( 21+ ) Sebuah pernikahan yang terjadi karena harta warisan, menjadi sebuah jalan bagi Veronika, si pekerja malam untuk membalaskan dendam masa lalunya. Dijadikan sebagai istri kedua yang memiliki misi untuk memisahkan sepasang suami istri, tentulah membuatnya merasa sangat semangat. Dia juga harus menghadapi Ibu mertua dan istri pertama dari suaminya, bagaimana detail kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Tahu
Satu jam sudah Alex menunggu Tuan harus untuk menemuinya. Gelisah, Alex benar-benar tidak bisa menahan perasaan ingin tahu yang hampir meledakkan kepalanya. Sempat ia menyangkal jika Veren salah mengenali orang, tapi kalau di ingat-ingat kembali, Veren adalah sanita yang penuh perhitungan dan seperti tahu segala resiko dari tindakannya. Maka tidak mungkin kalau dia salah mengenali orang. Gila! satu jam duduk dengan tidak pasti begini malah membuatnya tampan stres. Dia bahkan sudah menggulung tinggi lengan kemejanya yang bahkan tidak pernah sekalipun dia melakukan itu dalam keadaan apapun.
" Cukup besar juga kesabaranmu. " Ujar Tuan Harus yang entah sedari kapan sudah ada di dekat Alex, kini pria berusia lima puluhan tahun yang masih gagah itu duduk tepat di hadapan Alex.
" Apa yang membuatmu begitu bersabar? " Tanya Tuan Haris. Sesaat dia menatap raut wajah putra bungsunya yang tidak biasa, tapi sesegera mungkin dia memilih untuk mengalihkan pandangan.
" Ayah, tolong bantu aku. " Ucap Alex. Pria yang sudah dua puluh lima tahun itu me.ilih untuk diam kepada sang Ayah, kini dengan raut wajah memohon menatap Ayahnya. Cukup terhenyak juga Tuan Haris, pasalnya ini adalah kali pertama Alex meminta bantuannya, ditambah lagi ia lakukan secara langsung seperti ini.
" Bantuan apa? " Tuan harus menatap sesaat wajah sang putra bungsu, lalu kembali mengalihkan padangan.
" Tolong bantu aku untuk mencari tahu tentang masa laluku, dan juga Veren. " Alex menatap sungguh-sungguh wajah sang Ayah yang tak menatapnya. Jujur, dia sama sekali tidak perduli betapa diamnya dia selama ini kepada sang Ayah. Hanya dengan pengaruh Ayahnya yang luas, maka pasti akan lebih mudah untuk mencari tahu tentang masa lalu yang masih abu-abu baginya.
" Kenapa aku harus membantumu? " Sebenarnya Tuan Haris mengetahui beberapa hal tentang Veren, maupun masa lalunya bersama dengan Alex. Tapi, dia juga tidak mungkin membongkar semua itu dan mendahului Veren. Bagaimanapun, Veren adalah orang yang lebih berhak memutuskan untuk memberitahu atau tida kejadian itu.
" Ayah, Veren mengatakan jika aku dan dia pernah bertemu. Dia bilang, karena aku semuanya hancur. Aku sudah meminta orang untuk mencari tahu masa lalu Veren, tapi hasilnya nihil karena semua tentang Veren seolah sengaja dihilangkan. Mengenai pekerjaan Veren sebelumnya, itu juga tidak sengaja salah satu teman Angel memberi tahu. "
Tuan Haris menghela nafasnya. Pikirannya menelusur sesaat, lalu dia memijat keningnya. Sejujurnya dia ingin mengabulkan permintaan pertama anaknya, tapi dia juga tidak mampu menceritakan bagaimana tentang Veren karena dia tidak berhak. Tentu dia juga tahu tujuan dari Veren menerima pernikahan ini, tapi jauh di dalam lubuk hatinya, dia ingin jika Veren dan Alex bersama selamanya.
" Ayah? " Sapa lagi Alex karena hanya melihat sang Ayah terus melamun.
" Alex, maafkan Ayah. Sungguh Ayah tidak mampu mengatakan apa yang Ayah ketahui. Bersabar dan tunggu saja Veren mengungkapkan kepadamu. "
Alex mengeryit menatap sang Ayah.
" Kenapa? Ayah hanya perlu memberitahu ku, dan aku bisa memperbaiki kesalahan ku kan? "
Tuan Haris mendesah bingung.
" Alex, Veren mengalami banyak kesakitan di masa lalunya. Jadi biarkan dia yang memberitahu secara langsung padamu. "
Alex menunduk lesu. Iya, dia bisa melihat ketidak berdayaan di mata Ayahnya. Tapi sungguh, dia benar-benar bingung dengan potongan masa lalu yang tidak ia ingat.
" Baiklah, tapi tolong jawab pertanyaan ini, Ayah. " Alex menatap Ayahnya penuh harap. Kedua tangannya ikut mengepal bersiap mendengarkan jawaban dari sang Ayah yang mungkin saja akan merubah hidupnya mulai dari sekarang.
" Katakan. "
" Ayah, apakah kesalahan hang aku buat begitu besar? "
Tuan Haris terdiam sesaat.
" Aku tidak tahu bagaimana menilainya. Kau melakukan satu kesalahan, tapi efek sampingnya melebar luas dan menyebabkan Veren begitu terpuruk. "
Alex mengeraskan rahangnya. Matanya memerah, jantungnya juga berdegup tak normal seperti biasanya. Sesaat dia mencoba untuk tenang, tapi sungguh dia tidak bisa membohongi diri sendiri karena dia membutuhkan seseorang untuk menguatkannya.
" Kakak, semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Kakak hanya perlu bangkit, masa lalu tidak bisa diperbaiki, tapi kakak bisa mencoba yang terbaik untuk mengurangi rasa sakitnya perlahan, lalu membuat dia merasa jika masa lalu adalah bagian dari proses menuju bahagia. " Sofia yang baru saja pulang kuliah tidak sengaja mendengar pembicaraan kakak tirinya, tiba-tiba begitu saja ingin menyampaikan pendapatnya.
" Sofia! " Tuan Haris menatap tajam sang putri dengan tatapan kesal. Sontak Sofia menunduk ketakutan.
" Maaf, Ayah dan kakak Alex. Aku tidak akan lancang lagi. "
Alex tersenyum.
" Tidak apa-apa, Sofia. Yang kau ucapkan barusan benar-benar membuatmu semangat. Terimakasih. "
Sofia mengangguk tanpa berani mengangkat kepalanya. Nyonya Nehra yang tadi tidak sengaja mendengar bentakan dari sang suami, dia bergegas pergi ke ruang tamu. Lagi? Nyonya Nehra menghampiri putrinya lalu membawanya masuk ke dalam. Sesaat dia sempat melirik ke arah suaminya, tapi segera dia kembali mengacuhkan pria yang selama ini selalu dingin dan terlalu tegas kepada Sofia.
" Ayah, aku akan kembali ke rumah sekarang. "
" Iya, satu hal lagi, Alex. " Alex menghentikan pergerakannya yang akan segera beranjak dari ruang tamu.
" Jangan menyakiti Veren. "
" Aku, tidak memiliki niat untuk menyakitinya." Alex kemudian melangkahkan kaki meninggalkan Tuan Haris.
Aku tidak akan menyakitinya, karena aku melakukan banyak dosa padanya, dan juga, hatiku memiliki rasa untuk dia.
***
Veren menatap kartu bank yang tadi diberikan oleh Alex. Tadinya dia sama sekali tidak ingin memperdulikannya, tapi setelah selsai mandi, dia tidak memiliki kegiatan, jadi dia teringat lagi dengan kartu pembayaran yang diberikan Alex. Veren juga meraih ponselnya untuk melihat nomor yang Alex ketik. Tidak sulit mencarinya, karena di ponsel Veren hanya ada kontak Denzo, Karina, dan Erick.
" Suami? " Veren tersenyum geli melihat Alex memberi nama di ponselnya. Berbeda dari beberapa waktu lalu, rasanya panggilan itu sangat nyaman untuk diucapkan. Bahkan dia juga tanpa sadar terhibur hanya dengan hal kecil seperti ini.
" Suami? apa perlu aku mengganti namanya? " Gumam Veren. Sudahlah! sepertinya hatinya berkata jangan!.
Brak...!
Angel dengan wajah marahnya membuka pintu kamar Veren dengan kasar. Sudah biasa, batin Veren.
" Dari mana kalian seharian kemarin? " Angel menatap dengan tatapan marahnya.
" Dari pergi ke pantai, minum bersama, dan tidur bersama untuk menciptakan anak. "
" Jal*ng! dia adalah suamiku, kenapa kau merebutnya?! "
" Ck! mana ada aku merebut? memangnya aku sudah ada diantara kalian sebelumya? tidak kan? " Veren menjawab dengan santainya sembari mengoles krim ke wajahnya.
" Aku peringatkan padamu, menjauhkan dari Alex! atau kau akan tahu akibatnya. " Ancam Angel.
Veren terkekeh lalu menatap tajam Angel.
" Aku bukan anak-anak yang bisa kau ancam. Sebelum kau menginjak ku, aku akan lebih dulu menginjak mu. Hati-hati saja dengan ucapan mu, karena aku tidak segan-segan mengeluarkan jurus di tanganku, dan akan membuat wajahmu berputar sejajar dengan punggung mu. "
TBC
semangat berkarya terus y tor👍❤️
sekali" bikin beda napa thor🤭🤭
ahh othor mah gg konsisten🤣🤣