasilnya nanti. Dan menurut analisa Alina, ada rahasia besar terkait mak Ijah.