Dark Doctor

Ketika Cecilia Pang dan yang lainnya telah memasuki rumah utama menuju ke ruang tamu keluarga Lang, Jason pun berjalan keliling seakan-akan memeriksa keadaan sekitarnya.

Dengan menyamar sebagai pengawal pribadi keluarga kaya membuat Jason leluasa untuk menyelidiki sekitar kediaman keluarga Lang.

Jason fokus kepada bangunan yang ada disamping rumah utama kediaman keluarga Lang dimana aura hitam pekat berkumpul menyelimuti bangunan tersebut.

Dengan perlahan Jason berjalan menuju ke bangunan tersebut yang dikunci dengan gembok di bagian luarnya. Jason melihat aura hitam pekat dari ibu Nana terhubung ke dalam bangunan itu.

Kemudian Jason berjalan mendekati pintu yang tergembok itu lalu memegang gemboknya.

Krak!

Tangan Jason menggenggam erat gembok itu hingga hancur dan dia pun perlahan membuka pintu bangunan itu dan masuk ke dalamnya.

Mata Jason berkedut melihat pemandangan di dalam bangunan itu. Dia melihat sebuah altar yang berada di sudut ruangan dengan meja yang penuh dengan benda-benda mistis.

“Ini ruang persembahan keluarga Lang.”

Di atas meja itu, Jason melihat sebuah bungkusan kain berwarna putih yang diikat oleh benang berwarna merah. Jason mengambil bungkusan itu yang berbau amis karena warna merah benang itu akibat telah dicelupkan ke dalam darah.

“Ini sumber dari penyakit ibunya Nana,” gumam Jason yang kemudian membuka bungkusan itu.

Di dalam bungkusan dia melihat seuntai rambut yang ditebaknya adalah milik dari ibunya Nana, beberapa ruas tulang jari bayi yang kecil, dua lembar daun pohon beringin yang sudah kering, gigi taring binatang dan juga tulisan dengan menggunakan darah pada secarik kain putih.

Melihat bungkusan itu, Jason kemudian membakarnya dengan kekuatan tenaga dalamnya hingga habis terbakar.

Kemudian meja persembahan itu bergetar hebat dan benda-benda mistis di atasnya hancur lalu berserakan di lantai. Dinding ruangan yang tadinya dilukis dengan darah menjadi retak dan terkelupas ke lantai.

“Apa yang kamu lakukan?”

Jason menoleh ke arah datangnya suara yang tiba-tiba muncul di belakangnya. Dia melihat seorang bocah kecil kira-kira berumur sembilan tahun menatapnya dengan mata merah dan wajah gelap seperti marah.

Melihat datangnya bocah laki-laki itu Jason lalu menggunakan mata Surgawi untuk menyelidikinya.

“Rupanya kamu yang telah mengacaukan keluarga Lang ini,” gumam Jason setelah dia memastikan identitas asli dari bocah laki-laki tersebut.

“Kamu telah merusak rencana kami. Apa yang kamu inginkan?” tanya bocah kecil itu pada Jason.

Jason tersenyum menatap ke arah bocah itu. “Tinggalkan anak ini, maka aku akan membiarkanmu pergi dengan tenang,” sahut Jason.

“Hehehe... siapa kamu berani memerintahku?” bocah laki-laki itu terkekeh dengan seringainya pada Jason.

Tiba-tiba beberapa pengawal keluarga Lang muncul dan mengepung tempat itu dengan wajah garang.

“Kamu tidak bisa lari, kamu harus menggantikan orang yang telah kami siapkan,” lanjut bocah laki-laki tersebut.

Jason tersenyum mendengar kata-kata bocah laki-laki itu. Dia menatap pada para pengawal yang perlahan berjalan mendekati dan mengepung dirinya.

“Apa menurutmu aku ini terlalu mudah untuk ditangkap?” sindir Jason.

“Serang dan tangkap dia!” teriak bocah laki-laki itu pada para pengawal keluarga Lang.

Para pengawal yang mengelilingi Jason mulai melompat dan menyerang ke arah Jason dengan ganasnya. Jason dengan lincah berkelit menghindari setiap serangan mereka.

Bugh! Plak! Bugh! Bagh! Bugh!

Pukulan demi pukulan serta tamparan mendarat di tubuh para pengawal pribadi keluarga Lang yang mengepung Jason.

Mata bocah lelaki itu terkejut melotot melihat para pengawal keluarga Lang berserakan menahan sakit di tubuh mereka akibat pukulan dan tamparan Jason.

Jason kemudian berjalan mendekati bocah laki-laki itu dengan tatapan sangarnya.

“Kamu harus pergi dari tubuh anak ini. Atau aku akan memusnahkanmu!” kata Jason kemudian.

Tubuh bocah laki-laki itu menggigil ketakutan mendengar kata-kata Jason. Kemudian Jason melihat sebuah cahaya hitam kekuningan keluar dari ubun-ubun bocah kecil itu lalu menghilang.

“Tunggu pembalasan dari kami!” Sebuah suara mengancam keluar saat menghilangnya sinar berwarna hitam kekuningan.

Sedangkan tubuh bocah laki-laki itu menjadi lunglai dan jatuh ke lantai dengan tidak sadarkan diri.

“A-Apa yang kamu lakukan pada anak kami?”

Tiba-tiba sepasang laki dan perempuan setengah baya yang juga adalah orang tua dari bocah laki-laki itu muncul melihat anak mereka terkapar tak sadarkan diri di lantai.

“Anak kalian tidak apa-apa. Aku telah mengusir roh yang mengganggu anak kalian selama ini,” sahut Jason pada kedua orang tua bocah itu.

“Jangan banyak omong kosong!” kata laki-laki yang juga ayah dari bocah tersebut dengan wajah gelap karena marah.

Lelaki itu segera mengeluarkan pistol dan diarahkan ke tubuh Jason. Sementara ibu anak itu berlarian mendekati anaknya dan memangkunya.

“Jangan mati nak! Jangan tinggalkan ibu!” teriak ibunya anak itu meraung-raung.

Mata ayah anak itu menatap tajam pada Jason sambil menarahkan pistolnya.

“Bunuh dia suamiku! Balaskan dendam anak kita!

Wanita itu berteriak histeris memerintahkan suaminya untuk membunuh Jason.

Dor!

Pistol di tangan ayah bocah itu meletus dan pelurunya terasa menyakitkan di tubuh Jason karena mengenai tepat di dadanya.

Jason tidak mengalami luka yang serius. Peluru itu tidak bisa menembus perlindungan roh Jason. Hal ini membuat mata Jason terlihat lebih sangar karena tanpa segan dan berkedip ayah Jason berusaha untuk membunuh dirinya dengan menggunakan pistol.

Jason berjalan mendekati ayah bocah itu lalu menghancurkan pistol tersebut.

Hal itu membuat wajah ayah dari bocah itu menjadi lebih buruk. Namun tubuhnya bergetar menggigil ketakutan setelah melihat tatapan Jason yang tajam seolah-olah hendak menerkam dirinya.

Kemudian Jason menatap ke langit-langit ruangan dan menggelengkan kepalanya dengan wajah cuek.

“Rumah ini perlu dibersihkan untuk menetralkan kembali kekuatan yang memberikan pengaruh buruk pada keluarga ini.”

Mendengar perkataan Jason, ayah dari dari bocah laki-laki itu menjadi geram. Dia memandang wajah anaknya yang masih tak sadarkan diri dan melihat wajah sedih istrinya yang meraung menangis dengan memeluk anaknya itu.

“Ku-Kurang ajar! Aku akan membunuhmu!”

Ayah dari bocah itu mengeluarkan pisau dari balik badannya dan mengarahkan serangannya ke arah Jason. Jason dengan ringan menggerakkan tubuhnya menghindari serangan pisau tersebut.

Plak!

Dengan tamparan, Jason kemudian menghempaskan tubuh lelaki itu hingga menabrak beberapa bangku di ruangan tersebut. Dari sudut bibir lelaki itu mengalirkan darah segar. Dia kesulitan untuk bangkit karena merasakan dadanya seperti dihantam oleh sebuah mobil truk yang melaju kencang menabrak tubuhnya.