Diusianya yang relatif muda, Bunga. harus dihadapkan pada pernikahan dengan sang majikannya yang lumpuh, atas permintaan dari istri pertama nya Bella. yang lebih memilih sibuk dengan dirinya sendiri dan Dunia modeling yang selama ini dia gelutinya.
Arya CEO Tampan Itu hanya bisa pasrah, ketika diminta untuk menikahi Bunga. yang selama ini begitu tulus merawat dan memberikan kasih sayang pada putra satu-satunya Cecilio.
Seiring berjalannya waktu, akankah cinta tumbuh diantara mereka? setelah Arya sembuh. mampukah penyesalan Bella untuk kembali merebut cinta Arya yang dulunya begitu besar kini sudah hilang. tergantikan dengan sosok Bunga yang jauh lebih muda, cantik dan enerjik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cecilio Sakit
Anggi dan Bella langsung panik, ketika banyak media yang berdatangan meliput keributan mereka di Club. Anggi sang asisten langsung menarik sebelah tangan Bella.
"Mbak Bella, kita harus bisa keluar untuk menghindari mereka dari pintu belakang." ujar Anggi.
"Ayo cepat Anggi, sebelum mereka mendapati kita disini." ujar Bella setuju, meskipun dia juga sangat panik, setelah mengurus kerugian Club, Anggi dan Bella langsung lari. sementara Vira juga sudah ditolong teman-teman nya.
Sampai pintu belakang ternyata sudah banyak wartawan yang mengepung, membuat Bella bertambah panik, sementara Anggi tidak ada disampingnya pergi menyiapkan mobil.
Bella menutup mukanya melihat kerumunan yang terus mendesak, mengalahkan para Bodyguard dan security, tiba-tiba tangan kokoh yang terasa begitu hangat menarik tangan Bella berlari menerobos kerumunan itu, dan menaiki mobil yang telah menunggu.
Tanpa pikir panjang Anggi melajukan mobil dengan kecepatan tinggi, dan berhasil menjauh dari tempat itu. perlahan Bella mengangkat wajahnya ingin melihat pria yang telah menolong nya, tapi sudah menghilang berbaur dengan kerumunan orang-orang yang barusan.
"Anggi, apa kamu mengenali seseorang yang barusan menolong ku?"
"Tidak mbak, semuanya terjadi begitu cepat dan tiba-tiba." ucap Anggi.
Bella mengusap pipinya yang tersa sangat perih, sambil meringis kesakitan. pikiran nya masih teringat pria misterius yang barusan menolong dirinya dari kejaran media.
"Bungkam semua media, dan tutupi semua berita buruk tentang Bella." ucap laki-laki itu sebelum memutuskan panggilan nya.
"Kita pulang ke Apartemen mu saja," Ucap Bella sambil menghubungi mamanya, untuk kembali pulang kerumah mereka.
"Bella apa yang terjadi nak?"
"Tidak apa-apa kok ma, tapi untuk beberapa hari ini Bella mungkin menginap di apartemen Anggi, sopir papa sekarang sudah di jalan untuk menjemput Mama, untuk kembali kerumah kita." ucap Bella sebelum memutuskan panggilan telpon mereka.
"Bella, bell dengar Mama dulu tuuut....."
Mama masih bingung, dan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada Bella anaknya. namun panggilan mereka sudah terputus.
"Tidak mungkin aku langsung pulang saja, sebaik aku beri tahu Arya dulu." Mama Bella langsung menghubungi Arya menantu yang dulu dibangga-banggakan nya.
"Hallo ada apa ma?"
Terdengar suara Arya yang langsung mengangkat panggilan dari mertuanya itu.
"Arya, Mama pulang kerumah Mama dulu ya berhubung kondisi Bella juga sudah pulih."
"Ya, ngak papa ma, terimakasih atas perhatian Mama. Arya juga minta maaf karena tidak bisa menjadi menantu yang baik buat Mama."
"Mama ngeri kondisi nya Arya, Mama tidak menyalah kan kalian. Mama hanya bisa berharap apapun kondisi dan situasi nya, semoga itu yang terbaik untuk kalian." ucap Mama Bella yang juga harus terpaksa berbohong dengan mengatakan jika Bella ikut pulang bersama nya untuk beberapa hari Ini.
Dimeja makan Rumah baru Arya dan Bunga, nampak Cecilio makan dengan lahap disuapi oleh Bunga, bocah itu sangat merindukan kasih sayang dan perhatian lembut seorang ibu, sesuatu yang tidak pernah dia dapatkan dari mamanya Bella.
"Cio mau nambah lagi sayang?"
"Ngak ma, udah kenyang."
"Duh pintar nya anak papa, senang ya disuapi oleh Mama?" tanya Arya.
"Senang pa."
Mereka tertawa bahagia, malam ini sinta dan Cecilio sengaja menginap dirumah baru Arya, mengingat Cecilio begitu merindukan papa, terutama Bunga yang selama ini selalu dekat dengan nya.
***
"Mami...Mami...hu...hu..."
"Mami... Cecilio kangen Mami, jangan pergi ya mi."
Cecilio menceracau sambil merentangkan tangannya menangis, meskipun mata nya masih terpejam.
"Cecilio sayang, kamu mimpi nak?"
Arya berusaha membangun kan anaknya, namun dia langsung terlonjak kaget. mengingat suhu tubuh Cecilio sangat panas.
"Badanya panas?” Arya terlihat begitu cemas dan khawatir, mengingat dia begitu mencintai dan menyayangi anak satu-satunya.
“ Kita harus segera membawanya kerumah Sakit."
Terlihat jelas sekali wajah cemas dan tidak sabaran presdir tampan itu, untuk segera sampai dan langsung membawa putra nya Cecilio menuju Rumah sakit tempat tim dokter yang menangani masalah penyakit yang diderita anaknya semenjak lahir.
"Cecilio sayang, bertahan lah nak." Ucap Arya. hatinya terasa perih menata bocah kecil yang tidak berdaya itu.
"Cucuku sayang."
Oma Sinta hanya bisa menangis, Bunga dengan sigap berkemas.
Cecilio langsung dibawa kerumah sakit dan mendapatkan pengobatan terbaik. meskipun begitu tim dokter menyarankan untuk Arya membawa putranya ke Amerika agar mendapatkan pengobatan dan peralatan canggih disana.
"M Larose Medical Center. New York , Rumah sakit terbaik yang ditunjuk tim dokter. setelah mempersiapkan semua nya, Arya langsung terbang ke negeri Paman Sam itu, tak terkecuali Bunga dan mamanya yang ikut.
Bella selaku sang mami dari Cecilio, tidak mengetahui sama sekali jika kondisi anaknya tengah kritis berjuang melawan maut, akibat kelainan darah yang diderita nya selama ini, termasuk kurangnya daya tahan tubuh bocah imut itu karena tidak mendapatkan ASI eksklusif semenjak bayi.
"Aku mengira Cecilio sudah sembuh total ma, namun nyatanya penyakitnya kembali kambuh."
"Arya, kita hanya bisa berusaha. sebaiknya kita berdoa nak." bujuk mama.
Mereka memilih Rumah Sakit terbaik di negara itu, karena memiliki spesialisasi khusus untuk kasus kasus sulit. tanpa pertimbangan lokasi dan keberadaan nya, M sinal medical Center, new York.
Bella syok mendengar berita jika anaknya sedang sakit, dia langsung menghubungi Arya.
"Mas Maafkan aku, Boleh kan jika aku kesana? bagaimana pun aku ibu Cecilio, aku ingin memberikan semangat agar dia cepat sembuh." Bella menangis.
"Bagaimana dengan kondisi mu sekarang?"
"Aku sudah sembuh mas."
"Sayang, kenapa kamu terdiam, apa kamu keberatan mengajakku bertemu anakku Cecilio?"
"Tidak Bella, datanglah."
Arya tidak ingin ribut dan berdebat lagi, dia tahu Bella juga sangat menderita akhir-akhir ini. meskipun Arya tidak akan pernah meninggalkan istrinya Bunga, meskipun bagaimana keadaan Bella.
"Baiklah mas, aku akan menaiki penerbangan pertama hari ini," Bella kembali bersemangat, dan melupakan sejenak permasalahan nya, karena Cecilio lah prioritas nya sekarang.
Selama menempuh perjalanan panjang, Bella terlihat larut dengan pikirannya. timbul rasa penyesalan Karena telah menyia-nyiakan bocah itu.
"Cecilio, maafkan Mami nak." tangis Bella menjadi saksi selama perjalanan dia terus mengkhawatirkan anaknya. pikiran Bella terfokus pada kondisi kesehatan Cecilio.
"Maafkan mami nak, karena tidak bisa memberikanmu perhatian dan kasih sayang yang penuh. bahkan disaat kamu terbaring sakit, Mami juga tidak ada disampingmu sayang," gumam Bella sedih dan merasa bersalah pada anaknya.
Bella langsung Menuju rumah sakit tempat Cecilio dirawat, pikiran Bella semakin tidak menentu,
Bella mempercepat langkahnya, menelusuri koridor Rumah sakit mewah ini. meskipun dia sudah rela dan ikhlas untuk berbagi suami, namun hatinya seketika bergetar perih dan ngilu melihat dengan mata kepalanya sendiri, suami yang sangat dicintai dan disayangi nya. digandeng Bunga. wanita yang terlihat jauh lebih muda dibandingkan dirinya. berjalan dari apotek, seperti nya mereka selesai menebus reseb obat untuk Cecilio. susah payah Bella menahan agar butiran bening di pelupuk matanya tidak tumpah.
Bella mersa langkah kakinya semakin kaku ketika jarak nya dan posisi Arya sekarang sudah dekat. Arya langsung melirik kearah Bella yang baru datang. hatinya ikut sakit melihat tatapan sedih dimana wanita yang sangat dicintainya dulu.