NovelToon NovelToon
My Villainess Return

My Villainess Return

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kebangkitan pecundang / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Psikopat itu cintaku
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Deva, seorang gadis petakilan yang menjadi anggota bodyguard di salah satu perusahaan ternama. Meski tingkahnya sering kali membuat rekannya pusing, namun kinerja Deva tak bisa di ragukan. Pada suatu malam, Deva yang baru selesai bertugas membeli novel best seller yang sudah dia incar sejak lama.

Ketika dia sedang membaca bagian prolog sambil berjalan menuju apartemennya, sebuah peluru melesat tepat mengenai belakang kepalanya dan membuatnya tewas.

Hingga sebuah keajaiban terjadi, Deva membuka mata dan mendapati dirinya menjadi salah satu tokoh antagonis yang akan meninggal di tangan tunangannya sendiri. Akankah kali ini Deva berhasil mengubah takdirnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Setiap kata yang keluar dari mulut Deva terasa seperti pelepasan emosi, dan menyerang langsung ke arah mental lawannya.

Dito menggelengkan kepala, ia kembali berkata, "Tapi pukulan itu nggak bakal menyelesaikan masalah."

Deva mengepalkan tangan, tetap marah tapi perlahan mulai mereda. "Mungkin nggak, tapi itu pantas buat lo. Lo harus merasakan konsekuensi dari tindakan lo, Dito."

Di tengah perdebatan itu, muncul para sahabat Dito dari arah koridor. Mereka menghampiri Dito dan Deva yang berdiri di area parkiran.

Lain halnya dengan Rora, yang sudah pulang lebih awal karena di jemput oleh ayahnya, dan kini Deva hanya seorang diri di sana.

"Wihh, ada lintah nih," sindir Haikal, menatap remeh ke arah gadis di depannya.

Deva memutar bola mata. "Pergi! gue nggak niat debat sama lo semua. Urusan gue cuma sama Dito."

"Cih, songong banget lo!" sahut Haikal tak terima. Mereka mulai membuat lingkaran dan mengurung Deva di tengah-tengah parkiran.

"Bisa nggak sih, kalian jangan cari masalah sama gue terus?" jengkel Deva, ia benar-benar muak melihat wajah mereka semua.

Gio menatap Deva sinis. "Yang suka cari masalah itu lo, bukan kita."

"Oh, ya? terus sekarang lo semua lagi ngapain? kemping?" ejek Deva menatap sekelilingnya yang di kerumuni teman-teman kakaknya.

Kedua tangan Gio mengepal erat, "Kurang ajar! makin hari lo makin berani sama gue, lo pikir lo hebat hah?"

"Kenapa gue harus takut? sampah kayak lo semua nggak bakal bikin gue ketakutan!" tegas Deva menantang, ia menarik sudut bibirnya ke atas.

Gio menggeram marah, ia mengangkat tangannya hendak menampar adiknya. Namun, tanpa di duga seseorang mencekal pergelangan tangan Gio dari arah belakang, hingga membuat semua orang yang ada di sana terkejut.

"Gue baru tahu kalau hobi lo, ternyata suka nampar orang! lo belum pernah ngerasain di tampar kah? atau tangan lo yang terlalu ringan?" ujar Jack dengan tajam.

Seketika semua orang terdiam, berbeda dengan Deva yang menyelip di antara Gio dan Jack, ia berniat pergi dari sana. Akan tetapi, Jack tiba-tiba meraih pinggangnya hingga ia terhuyung dan menabrak dada bidang pemuda itu.

Deva merasakan sapuan halus di pinggangnya, ia hendak melepaskan tangan Jack tapi pemuda itu sama sekali tidak mau melepaskannya.

Deva melotot, ia berusaha melepaskan pegangan tangan berkali-kali namun hasilnya nihil.

"Lepasin gue, Jack! gue nggak punya urusan sama lo." Ucap Deva melemparkan tatapan permusuhan.

Jack tersenyum, ia melepas tangan Gio yang sejak tadi ia cekal. Tanpa permisi Jack mengangkat tubuh Deva seperti karung beras, dan membawanya pergi.

Deva memberontak, ia meninju punggung Jack namun pemuda itu nampak biasa saja, seperti tidak merasakan sakit sedikit pun.

"Jack, turunin gue!"

"Boleh, asal lo nurut." Jawabnya santai sambil melenggang pergi.

Melihat Deva menjauh, Gio kembali berteriak memanggil nama Jack. Dan membuat pemuda itu menoleh padanya.

"Mau lo bawa kemana, adik gue hah?" sentak Gio, tanpa sadar ia menyebut Deva sebagai adiknya.

Jack yang sudah berjalan cukup jauh langsung berhenti, ia berbalik dan mengernyit heran, "Adik? bukannya lo nggak pernah mengakui dia sebagai adik lo? atau lo udah pikun?"

"Jaga mulut lo, Jack! gue nggak akan segan-segan nyakitin lo kalau lo berani menghalangi gue untuk mendidik Deva!" geram Gio, ia berjalan menghampiri Jack dan berusaha meraih Deva.

Jack tersenyum sinis, tanpa perlu banyak kata ia memelintir tangan Gio hingga terdengar bunyi retakan. Seketika Gio berteriak nyaring, dan memegangi tangannya yang ia duga tulangnya patah.

Teriakan Gio membuat semua orang terkejut, termasuk Elliot yang sedari tadi memperhatikan dalam diam. Tak ingin sahabatnya terluka lebih parah, Elliot akhirnya mendekati mereka.

"Jack, cukup! lepasin Gio, masalah ini nggak perlu di perpanjang lagi." Tegur Elliot, membuat Jack terkekeh geli.

Ia melepaskan tangan Gio dengan kasar, lalu menatap Elliot yang sudah berdiri di depannya. "Ajarin temen lo sopan santun, nggak sepatutnya dia yang cowok main kasar sama cewek, jangan bikin malu kampus ini karena punya mahasiswa minim otak kaya kalian!"

Elliot menghela napas dan hanya bisa mengangguk, ia tidak ingin membuat masalah dengan Jack terlebih ia terkenal dengan sikap berandalannya.

Jack menatap tajam ke arah Gio, "Sekali lagi gue lihat lo kasar sama Deva, gue patahin semua tulang lo."

Setelah mengatakan hal tersebut, ia menuju motornya dan memaksa Deva duduk di jok motor lalu memakaikan ia helm.

"Motor lo, biar nanti orang gue yang bawa ke bengkel." Ujar Jack, seakan tahu isi pikiran Deva.

Ia menyalakan mesin motor lalu pergi meninggalkan kampus, bersama Deva yang duduk di jok belakang motornya.

"Sejak kapan mereka dekat?" ujar Dito merasa heran.

Namun, ia tak mendapat jawaban sama sekali. Mereka semua juga bingung, mengapa Deva bisa kenal dengan pemuda yang sering di sebut-sebut sebagai biang masalah.

***

Setibanya ia di rumah, Deva menarik napas panjang. Ia melangkah perlahan menuju pintu mansion rumahnya, setelah melewati gerbang yang di jaga oleh seorang satpam.

Ketika ia hendak meraih handle pintu, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan sosok Dion yang sepertinya baru saja kembali dari kantor.

"Mana motor kamu?" Dion bertanya dengan suara serak. Pria itu melihat penampilan Deva yang berantakan, dari rambut hingga jaket yang melingkar di pinggangnya.

"Rusak," jawab Deva datar.

"Kenapa bisa rusak? kamu habis keluyuran kemana lagi?" cecar Dion nampak menahan amarah.

"Kampus, sahabat Gio yang ngerusak motor aku."

"Bohong! pasti kamu habis keluyuran, kan?"

Deva berdecak, ia mendongak menatap kedua mata Dion. "Terserah Daddy mau berpikiran gimana, yang jelas aku sudah mengatakan kejadian sebenarnya."

"Sampai kapan kamu mau berbohong, dan menutupi kesalahanmu menggunakan nama orang lain, Deva?" nada suara Dion semakin meninggi.

Deva tersenyum sinis, "Sampai Daddy sadar, kalau aku nggak pernah bohong soal apa pun."

"DEVA!" bentak Dion kalap. "Kamu itu anak perempuan, tapi kelakuan kamu lebih parah dari anak laki-laki! bangga kamu dengan tingkah laku seperti itu hah?"

Deva tersentak kaget, ketika Dion membentaknya. Meski ia sudah pernah di bentak, namun ia belum bisa membiasakan hal seperti ini.

"Tentu, jika kelakuanku bisa membuat Daddy khawatir dan cemas. Maka aku nggak keberatan melakukannya," jawab Deva tersenyum.

Dion berjalan mendekati Deva, hingga jarak di antara mereka menipis. Insting Deva muncul, kedua ekor matanya menangkap gerakan Dion yang hendak memberikan tinju padanya.

Benar saja, saat tangan Dion terangkat ke arahnya. Deva langsung menunduk, alhasil pintu mansion yang menjadi korban tinjuan dari Dion.

Bugh!

Deva terkekeh kecil, tanpa memperdulikan ayahnya yang sedang kesakitan Deva melangkah memasuki rumah.

"Makanya Dad, lain kali hati-hati, kadang alam nggak selalu berpihak sama kita." Sindir Deva, ia berlari menuju tangga tanpa memperdulikan teriakan dari ayahnya yang memintanya berhenti melangkah.

1
Wahyuningsih
d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu thor tetp semangat
Hikam Sairi
😂😂😂😂😂👊👊👊👊👊
Amazing Grace
kenapa sih karakter nya si Deva jadi menye menye gini? padahal di awal penggambaran nya ga gitu deh
jadi agak aneh crita nya
dan juga Daddy nya itu bukan nya sayang sama dia?
kalo memang si deva ini di fitnah dan dihina sedemikian rupa kenapa masih tetap berharap dan bertingkah sama keluarga nya?
katanya dia punya perasaan dan dia juga manusia tapi sikapnya ga sesuai sama apa yang di cerita kan
kesel banget
Amazing Grace
terlalu menye menye dan klasik tapi tetap semangat author
Amazing Grace
crita agak ga nyambung tapi semangat author, dan di bab sebelumnya sama bab ini juga si Deva ini udah tau si Sera menye menye bahkan ada dialognya"padahal gue yang jatuhnya lebih keras daripada dia" seolah olah dia belum paham tentang sifat munafik si Sera
jdi kesannya kayak si Deva ini lebih menye menye dan agak lain yang didalam tanda kutip karakternya"kelihatan tidak sesuai sama penggambaran karakter awalnya" seolah olah di awal hanya sebatas penggambaran di awal saja
tapi tetap semangat ya authori💪
"hmm.. " ❄❄❄❄❄❄❄❄❄
triplek gak tuh.. /Chuckle/
"hmm.. " ❄❄❄❄❄❄❄❄❄
hmm... menarik.. 😏
Inay
mw sampe bab berapa begini terus? gk ada yg percaya sama deva.
Raine
sat set gebukin , habis cuman ngomong doang
Raine
nah ternyata benar , ayah juga sama aja makanya deva di hina terus
Raine
bapaknya salahhh weii , tegas dari awal kan gak mungkin sampe kekgini, kecuali emang sudah diacuhkan dari awal deva di hina
saniati Amat
saran jha y,klau gx mw istrinya mati jgn buat anak,hidup jha berdua,jd gx ada yg jd korban keegoisan,gx usah cari ahli waris,udah tahu mlahirkn taruhannya nyawa,msih geser jha tuch otak gx nalar,buat sedih jha,
Zee✨: iya bnr bgt, di kira lahiran gampang tinggal brojol kali😄
total 1 replies
Wahyuningsih
thor buat kluarga deva menyesal d buat segan mtipun tk mau biar nyakho mreka n buat deva badas abiz
Wahyuningsih
asli thor q smpe nangis nyesek banget pas baca
Lina Hibanika
adu mulut mah ga ada habis nya,, dah adu jotos aja Deva,, kamu kan jago,, ga cape apa adu mulut terus
Lina Hibanika
suka heran dengan orang yang punya pemikiran kematian sang istri saat melahirkan anaknya,, malah menuduh bayi yg sudah membunuhnya,, otak sengklek emang 😡
Zee✨: bener banget kak🤣🤣
total 1 replies
Lina Hibanika
kamu pantas bahagia Deva, tapi mungkin belum waktunya
Lina Hibanika
aku yg bacanya juga ikutan nyuutttt hati ini, dasar bapa gendeng,, ta kutuk jd kodok burik
fril bunny🌼
sumpah klo aja gw bisa masuk ke dlm ni novel,,udh gw cincang-cincang si gio njing😭🗿🔪
Zee✨: sabar2 tugas itu biar si deva yg ambil alih wkwk
total 1 replies
Wahyuningsih
asli thor q marah banget ama ke 2 kakaknya deva lbh percaya pd oran lain ketimbang adiknya sendiri menyebalkn,thor buat kakaknya menyesal d buat segan matipun tk mau biar nyakho dia n buat si pick me menderita lbh dri deva d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri sehat sellu jga keshtn tetp semangat n tengkyu buat author🥰🥰🥰
Zee✨: siap, makasih dah baca ceritaku kak☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!