JURUS TERAKHIR TUANKU/ TUANGKU
Ribuan tahun lamanya, daratan Xianwu mengenal satu hukum: kekuasaan dipegang oleh pemilik teknik bela diri pamungkas.
Tuanku —seorang pewaris klan kuno yang tersisa—telah hidup dalam bayang-bayang kehancuran. Ia tidak memiliki bakat kultivasi, tubuhnya lemah, dan nyaris menjadi sampah di mata dunia persilatan.
Namun, saat desakan musuh mencapai puncaknya, sebuah gulungan usang terbuka di hadapannya. Gulungan itu hanya berisi satu teknik, satu gerakan mematikan yang diwariskan dari para pendahulu: "Jurus Terakhir Tuanku".
Jurus ini bukan tentang kekuatan, melainkan tentang pengorbanan, rahasia alam semesta, dan harga yang harus dibayar untuk menjadi yang terkuat.
Mampukah Tuanku, dengan satu jurus misterius itu, mengubah takdirnya, membalaskan dendam klannya, dan berdiri sebagai Tuanku yang baru di bawah langit Xianwu?
Ikuti kisah tentang warisan terlarang, kehormatan yang direbut kembali, dan satu jurus yang mampu menghancurkan seluruh dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HARJUANTO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
NOVEL: JURUS TERAKHIR TUANKU II:
WARISAN SANG PENYEIMBANG
BAB 25: PENYEGELAN ABADI DAN PUSAT KRISTAL KESEIMBANGAN
1. Transit Kritis di Ruang Hampa
Perjalanan kembali dari Roh Timur ke Benua Teknologi Barat adalah balapan melawan waktu dan hukum fisika yang keras. Putra Angin, Raja Bayangan, dan Putri Keseimbangan—bersama Rin yang kini bersembunyi di dalam lekukan Cangkang Naga—melompati portal darurat yang bergetar. Mereka membawa beban takdir tiga benua.
Di ruang hampa antar-dimensi, Raja Bayangan merasakan keanehan yang luar biasa. Qi Yin Murni yang telah disaring oleh Cangkang Naga memberinya kedamaian yang absolut, tetapi juga kekuatan yang mutlak. Ia tidak lagi takut pada kekosongannya; sebaliknya, ia merangkulnya sebagai fondasi Qi yang paling stabil, tidak dapat diwarnai oleh emosi atau ambisi.
"Aku bisa merasakannya," bisik Raja Bayangan, matanya kini memancarkan cahaya abu-abu keperakan yang tenang. "Qi Qian Yu. Dia sedang mendorong segelnya. Dia mencari resonansi dari Qi Yin Murni-ku, mengharapkan aku menjadi kehancuran, bukan kunci."
"Maka kita akan memberinya kunci, bukan kehancuran," balas Putra Angin, menggenggam Tongkat Lin Kai. Tongkat itu terasa berat, menjadi jangkar Keseimbangan bagi ketiga pewaris tersebut.
Saat mereka muncul dari portal di Benua Barat, disambut oleh udara kering yang dipenuhi ozon dan dentuman mesin, Zeta Enam sudah menunggu dengan ekspresi panik.
"Terlalu lambat, Pendekar Keseimbangan!" seru Zeta Enam, suaranya dipenuhi distorsi dari helmet komunikatornya. "Retakan itu kini memakan 15 persen dari energi Kristal. Dinding Energi sudah mati total. Qian Yu mengirimkan pulsa energi anomali; itu adalah permohonan pembebasan melalui tautan resonansi Yin!"
Zeta Enam memimpin mereka dengan kecepatan penuh. Lorong-lorong baja yang dulu terasa kaku kini terasa seperti arteri yang berdenyut dengan kepanikan. Putra Angin melihat Jantung Kristal yang kini terpantul di setiap kaca, memancarkan cahaya gelap yang mengancam.
"Kapan Siklus Alpha berikutnya?" tanya Putri Keseimbangan, Qi-nya yang terkontrol berjuang melawan kecepatan teknologi.
"Delapan menit! Itu adalah jeda terakhir sebelum Jantung Kristal mengalami keruntuhan resonansi total," jawab Zeta Enam. "Kita harus berada di tempatnya, siap untuk penyegelan dalam tujuh menit. Ini adalah momen yang paling berisiko, karena Dinding Energi tidak berfungsi. Dewan Energi sudah menunggu kita di atas."
Putra Angin mengangguk. "Mereka akan menjadi gangguan. Kita harus bergerak seperti bayangan yang disaring."
2. Konflik Filosfis di Altar Kristal
Mereka melompat dari lift, langsung menuju ruang Jantung Kristal. Udara di sana dingin, tebal dengan tekanan dimensional.
Dewan Energi telah menunggu. Tiga anggota Dewan yang tersisa—berpakaian seragam putih dan dikelilingi oleh drone pelindung—berdiri di depan Kristal, berusaha menutup retakan dengan laser termal.
"Berhenti, Penyimpang!" teriak pemimpin Dewan, suaranya menggema. "Kami adalah Kemurnian Teknologi! Artefak primitif Anda (ia menunjuk Cangkang Naga) tidak akan merusak Jantung Kristal kami lagi!"
"Kemurnian Anda adalah kelemahan, Tuan Dewan," balas Putra Angin dengan tenang. "Kemurnian tanpa Keseimbangan adalah ketakutan. Ketakutan itulah yang menciptakan retakan ini."
Pemimpin Dewan memberi isyarat. Drone-drone itu menembakkan jaring energi ke arah mereka.
"Putri Keseimbangan, Raja Bayangan! Fokus pada Kristal! Biar aku yang mengurus Kemurnian yang terdistorsi ini!" perintah Putra Angin.
Putri Keseimbangan mengambil posisi strategis. Ia mulai menyalurkan Qi Yin-nya yang stabil ke Cangkang Naga. Raja Bayangan memeluk Cangkang Naga, memejamkan mata, mempersiapkan dirinya.
Putra Angin, dengan Tongkat Lin Kai, bergerak. Ia tidak menangkis; ia membimbing. Ia membiarkan jaring energi drone menyerang, tetapi ia memutar Tongkat Lin Kai dengan gerakan melingkar yang presisi, menciptakan pusaran gravitasi kecil yang menarik Qi dari jaring itu, membiarkannya meledak sendiri tanpa menyentuhnya.
Ini adalah Jurus Keseimbangan Generasi Baru—tidak membalas, tetapi mengeliminasi polaritas lawan.
"Luar biasa," bisik Zeta Enam. "Dia menggunakan energi mereka sendiri untuk menetralkannya!"
Para Dewan Energi terkejut. Kekuatan teknologi mereka, yang dulu absolut, kini hanya menjadi alat di tangan filosofi Keseimbangan.
Putra Angin mendekati mereka. "Anda tidak akan menang, Tuan Dewan. Anda bertarung untuk Kemurnian yang telah mati. Kami bertarung untuk Kehidupan yang seimbang."
3. Penyatuan Yin dan Yang Baru
Putra Angin berhasil melumpuhkan drone dan menjebak Dewan Energi di sudut ruangan.
"Lima menit, Raja Bayangan!" teriak Zeta Enam. "Resonansi kritis!"
Raja Bayangan, dengan Cangkang Naga di pelukannya, berdiri di depan Jantung Kristal. Retakan ungu gelap kini berdenyut seperti luka terbuka.
Putri Keseimbangan meletakkan tangannya di Cangkang Naga. "Yin-ku yang stabil adalah jangkar bagimu. Salurkan Qi Murni itu, Saudaraku. Jangan takut pada kehampaan; itu hanya wadah."
Raja Bayangan mengangguk. Ia mulai melepaskan Qi Yin Murni yang telah disaringnya. Itu bukan lagi Qi yang ganas atau dingin; itu adalah Qi Kematian yang Tenang, lambang kesempurnaan Yin, yang kini siap dikorbankan.
"Ingat ajaran Tuanku!" teriak Putra Angin. "Pengorbanan ini bukan tentang kehancuran, melainkan Penyelesaian Diri! Salurkan Yin-mu, dan biarkan Jantung Kristal mengambilnya!"
Jantung Kristal Raksasa mulai menarik Qi Yin Murni dari Raja Bayangan.
Di saat yang sama, Putra Angin menancapkan Tongkat Lin Kai ke Kristal. Ia menciptakan saluran:
Cangkang Naga (Spiritual Purity/Pemurnian)
Qi Yin Murni Raja Bayangan (Yin Murni/Warisan Gelap)
Jantung Kristal (Technological Yang/Energi Murni)
Tiga kunci sedang diposisikan. Tekanan dimensional meningkat drastis. Qi Qian Yu yang Murni menjerit dari dimensi saku, mencoba menolak Qi Yin yang kini disalurkan.
Raja Bayangan merasakan Qi-nya terkuras habis, tetapi ia merasakan kebahagiaan yang absolut. Kutukannya tidak lagi mendefinisikannya; kutukan itu mendefinisikan penyelamatannya.
4. Titik Lompat Alpha Abadi
"Siklus Alpha! 0.003 detik!" teriak Zeta Enam.
Tiba-tiba, seluruh listrik dan energi di Benua Barat padam sekejap. Ini adalah Titik Lompat Alpha, momen jeda total.
Putra Angin, dengan kekuatan kehendak murni, memaksa Tongkat Lin Kai untuk menyalurkan Qi Yin Murni Raja Bayangan ke dalam retakan selama jeda singkat itu.
Dalam keheningan, Raja Bayangan membuka mata. Ia tersenyum. "Inilah Keseimbangan."
BLAAARRGGH!
Suara itu bukanlah ledakan, melainkan dentuman Penyatuan Kosmis. Qi Yin Murni Raja Bayangan dan Qi Yang Murni Jantung Kristal bertemu, disaring oleh Cangkang Naga.
Retakan itu tidak hanya tertutup; ia fusi. Garis ungu gelap itu diserap, digantikan oleh jalinan Qi Yin dan Yang yang bergetar. Kristal itu sendiri kini memancarkan cahaya yang tidak hanya keemasan dan spiritual, tetapi juga abu-abu, seimbang, dan abadi.
Qian Yu, di dimensi saku, menjerit untuk terakhir kalinya. Segelnya kini diperkuat oleh tiga kunci yang paling stabil: spiritual, fisik, dan teknologi. Dia terkunci selamanya.
5. Warisan Abadi dan Akhir dari Ancaman
Lampu-lampu teknologi di Benua Barat menyala kembali, tetapi kini dengan cahaya yang lebih lembut.
Raja Bayangan jatuh ke belakang, kelelahan, tetapi Qi-nya kini bersih. Putra Angin, Putri Keseimbangan, dan Raja Bayangan tersenyum.
Mereka telah mengulangi Jurus Terakhir Tuanku, tetapi dengan hasil yang lebih abadi. Mereka telah menciptakan Segel Tiga Lapisan yang tidak dapat ditembus.
Ancaman Qian Yu berakhir. Warisan Tuanku —filosofi Keseimbangan— telah menjamin era damai abadi bagi Tiga Benua.