NovelToon NovelToon
Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Adik Iparku, Mantan Kekasihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Saudara palsu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Amy Zahru

Karma? Apa benar itu yang terjadi padaku? Disaat aku benar-benar tidak berdaya seperti ini.

Bagaimana mungkin aku meghadapi sebuah pernikahan tanpa cinta? Pernikahan yang tidak pernah ku impikan. Tapi sekali lagi aku tak berdaya. Tidak mampu menentang takdir yang ditentukan oleh keluarga. Pria yang akan menikahiku...aku tidak tahu siapa dia? Seperti apa sifatnya? Bagaimana karakternya? Aku hanya bisa pasrah atas apa yang terjadi dalam hidupku.

Aku sebenarnya masih menunggu seseorang dari masa laluku. Seorang pria yang sangat ku cintai sekaligus pria yang telah ku lukai hatinya. Nando Saputra, mantan kekasihku yang telah memutuskan pergi dariku setelah aku dengan tega mengusirnya begitu saja.

Sekarang rasa menyesal kembali menghatuiku saat ku tahu sebuah fakta yang lebih mengerikan...dia Nando, pria yang selama ini ku rindukan adalah adik dari pria yang menikahiku. Rasanya aku ingin bunuh diri saat ini juga....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amy Zahru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Luka yang Menggerogoti

Malamnya, ketika Nando akhirnya dibawa pulang, Ali sudah menunggu di rumah. Wajahnya penuh kecemasan.

“Ada apa sama adikku?!” serunya begitu melihat Rafa dan Ale mengantar Nando.

Aura tercekat, mencoba menenangkan.

“Dia cuma kecapekan, Mas…”

Namun tatapan Ali tajam, penuh kecurigaan.

“Aura, jangan bohong. Aku lihat sendiri wajahnya pucat berhari-hari. Kamu tahu sesuatu, kan?”

Aura membeku. Untuk sesaat, ia merasa seluruh rahasia bisa terbongkar malam itu juga.

Sementara di kamarnya, Nando yang setengah sadar hanya bisa mendengar samar suara kakaknya. Dalam hati, ia berbisik lirih yang tak seorang pun dengar:

“Maaf, Kak… aku nggak sekuat yang kamu kira. Dan aku nggak bisa terus lari dari masa lalu ini…”

Kondisi Nando benar-benar memburuk. Hampir setiap malam ia terbangun karena sakit kepala parah, keringat dingin bercucuran di dahinya. Aura sering mendapati Nando menggigil, memegangi kepalanya sambil bergumam tak jelas.

Suatu pagi, ketika sarapan, Nando bahkan hampir jatuh pingsan. Sendok di tangannya terlepas, tubuhnya goyah. Ali yang baru saja turun langsung berlari menahan tubuh adiknya.

“Nando! Ya ampun, kamu pucat banget. Kita ke dokter sekarang juga, nggak ada alasan lagi!”

Nando berusaha menolak.

“Aku… aku baik-baik aja, Kak…”

Namun tubuhnya sendiri berkhianat. Keringat dingin membuat bajunya basah, bibirnya pucat.

Ali tak mendengar bantahan lagi. Ia segera membawa Nando ke mobil, ditemani Aura yang gelisah.

Di Rumah Sakit

Seorang dokter spesialis neurologi memeriksa Nando dengan teliti. Setelah beberapa tes awal, dokter menuliskan sesuatu di catatan medis.

“Pasien mengalami trauma kepala lama yang tampaknya berhubungan dengan kecelakaan di masa lalu. Sekarang trauma itu memicu keluhan kronis: sakit kepala hebat, gangguan konsentrasi, dan memori yang sering kacau. Ada kemungkinan… ingatannya bisa kembali jika ia terus terpicu.”

Aura tersentak. Ali menegang, wajahnya berubah pucat.

“Dokter, apa ada obat untuk menghentikan itu? Maksud saya… supaya dia nggak tersiksa lagi?” tanya Ali cepat, terlalu cepat.

Dokter menatap Ali serius.

“Obat hanya akan meredakan gejala. Tapi kalau memori pasien perlahan kembali, itu proses alami. Tidak etis bagi saya menahan hal itu. Justru bisa membahayakan jika ditekan.”

Ali terdiam lama. Di dalam hatinya, badai bergemuruh.

Kalau Nando benar-benar ingat… dia bisa tahu aku yang menabraknya dulu.

Malam di Rumah

Aura berjalan menuju kamar Nando setelah menyiapkan sup hangat. Namun di depan pintu, ia mendengar suara lirih. Bella ternyata sudah ada di dalam, duduk di tepi ranjang menemani Nando.

“Aku nggak ngerti lagi, Bel…” suara Nando bergetar. “Kepalaku sakit tiap kali aku liat potongan masa lalu. Tapi… aku juga takut kalau semuanya balik lagi.”

Bella menepuk tangannya lembut.

“Kalau kamu ingat, kamu nggak sendirian. Aku akan ada di sampingmu. Jangan takut, Do…”

Tiba-tiba pintu terbuka. Aura berdiri di sana, matanya menyala oleh rasa marah sekaligus cemburu.

“Kenapa kamu ada di kamar Nando?!” sergah Aura spontan.

Bella terkejut, namun segera membalas dengan nada dingin.

“Maaf, Kak, tapi Nando butuh teman bicara. Dia butuh orang yang dia percaya. Dan sepertinya… itu bukan Kak Aura.”

Wajah Aura memerah, tangannya bergetar menahan emosi.

“Jangan sok tahu kamu! Aku sudah kenal Nando jauh sebelum kami mengenal dia. Nando itu dulu—”

Namun Aura berhenti, nyaris keceplosan. Nando menatapnya heran, sementara Bella semakin mencurigai sesuatu.

Apa yang tidak mereka sadari: di ujung koridor, Ali berdiri. Ia baru pulang dari kantor lebih cepat, dan mendengar sebagian pertengkaran itu.

Raut wajahnya mengeras. Tatapannya tajam menusuk, campuran curiga dan marah.

Aura… apa sebenarnya yang kamu sembunyikan dariku?

Malam itu, Ali duduk sendirian di ruang kerjanya. Rokok di tangannya sudah hampir habis, tapi pikirannya terus berputar.

“Kalau Nando benar-benar ingat… aku bisa kehilangan segalanya. Dan kalau Aura memang terlibat… aku harus pastikan dia tidak membawa adikku kembali ke masa lalu.”

Untuk pertama kalinya, Ali merasa dikhianati bukan hanya oleh takdir, tapi juga oleh istrinya sendiri.

1
Desi Oktafiani
Aku berharap kisah ini tidak berakhir terlalu cepat, cepat update ya!
Dzakwan Dzakwan
Cerita ini keren banget, susah move on!
Ami Zahru: Terima kasih /Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!