Zayn Adzriel, pria berumur 30 tahun yang sulit jatuh cinta karena pernah mengalami gagal percintaan sebab kurang gerak cepat mengungkapkan isi hati ke gadis pujaan. Hingga membuat Zayn akhirnya memilih menjomblo selama bertahun-tahun lamanya.
Hingga pertemuannya tak diduga dengan Lusy Fernandez, membuat cinta tumbuh di hati Zayn.
Namun, ada masa lalu yang membuat Zayn ragu. Akankah Zayn memperjuangkan perasaannya? Ataukah mundur saat tahu Lusy seorang singel Mom?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon din din, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Max lagi
Lucy langsung berdiri saat melihat siapa yang datang, hingga kemudian menggendong Cheryl dan mendekap putrinya itu begitu erat.
“Mau apa kamu ke sini?” tanya Lucy dengan tatapan tidak senang, ketika melihat Max di sana.
Zayn yang melihat ketakutan di dalam tatapan Lucy, lantas berdiri dan memilih melihat apa yang sedang terjadi.
“Cheryl anakku juga, aku ingin membawanya,” kata Max sambil berjalan mendekat.
“Jangan mendekat!” bentak Lucy.
Zayn semakin melihat ketakutan dalam diri wanita itu, kemudian menatap Max dan bisa menebak jika pria itu pasti ayah Cheryl.
“Kamu tidak bisa menghalangiku untuk ikut merawatnya,” kata Max seolah sedang membujuk.
“Omong kosong! Aku masih ingat apa yang kamu katakan di hari itu! Jadi jangan harap aku akan memberikan Cheryl kepadamu!” Lucy terlihat geram juga takut.
Lucy hendak membawa Cheryl masuk rumah, tapi tiba-tiba Max berjalan cepat dan mencekal lengan Lucy.
“Jangan keras kepala! Aku bisa memberikan kehidupan yang layak untuk Cheryl. Berikan dia kepadaku, tidak ada ruginya juga untukmu!” Max mencoba memaksakan keinginannya.
“Lepas, Max!” Lucy mencoba menepis tangan Max, tapi sayangnya tidak berhasil.
Zayn melihat Lucy yang sedang menghindar dari Max, hingga terkejut saat melihat ayah biologis Cheryl itu bersikap sedikit kasar terhadap Lucy. Dia pun mendekat, kemudian mencoba membantu Lucy lepas dari cengkraman Max.
“Apa kamu tidak bisa bicara baik-baik? Ada anak kecil yang akan ketakutan karena sikapmu,” ujar Zayn mencoba membantu Lucy.
Max langsung menoleh Zayn, tampak tak senang melihat pemuda itu di sana.
“Berhenti omong kosong!” Max menatap tajam ke Zayn agar takut.
Zayn yang biasa bersikap tenang dalam menghadapi kondisi apa pun, kini tampak tak senang ketika melihat serta mendengar cara Max bicara. Dia mengepalkan telapak tangan, sebelum kemudian melayangkan ke pipi Max, menghantam begitu keras hingga ayah Cheryl itu jatuh ke tanah.
Lucy sangat terkejut dengan yang dilakukan Zayn, tapi cukup lega karena bisa terlepas dari Max. Dia pun semakin mendekap Cheryl dalam gendongan, tak ingin jika putrinya dirampas oleh Max.
“Sialan!” geram Max sambil mengusap ujung bibir yang berdarah.
Max menoleh dan menatap tajam ke arah Zayn yang berdiri, kemudian bangun dengan cepat untuk membalas pukulan Zayn.
“Siapa kamu berani ikut campur?” Max geram karena Zayn berani memukulnya.
“Aku hanya tidak suka kamu bersikap kasar terhadap wanita.” Zayn sudah siaga jika Max membalas pukulannya.
“Ck ….” Max melirik Lucy yang menggendong Cheryl, hingga kemudian menatap Zayn.
“Ah … aku tahu, kamu pasti kekasihnya. Apa kamu tidak tahu masa lalunya hingga mau bersamanya?” Max tersenyum mencibir, lantas melirik Lucy.
Lucy terkejut mendengar ucapan Max, kenapa pria itu harus bicara seperti itu kepada Zayn. Hingga Lucy sadar akan satu hal, Max sedang mencoba membuat siapapun yang dekat, menjauh darinya.
Zayn begitu geram mendengar ucapan Max, hingga mengepalkan telapak tangan begitu erat, sampai akhirnya kembali melayangkan pukulan di wajah Max.
Max sangat terkejut karena kembali mendapat pukulan, hingga membalas tapi gagal. Zayn pun tak tinggal diam, dirinya yang kesal karena ucapan Max pun terus menghajar pria itu, meski Zayn sendiri mendapat beberapa kali pukulan baik di wajah atau bagian perut.
Akhirnya Max terjatuh ke tanah, terkapar karena mendapat banyak pukulan. Zayn berjongkok, lantas mencengkram kerah baju bagian depan Max dan sedikit menarik ke arahnya.
Lucy panik melihat Zayn dan Max berkelahi, tapi dirinya tidak bisa berbuat apa-apa dan memilih mendekap Cheryl.
“Dengarkan aku! Aku tidak peduli masa lalunya, tapi kalau kamu datang untuk bersikap kasar kepadanya, atau kamu berniat melukainya, maka aku takkan tinggal diam. Paham!” Zayn bicara dengan sedikit berbisik, kemudian melepas cengkraman sedikit kasar dengan sedikit mendorong hingga punggung Max kembali membentur tanah.
“Pergi dari sini! Jangan ganggu dia!” Zayn pun berdiri tapi masih dengan menatap Max.
Max pun terbangun dan terbatuk, melirik Lucy sebelum kemudian memandang Zayn yang telah mengalahkannya. Dia menunjuk wajah Zayn tanpa bicara, sebelum kemudian memilih pergi meninggalkan tempat itu.
Zayn bernapas lega melihat Max sudah pergi, hingga permukaan jempol mengusap ujung bibir yang sedikit terluka. Dia pun menoleh dan memandang Lucy, melihat wanita itu tampak ketakutan.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Zayn.
Lucy mengangguk, menatap wajah Zayn yang terluka karena menolong dirinya.
“Biar aku bantu obati.”
tapi belum tentu juga sih itu penyebabny, tinggal nunggu hasilnya dulu berarti 🏃🏃
yang sabar, mungkin ga semudah itu
kali aja bisa sekalian jodohnya zahra hahahah
bodyguard++(++nya itu maksutnya suami) hihihihi
nah, bagus sih kalau Zahra masih mau model dikasih bodyguard.
tapi semoga aga Zahra ga khilaf pergi ke club lagi mentang² udah ada bodyguard, karna kan kita ga tau orang² yang iri dengan kita bakalan berbuat apa
🏃♀🏃♀🏃♀🏃♀🏃♀
my bodyguard my lovely