Bertemu dan bercinta karena sebuah jebakan . Akan kah kisah satu malam ini malah akan menjadi kisah jebakan terindah bagi mereka berdua.
ikuti Kisah Arka Ratya Hardaka bersama Clare Louisa.
#clue nya adalah: Baca lagi yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#28
Dua jam pun telah berlalu, Arka masih setia bertengger di lantai atas sedangkan Clare malah saat ini sedang asik-asik nya melukis.
Arka melihat ke arah jam di tangan nya. “Sudah lewat makan siang, tapi dia masih terlihat betah dengan apa yang di kerjakan nya.” Arka melihat ke lantai bawah.
“Kriuuk..kuk kuk Kriuk.........” Perut Arka mulai ngasih kode “Alarm perut ku saja sudah berbunyi!” Arka memegangi perut nya.
“Apa aku turun saja ke bawah untuk memasak sesuatu untuk makan kami? Tapi aku kan tidak bisa masak? Apa aku gofood aja? Tapi dia pasti akan semakin curiga kok ya office boy mentraktir seorang designer?! Aduh! Kenapa aku mendadak bodoh begini sih!” Arka merutuki otak nya yang mendadak tersumbat kecerdasannya.
“Ratya? Apa kau lapar???” panggil Clare tepat saat Arka sedang memikirkan tentang makan siang mereka.
“Hmmm.. aku puasa nona Clare.”Jawab Arka spontan.
Arka langsung memukul mulut nya yang asal jawab itu.”Dari mana datang nya jawaban bodoh itu Arka Ratya Hardata! Kenapa mulut mu malah reflek bilang puasa!!!”geram Arka tanpa suara dari atas sana.
“Kau puasa? Puasa apa?” tanya Clare mendongak ke atas untuk melihat Arka.
“Ya puasa saja nona Clare. Apa nona akan pergi makan siang keluar? Kalau begitu aku akan bantu nona beres-beres!” Ucap Arka bersemangat.
“Bagus! Akhir nya dia pergi juga!” ujar Arka dalam hati. Arka senang akhirnya Clare segera meninggalkan tempat itu.
“Tidak..” jawab Clare lalu bangkit dan berjalan ke arah mini kitchen yang ada di dalam ruangan itu.”Kira-kira disini ada yang bisa di masak gak ya?” Clare pun lalu membuka kulkas.
“Waah! Kulkas yang sangat lengkap!” Sorak Clare gembira karena di dalam kulkas itu hanya undian mobil mewah saja yang tidak ada. Semua bahan masakan yang dia butuhkan ada di sana. “Lihat ! Disini juga ada nor!!” Seru Clare sambil mengambil nori itu.
“Ratya! Tidak apa-apa kan kalau aku menggunakan semua bahan yang ada di kulkas ini?” teriak Clare dari bawah.
Arka yang mendengar Clare akan masak auto melemas. “Seperti nya ini masih lama. Tuhan kuatkan jantung untuk dapat berdekatan dengan nya.” Ujar Arka pelan lalu memutuskan untuk turun ke bawah.
“Ratya, apa disini ada celemek?” tanya Clare lagi sambil mencari-cari celemek ke dalam laci-laci di sekitar nya.
“Celemek? Apa itu?” gumam Arka dalam hati. Seumur hidup, Arka rasa nya tidak pernah mendengar kata celemek.
“apa itu sejenis buah-buahan? Tapi mengapa dia mencari nya di dalama laci?” Arka terus bertanya-tanya di dalam hati.
Arka yang memang tidak pernah ke dapur, mana tahu soal yang beginian. Akan beda hal nya jika Clare bertanya pada Cristian. Saking akrab nya Tian dengan dapur, Tian bahkan bisa membedakan mana lengkuas mana jahe.
“Hei..! Kenapa kau diam saja! Ayoo bantu aku cari celemek” Ujar Clare sambil terus mencari benda itu di sekitar mini kitche itu.
Melihat Arka yang hanya diam, Clare pun teringat sesuatu. “Baju yang dia kenakan saja harga nya seharga mobil nya Fla,mana mungkin dia tahu apa itu celemek.” Batin Clare yakin kalau Arka pasti tidak tahu apa itu celemek.
“Kau belum pernah mendengar kata celemek ya Ratya?” tanya Clare sambil menyipitkan mata nya.
“Tentu saja aku pernah mendengar nya. Dan aku juga kerap melihat ibu ku mencari benda itu kalau dia akan memasak di kampung. Hanya saja aku lupa benda nya seperti -apa.” jawab Arka sambil mengusap-usap tengkuk nya yang sebenarnya tidak kenapa-napa.
“Jadi di kampung, ibu mu memasak memakai celemek? Begitu maksud mu? waah! Pasti di kampung, orang tua mu sangat kaya raya ya Ratya? Sebab kalau di kampung yang pernah aku tinggali sewaktu KKN dulu, orang-orang di sana masak ya hanya memakai baju yang mereka pakai. Mereka tidak perlu celemek or apron untuk melapisi baju mereka agar tidak kotor sewaktu memasak. Tapi jika benar ibu mu di kampung masak pakai apron, aku hanya bisa mengatakan WOW...” sarkas Clare sambil mengulum bibir nya agar tawa nya tidak pecah.
“Da*MN!! Ternyata celemek itu Apron? Siapa sih yang sekreatif itu mengganti nama Apron menjadi celemek?” Umpat Arka dalam hati. Sekali lagi ketololan nya terlihat jelas di depan Clare.