NovelToon NovelToon
Pria Musim Dingin

Pria Musim Dingin

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Patahhati / Dijodohkan Orang Tua / Teman lama bertemu kembali / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Thenia12 Nurhalimah

Ayahnya mengatakan jika Yura akan di jodohkan dengan pria baik dan ramah. Tapi setelah menikah Yura justru mendapati suaminya itu irit bicara, membuat Yura terkadang frustasi dengan suaminya sendiri.

Ketika berhasil meluluhkan sikap dingin suaminya, Yura harus berjuang melawan penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya dan trauma masa lalu yang terus menghantuinya. Di tambah, Yura kembali bertemu dengan teman kecilnya yang tak lain kembaran suaminya. Hal itu membuat pernikahan mereka di uji.

Akankah Yura tetap bersama suaminya atau kembali dengan teman masa kecilnya? Yura harus memilih satu di antara mereka disaat tubuhnya di gerogoti sel kanker jahat yang membuatnya hampir menyerah untuk hidup.

-Sesuai namamu aku akan memanggilmu pria musim dingin," kata Yura tersenyum di hadapan Winter.

De Willson series 1 (Menikahi mafia kejam)
De Willson series 2 (The devil's touch)
De Willson series 3 (Pria musim dingin)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thenia12 Nurhalimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#29

"SEMANGAT BOSS ..." teriak Julian.

"SEMANGAT WINTER ..." Yura ikut berteriak.

Mereka berada di sisi lapangan, memberi semangat kepada dua pria kembar yang kini sedang saling merebutkan bola basket.

"Heh, kau tau kenapa mereka suka sekali basket?" tanya Yura kepada Julian.

"Mereka sama-sama ingin menjadi atlit basket, tapi Tuan Maxime meminta mereka fokus dengan mengembangkan perusahaan, jadilah basket menjadi hobby mereka saja sekarang."

"Oh ... begitu."

"YEAYYY MASUK!!" teriak Yura dengan senyum merekah di wajahnya melihat Winter berhasil memasukan bola ke ring milik Summer. Yura bertepuk tangan, Winter menatap istrinya dengan tersenyum tipis.

"BOS JANGAN KALAH LAGI DONG!" teriak Julian kecewa.

"Yeay ... Yeayy Winter menang ... Wle ..." Yura menjulurkan lidahnya kepada Julian.

"Eh belum selesai ya!" ucap Julian.

Mereka terus bermain memperebutkan bola basket dan membawanya menuju ring. Masing-masing dari mereka berhasil memasukan bola nya ke ring lawan. Tapi yang menang lagi-lagi Winter.

"Kau banyak gaya!" kesal Summer dengan mengusap keringat di pelipisnya.

Winter hanya tersenyum kecut, karena memang Winter lebih sering menggiring bola berputar-putar di lapangan saja dari pada memasukan bola langsung ke ring. Itu bertujuan untuk mengacaukan fokus nya Summer.

"Minum ..." Yura tersenyum memberikan sebotol minuman kepada Winter.

"Nih bos." Julian melempar botol minumannya membuat Summer berdecak.

Kemudian mereka berempat duduk berempat di lapangan. Summer dan Winter duduk meluruskan kakinya, Julian duduk bersila sementara Yura duduk dengan memeluk lututnya sendiri dengan terus memperhatikan jakun Winter yang naik turun karena sedang minum.

Summer mengikuti arah pandang Yura setelah meneguk setengah botol airnya.

"Kau tidak ada kerjaan lain selain melihat jakun Winter?" tanya Summer.

"Hah? a-apa maksudmu?"

Winter menatap Summer kemudian beralih menatap istrinya.

"Tidak ya, aku tidak menatap jakun Winter. Lagian untuk apa juga," lanjut Yura dengan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Dasar Musim panas menyebalkan.

Summer terkekeh. "Kau pikir aku tidak memperhatikanmu, kau dari tadi terus melihat jakun Winter, Yura."

"Dan kau kenapa memperhatikanku kalau begitu?" Yura balik bertanya membuat Summer bisu seketika.

Julian hanya menghela nafas dengan menggelengkan kepalanya. Winter menatap Summer dengan ekor matanya.

"A-aku, aku tidak sengaja melihatmu saja" ucap Summer.

"Ya aku juga tidak sengaja melihat Jakun Winter kalau begitu."

"Sudah-sudah ... lebih baik kita makan saja untuk merayakan kemenangan Tuan Winter," ucap Julian kemudian memberi tepuk bersama Yura untuk Winter.

Mereka pun berjalan di koridor menuju parkiran. Ketika di parkiran, Winter merebut kunci mobil dari Julian dan melempar kunci motornya kepada Summer.

"Eh, kenapa melempar kunci motormu?" tanya Summer.

"Aku berhak mengambilnya karena aku menang," sahut Winter lalu masuk ke dalam mobil.

Yura melambaikan tangan dengan wajah meledek kepada mereka lalu masuk ke dalam mobil.

Julian memercak pinggang dengan mendengus kasar.

"Malam-malam begini, naik motor ... bagaimana ini, Bos?"

"Kalau mau naik mobil pesan taxi saja," sahut Summer lalu naik ke motor dan memasang helm.

Dengan berat hati Julian pun ikut naik ke motornya. Ketika pria itu hendak melingkarkan tangannya di pinggang Summer, Summer langsung menepisnya kasar.

"Jangan memelukku sial*n!!"

"Dingin, boss ..." sahut Summer dengan wajah memelas.

*

Ada kedai seafood di pinggir jalan, kedai sederhana yang hanya di tutupi tenda biru saja. Meja di dalamnya juga tidak banyak, ketika masuk aroma bumbu menusuk indra penciuman mereka.

"Astaga Winter, Summer ... kemana saja kalian ini."

Sebut saja Bibi Iyam. Pemilik kedai seafood langganan keluarga De Willson. Lebih tepatnya mantan pelayan di mansion grandpa Javier yang memilih membuka usaha seafood sendiri.

Hanya keluarga De Willson yang setiap makan di luar harus kenal dengan pemilik kedai nya. Untuk memastikan apa yang mereka makan aman. Bahkan di Italy Summer tidak makan sembarangan.

"Merindukan kami, Bi?" tanya Summer dengan tersenyum lalu duduk di salah satu kursi yang kosong. Julian duduk di sampingnya.

Winter dan Yura duduk di depan mereka.

"Tentu saja, Bi Iyam miskin kalau kalian tidak pernah datang ke sini lagi," ucapnya dengan terkekeh pelan.

"Tenang saja, Bi. Asal pernah bernafas di tempat yang sama dengan keluarga De Willson, saya yakin rezeki Bi Iyam lancar terus," ucap Julian membuat mereka tertawa, kecuali Winter yang hanya tersenyum tipis.

"Keluarga De Willson seperti Jimat ya buat Bi Iyam hehe. Oh iya, ini ..." Bi Iyam menatap Yura.

Yura tersenyum. "Saya Yura ..."

"Istrinya Tuan Winter ya?"

"Hehe iya ..."

"Astaga ..." Bi Iyam yang sedang mengulek langsung mengelap tangannya lalu berjalan menghampiri Yura.

"Duh maaf ya, Non. Tadi Bibi terlalu fokus sama si kembar jadi tidak melihat Non Yura."

"Hehe Iya, Bi. Tidak apa-apa."

"Ih cantik banget ya. Manis ..." Bi Iyam mencolek dagu Yura.

"Bibi bisa aja," ucap Yura sungkan.

"Yasudah mau pesan apa?" tanya Bi Iyam melihat mereka satu persatu.

"Semua saja yang ada di menu," ucap Summer.

"Hah? Beneran?" Bi Iyam membulatkan mata lalu menatap Winter. Winter terlihat menganggukan kepala.

Senyum Bi Iyam merekah seketika. "Yasudah Bibi buatkan dulu ya."

Dengan semangat Bi Iyam menyiapkan pesanan mereka.

*

Meja mereka penuh dengan berbagai macam seafood. Kepiting, lobster, udang, cumi, ikan dan masih banyak lagi.

Yura mengambil udang kecil dengan bumbu asam manis. Winter memilih kepiting, Summer mengambil lobster dan Julian mengambil kerang.

Yura mengupas kulit udangnya terlebih dahulu. Summer memperhatikan itu.

"Tidak suka kulit udang?" tanya Summer.

Yura mendongak kemudian menggelengkan kepala. "Tidak, lebih enak tanpa kulit tau."

"Ribet tau, makan udang harus di kupas dulu," sahut Summer.

"Kenapa ribet, orang kalau makan salak juga di kupas dulu, tidak dengan kulitnya."

"Astaga Yura ... itu beda." Julian menggelengkan kepala tak habis pikir dengan jawaban Yura. Winter terkekeh pelan dengan jawaban istrinya itu.

Sontak Yura, Summer dan Julian menoleh ke arah Winter.

"Kau tertawa?" tanya Yura dengan senyum menggoda.

Winter tidak menjawab. Ia malah kembali memasang wajah datar dengan terus mengambil daging dari cangkang kepiting.

"Cie ... cie ... kau bisa tertawa juga." Yura menyikut Winter yang duduk di sampingnya dengan tersenyum menggoda pria itu.

"Makan Yura," ucap Winter datar.

"Hahaha kau salting ya."

"Tidak."

"Ah masa ... coba dong tertawa lagi," ledek Yura menggoda suaminya itu.

Winter mengambil daging kepiting lalu menyumpal mulut istrinya itu dengan daging kepiting sampai Ibu jari dan jari telunjuk Winter masuk ke mulut gadis itu.

"Aaaaa Winter ..." rengek Yura dengan manja. Winter tersenyum tipis melihat Yura menekuk wajahnya dengan mengunyah daging kepiting.

Di depannya ada Summer yang menatap tingkah mereka berdua dengan tatapan yang sulit di artikan.

Bersambung

1
Bukhori Muslim
good story
Rifana Sitorus
Luar biasa
Upin Ipin
ya aku jg mau dong magma.../Grin/
Upin Ipin
😱😱😱😱
Upin Ipin
kalo aja ada kakak spt Magma di dunia nyata..
Upin Ipin
good kak magmaa
Upin Ipin
baguuss. tegassss dan lumayan menjatuhkan👏👏👏
Upin Ipin
gimana gak marah, Yura yg hamil, winter yang semakin aneh dgn sikapnya.
Hope
asli nangis bacanya.... bener2 sedih ceritanya..../Sob/
KaylaKesya
terbaek Thor👍 ceritanya umph💪
KaylaKesya
hahahahahahha Julian jahat🤣
KaylaKesya
hahahahaha Julian berani ya🤣
KaylaKesya
hahahahaah🤣
KaylaKesya
hahahahaha yura🤣
KaylaKesya
hahahaha🤣🤣 aduiiii
KaylaKesya
memang menghargai SANGAT🤣🤣
KaylaKesya
hahahahahah...🤣lusi hebat uhuuuu
Apit Maulan
ko gbar visual nya ga muncul thor /Grimace/
Apit Maulan
ko gambar visual nya ga muncul thor /Grimace/
lapak nasi khansa
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!