NovelToon NovelToon
Menaklukkan Bos Killer

Menaklukkan Bos Killer

Status: tamat
Genre:Duda / CEO / Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:24.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Elis Kurniasih

Sequel Empty Love Syndrome

IG elis.kurniasih.5

Alexander Kenneth adalah CEO yang dikenal killer. Tidak ada yang bisa bertahan lama menjadi sekretarisnya, hingga dia meminta seorang wanita untuk menjadi sekretarisnya.

Bilqis Thalita wanita bar bar yang ceroboh dan kerap melakukan kesalahan, ternyata menarik perhatian Alex karena kemiripannya dengan mendiang istri.

"Dasar Bos Killer. Lihat saja, aku akan menaklukkanmu," janji Bilqis pada dirinya sendiri saat berdiri di depan cermin kamar mandi kantor.

Bagaimana Kisah Bilqis dan Alex selanjutnya? Akankah Bilqis mampu menaklukkan bos killer itu hingga ke dasar hatinya? Lalu bagaimana dengan phobia Bilqis yang tidak mau memiliki hubungan dengan pria?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyadari sesuatu

“Sir, ngapain di sini?” tanya Bilqis mengalihkan pertanyaan bos nya tadi. Dalam hati Bilqis berdoa, semoga Alex tidak mendengar monolognya tadi saat berada di dalam kamar mandi.

“Kamu juga ngapain? Lama sekali di dalam kamar mandi.”

Bilqis menjauhkan diri dari Alex. Ia melewati pria itu dan hendak berjalan lebih dulu. “Mau tau aja, saya ngapain di dalam.”

Alex menarik lengan Bilqis. “Kamu kenapa?” tanyanya yang melihat wajah Bilqis terlihat ketus sejak tadi.

“Tidak apa.”

“Tapi kelihatannya kamu kesal denganku. Apa aku berbuat salah?”

Bilqis mengernyitkan dahi. Tidak biasanya Alex bertanya apa dia berbuat salah? Karena biasanya pria itu memang selalu bertindak semaunya bukan?

“Sir, Sehat?” tanya Bilqis sembari tertawa dan menempelkan tangannya ke kening Alex. “Ngga panas.”

Alex pun kesal dan mendorong tubuh Bilqis ke dinding, lalu menghimpitnya. “Kamu cemburu melihat kedekatanku dengan Adelia?”

Alex menatap ke kedua mata Bilqis. Bilqis pun demikian. Ah, dia tidak sanggup melihat bola mata Alex yang indah. Rasanya, Bilqis langsung tersihir dan tidak mampu melakukan apa pun.

Bilqis terdiam sesaat meressapi keindahan dua bola mata itu.

“Bilqis. Aku bertanya padamu.” Alex kembali berbicara hingga Bilqis pun tersadar.

“Tidak.” Bilqis menggeleng. “Lagian siapa saya? Saya tidak memiliki kapasitas untuk itu. saya hanya …”

Cup

Tiba-tiba Alex membungkam bibir Bilqis.

“Mmpphh …”

Bilqis yang baru pertama kali mendapat serangan brutal itu pun semakin tidak bisa bergerak. Ia mematung. Ia pun tidak tahu bagaimana cara menerima ciuman itu. Bibirnya tetap mengatup, walau Alex berulang kali menyesap bibir itu dan menuntut agar bibir itu terbuka dan ia dapat memagut bibir itu lebih dalam.

Alex yang baru tersadar bahwa Bilqis adalah seorang pemula, akhirnya melembutkan permainan. Alex menggigit kecil bibir itu hingga Bilqis melenguh dan membuka bibirnya.

“Ah.”

Kesempatan itu pun langsung Alex gunakan dengan baik. Ia menelusuri rongga itu. Lidahnya mengabsen setiap yang ada di sana.

“Mmpphh …” Bilqis kembali melenguh, rasanya pasokan oksigen di dadanya hampir habis.

Lalu, Alex melepas pagutan itu, memberi jeda pada Bilqis untuk bernapas. Bilqis pun tersengal, ia seperti usai berlari maraton ratusan kilo. Dadanya naik turun. Bibirnya kelu saat ingin melayangkan protes atas kelakuan bos killernya ini.

“Ini pelecehan,” ujar Bilqis dalam hati. Namun ia tidak berani mengatakan ini, karena tanpa disadari ia pun menginginkan sentuhan ini.

Sentuhan yang belum pernah ia rasakan hingga seusia ini. Rasanya benar-benar nano-nano, berdebar, ingin marah, tapi juga melenakan.

Alex menatap mata Bilqis sembari tersenyum. untungnya, ia menarik Bilqis ke sudut, hingga apa yang mereka lakukan pun tidak terlihat orang lain yang hendak melintas ke kamar kecil ini.

“Boleh aku melakukannya lagi?” tanya Alex yang sudah menjadikan bibir Bilqis sebagai candunya. Ia ingin menyesap manisnya bibir itu lagi.

Bilqis terdiam, hanya ada gerakan dadanya yang naik turun. entah mengapa ia tidak bisa bilang tidak dan tidak juga menjawab iya.

“Diam berarti diizinkan.” Alex kembali mendekatkan wajahnya apda wajah Bilqis dan kembali menyesap bibir itu lembut.

Bilqis terlena. Pagutan kali ini, selangkah lebih maju karena Bilqis langsung bisa menerima serangan itu. Bibirnya langsung terbuka saat Alex berusaha menerobos lagi. Bilqis seolah sengaja memberi jalan agar Alex menelusuri lagi rongga mulutnya. Pagutan itu pun berlangsung lebih panjang dari sebelumnya.

Saat Bilqis terlena, Alex merogoh kantong celananya dan meraih ponsel. Dengan meraba ponsel itu, Alex memoto dari samping kegiatannya bersama Bilqis.

Di meja, Adelia dibiarkan menunggu cukup lama. Adel pun lelah dan ikut melangkah menuju kama kecil karena tadi Alex pun meminta izin untuk ke sana.

Adelia masuk ke dalam kamar kecil itu, tapi di dalam sana ia tidak menemukan Bilqis. Ia pun melongok sedikit ke dalam kamar kecil pria yang berada di sebelah kaamr kecil yang ia masuki tadi.

Adel berdiri menunggu di depan kamar kecil pria. namun, tak tampak Alex keluar dari sana. Justru ia menemukan orang lain yang keluar dari sana.

“Mas, mau tanya. Apa di dalam masih ada orang?” tanya Adel pada pria yang baru saja keluar dari kamar kecil itu.

Pria itu menggeleng. “Tidak. saya sendirian.”

“Oh.”

Adel bingung karena di kamar kecil ini tidak ada Alex atau pun sekretarisnya yang ia tidak ingat namanya karena menurutnya itu tidak penting.

“Ke mana Alex? Ke mana sekretarisnya? Apa mereka meninggalkanku begitu saja? Ah, itu tidak mungkin.” Adelia bermonolog sendiri.

Lalu, Adel berusaha mencari Alex ke sekitar kamar kecil itu. ia juga mendengar suara lenguhan seorang wanita.

“Ah, Sir.” Bilqis melenguh saat tanpa sadar bibir Alex berpindah.

Alex yang tak kuasa mencumbui bibir manis Bilqis, kini beralih pada leher jenjang itu. Alex menyesap dan mengigit kecil bagian itu hingga Bilqis pun melenguh. Sungguh, sebenarnya Bilqis merutuki kebodohannya yang tidak bisa protes atau menghindar dari apa yang dilakukan Alex saat ini. Entah mengapa ia mudah sekali terlena oleh pria ini, padahal semula prinsipnya sangat kuat.

Adel terus berjalan hingga menemukan sebuah sudut yang cukup kecil. Adel berdiri di belakang Alex dan wanita itu dapat melihat Bilqis yang sedang menikmati sentuhan itu.

“Alex.”

Sontak, Alex pun melepaskan cumbuannya. Bilqis juga terkejut dan langsung merapikan pakaiannya.

Adel tersenyum sinis ke arah Bilqis. “Saya kira, anda sekretaris bermartabat. Tapi nyatanya sama saja. Penggoda.”

“Adel, apa yang yang kamu katakan?” tanya Alex membentak. Ia tidak suka dengan pernyataan yang dilontarkan Adel tadi pada Bilqis.

Bilqis pun mennunduk. Ia sedih. Matanya sudah berkaca-kaca. Ia merutuki kebodohannya karena merasa begitu mudah.

“Kau tahu, Alex itu pacarku, calon suamiku. Dasar j*l*ng.” Adel menyumpah-serapahi Bilqis tanpa perasaan.

Bilqis pun menangis dan langsun berlari. Sementara Alex melotot ke arah Adel.

“Apa yang kamu katakan? Huh! Kita tidak pernah memiliki hubungan lain selain mitra kerja.” Alex mengucapkan kalimat itu tepat di wajah Adel dengan nada kesal. Ia pun hendak mengejar Bilqis yang sudah berlari keluar.

Namun, Adel menahan tangan Alex. “Tidak usah di kejar. Dia tidak se level denganmu.”

“Lalu, siapa yang se level denganku? Kamu?” tanya Alex sinis.

Alex langsung meninggalkan Adelia.

“Lex, aku bisa membatalkan kerjasama kita, jika sikapmu seperti ini,” ancam Adeli, membuat Alex diam ditempatnya sembari menatap tajam wanita itu.

Alex baru mengetahui betapa culasnya wanita CEO itu. Padahal dulu, Alex sempat mengagumi Adelia yang pintar, baik, dan humble. Bahkan Adelia menjadi dewi untuk peruntungan bisnisnya di negeri orang karena ia adalah pendatang. Alex juga sempat mempertimbangkan Adelia sebagai ibu sambung untuk Aurel, jika saja Aurel bisa berdamai dengan putri Adel. Namun, ketidakakuran Aurel dengan putrinya Adel membuka mata Alex dan kini, mata Alex lebih terbuka.

“Silahkan! Aku tidak peduli,” jawab Alex tegas dan hendak kembali meninggalkan wanita itu.

“Kau lebih mementingkan sekretaris murahan itu dari pada karirmu?” tanya Adel tak percaya.

“Stop! Jangan bilang di sekretaris murahan lagi! Atau aku bisa melakukan hal yang tidak kamu duga,” jawab Alex yang semakin kesal. Ia benar-benar meradang.

Alex berlari mengejar Bilqis yang sudah tidak tahu ke mana. Ia pun langsung berlari ke mobilnya dan mengendarari mobil itu untuk mencari Bilqis.

“Ah, si*l.” Alex memukul setirnya.

Ia merasa bodoh karena tidak bisa membela Bilqis di depan Adel tadi. Ia sudah terlanjur kehilangan jejak Bilqis, sekarang. Sekretarisnya itu bukan hanya mampu menaklukkan sikapnya yang dingin dan kaku, tapi juga hatinya dan kini Alex sudah menyadari hal itu.

1
Aqella Lindi
busyet ganteng pisan alex
Mafie Rumiedhy
suka kok
Mafie Rumiedhy
Buruk
Sendhoog Ceplezz
gokilllll🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sendhoog Ceplezz
buset dach in mah hot duda bget thorrr🤣🤣
bolh take away g thor🤣🤣
Vtree Bona
Luar biasa
Rahmi Mamimima
bakal kyk 1 komplek kumpul🤣
Rahmi Mamimima
dasar lakik

g prnh tau salahnya mrasa g prnh punya salah
Rahmi Mamimima
dpt ilmu dr suhunya lgsg 🤣
Rahmi Mamimima
🤣🤣 anak siapa itu bu ...
Rahmi Mamimima
wkwkwk😆😆
Rahmi Mamimima
benerr
Rahmi Mamimima
lo lo loo

radit bar barr
Rahmi Mamimima
slain d suruh² juga jadi baby sitter ya 😆
Rahmi Mamimima
nih org2 pd pinter ya yg komen 😆 aq aja gk tau ek krim apaan ..
eehh trnyata eskrim ituu
Rahmi Mamimima
astagaa 🤣🤣🤣 neneekkk 😭😭
Rahmi Mamimima
astagaaa🤣🤣🤣
Rahmi Mamimima
nanti anaknya balqis sm bu laila jadi besti 🤣
Rahmi Mamimima
oh iya ya , darwis kn dokter ya
Rahmi Mamimima
eaaaa .. ciyeee radiitt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!