The World Emperor System

“Tuan, apa kita akan langsung menyerang mereka?.” Tanya Karel sambil menatap lekat kearah Reinar.

“Saat ini lebih baik menunggu para assasin pengintai kembali. Informasi dari mereka sangatlah penting karena kita sama sekali tidak tahu seberapa kuat lawan yang akan kita hadapi.” Jawab Reinar dengan santainya.

“Tuan benar, menyerang tanpa tahu sekuat apa lawan yang akan kita hadapi, sama saja dengan bunuh diri.” Kata Karel.

“Kau juga benar. Karena itu sekarang lebih baik kita bersabar dan menunggu.” Ungkap Reinar sambil melihat Rhea yang tengah duduk di sebelahnya.

“Mereka datang.” Kata Rhea tiba-tiba, dan tak lama muncul beberapa assasin yang dikirim Karel untuk mengamati kekuatan musuh.

“Tuan....” Seluruh assasin berlutut di hadapan Reinar.

“Tidak perlu melakukan penghormatan, katakan saja hasil pengamatan kalian.” Kata Reinar tegas.

Pemimpin assasin pengintai segera menyampaikan hasil pengamatan mereka yang cukup lengkap. “100 iblis dengan level di bawah dua ribu, 10 iblis dengan level dua ribu dua ratusan, dan satu iblis terkuat dengan level 2.890. Selain kuat, jumlah mereka juga lebih banyak dari prajurit yang tuan bawa.”

“Kerja bagus, sekarang kalian bisa istirahat.” Kata Reinar yang lagi-lagi masih terlihat begitu santai.

Baik Karel maupun prajurit yang dia bawa, mereka semua merasa aneh dengan tingkah Reinar. Di saat semua bersiap untuk berperang dan tak sedikit yang mulai panik, Reinar justru terlihat biasa saja dan begitu santai.

“Jumlah mereka terlalu sedikit.” Pikir Reinar yang berbeda dengan pikiran orang lainnya.

Andai saja Karel dan 50 prajurit kota Touloun mengetahui isi pikiran Reinar, mungkin mereka akan batuk darah dan mengutuk Reinar.

“Rhea, dan kau Karel, pimpin 50 prajurit untuk melawan iblis yang memiliki level dibawah dua ribu. Mereka memang kuat dan banyak, tapi aku percaya kalian bisa mengalahkan mereka. Untuk sisanya, serahkan mereka padaku.” Kata Reinar dengan wajah serius.

“Tuan, aku sendirian sudah lebih dari cukup untuk melawan mereka.” Kata Rhea tanpa ekspresi.

“Kalau cuma kamu yang melawan mereka, bagaimana para prajurit kota bisa berkembang?.” Kata Reinar. “Setidaknya biarkan mereka mengambil bagian, dan kita lihat sejauh mana mereka bisa berkembang.” Lanjut Reinar.

Rhea hanya mengiyakan apa yang Reinar katakan, dan dia segera bersiap di posisinya.

“Baiklah, saatnya memulai pesta.” Reinar melemparkan dua bola api berwarna putih untuk membuat panik kemah para iblis.

BOOMMM

BOOMMM

Dua ledakan yang cukup kencang membuat para iblis panik dan lari berhamburan ke segala arah.

Swussshh

Dari dalam tenda keluar satu iblis dengan aura yang begitu kuat. Di belakang iblis itu mulai bermunculan iblis lainnya, dan beberapa detik kemudian jumlah mereka genap sepuluh iblis.

Satu iblis terkuat, memimpin sepuluh iblis yang sediki lebih lemah darinya.

“Kurang ajar, siapa yang berani membuat keributan di perkemahan ku?.” Teriak iblis terkuat yang melihat kekacauan di perkemahannya.

Sepuluh iblis di belakangnya juga tampak memperhatikan area di sekitar mereka, mencoba mencari pelaku yang membuat keributan. Tapi sayangnya mereka tidak menemukan apa yang mereka cari. Bahkan mereka merasa aneh dengan serangan yang datang secara tiba-tiba.

“Kalian terlalu berisik.” Kata seorang pemuda yang muncul di tepat di hadapan para iblis.

Pemuda itu terlihat tenang, dan pandangan matanya begitu acuh dengan kejadian di sekitarnya.

“Siapa kau?.” Tanya sosok iblis terkuat dengan ekspresi wajah yang begitu serius.

“Aku?.” Pemuda yang tak lain ialah sosok Reinar, dia menunjuk dirinya sendiri. “Anggap saja aku malaikat maut kalian.” Kata Reinar dan bersamaan dengan itu muncul puluhan orang yang langsung menyerang kawanan iblis yang tengah panik.

Karel dan prajurit yang mengikutinya tanpa kesusahan menyerang kawanan iblis yang sedikit lebih kuat dari mereka. Tepat di belakang mereka ada Rhea yang membantu dengan serangan sihir jarak jauh.

Wajah seluruh iblis di depan Reinar seketika menggelap melihat rekan-rekan mereka dibantai. Terlihat aura hitam menjijikkan keluar dari dalam tubuh mereka.

“Berani membunuh rekan-rekan ku, kalian harus mati!.” Teriak iblis di depan Reinar, dan dia langsung lari melesat untuk menyerang Karel.

“Kau mau kemana?. Kalian adalah lawan ku.” Kata Reinar yang tiba-tiba sudah berada di depan para iblis yang akan menyerang Karel.

Menggunakan skill Lightning Sword Art, Reinar mulai menyerang para iblis yang ada di depannya.

BOOMMM

Wusshhh.... Crackkk....

“Uhuk....” Iblis yang terkena serangan pedang Reinar segera terbatuk memuntahkan darah hitam, dan tak lama dia mati.

“Kau, beraninya membunuh rekanku?.” Teriak salah satu iblis dengan amarah yang memuncak. “Kau harus mati!.”

“Kenapa aku harus mati, kalau aku bisa membunuhmu lebih dulu?.” Kata Reinar sambil menyeringai lebar menatap kawanan iblis yang akan menjadi sumber exp nya.

Dalam sekali lihat, Reinar tahu jika ada rasa ketakutan pada diri para iblis di depannya saat Reinar dapat membunuh satu dari mereka dalam satu kali serangan.

“Kalian semua lawan aku!.” Kata Reinar meremehkan.

Mendengar tantangan dan sifat meremehkan yang Reinar tujukan pada mereka, para iblis semakin marah dan tanpa berpikir panjang mereka mulai menyerang Reinar secara bersamaan.

“Terlalu membuang banyak waktu jika harus melawan kalian satu persatu.” Gumam lirih Reinar menyambut serangan yang tertuju padanya.

BOOMMM

BOOMMM

BOOMMM

Suara ledakan dan suara besi yang saling beradu terdengar saat serangan Reinar bentrok dengan serangan sepuluh iblis yang di pimpin iblis dengan level tertinggi dibandingkan iblis lainnya.

Satu iblis tumbang, dua iblis tumbang, dan iblis yang lainnya ikut tumbang menyusul rekan-rekan mereka yang sudah tumbang menyisakan raga tak bernyawa.

Dari sebelas, kini tinggal satu iblis yang Reinar hadapi, tapi kondisi iblis itu sudah penuh dengan luka.

“Manusia, kami tidak pernah menyinggung mu, tapi kenapa kamu menyerang kami dan membunuh banyak rekanku?.” Tanya satu-satunya iblis yang tersisa.

“Sekarang kalian memang belum menyinggungku, tapi dengan kalian memasuki wilayah kami, bisa dipastikan kalian akan segera bersinggungan dengan kami, dan apa kamu pikir aku tidak tahu tentang rekan-rekan mu yang menyabotase kotaku?.” Ungkap Reinar.

Mendengar itu, satu-satunya iblis yang tersisa tahu jika pemuda di depannya sudah mengetahui apa yang akhir-akhir ini para iblis lakukan, dan dia mengira jika Reinar lah penyebab hilangnya belasan iblis yang menjaga bendungan sungai.

“Aku harus pergi dari tempat ini.” Gumam lirih si Iblis sambil bersiap untuk melarikan diri.

“Ingin melarikan diri?. Dalam mimpi pun itu tidak akan pernah terjadi, karena kamu akan mati di tempat ini, menyusul teman-teman mu yang lebih dulu mati.” Kata Reinar yang entah sejak kapan sudah berada di belakang iblis yang hilang konsentrasi karena terlalu banyak berpikir.

“Kau?. Bagaimana kau....”

Belum selesai si iblis menyelesaikan kata-katanya, sebilah pedang sudah menusuk perutnya dari belakang sampai tembus ke bagian depan tubuhnya.

“Uhuk....” Si iblis batuk dan mengeluarkan darah, tapi dia belum mati.

Melihat itu Reinar tak menghentikan serangannya.

Dia tarik pedangnya dari tubuh si iblis, dan dengan begitu cepat dia mengayunkan pedangnya ke leher iblis yang tak lagi mampu bergerak.

BRUGHHH

Tubuh si iblis terjatuh dengan kepala lebih dulu menggelinding di atas tanah yang telah menghitam karena darah yang keluar dari dalam tubuh para iblis.

[Level up 1x next level 2.400/24.270 >> +10 points >> + 10.000.000 coint]

Dengan level yang semakin tinggi, akan semakin sulit Reinar menaikkan levelnya. Apalagi dia butuh 2 kali exp lebih banyak dari manusia pada umumnya.

BOOMMM

BOOMMM

BOOMMM

Ledakan berturut-turut terjadi di tempat lainnya, menandakan jika pertarungan di tempat itu telah berakhir.

“Tuan, semua iblis telah di musnahkan.” Kata Rhea begitu dia sudah berada di samping Reinar.

Tak lama Karel dan prajurit kota Touloun datang mendekati Reinar, dan Reinar dapat melihat jumlah mereka masih lengkap dan hanya mengalami luka kecil. Hampir semua orang mengalami kenaikan level, termasuk Karel. Untuk Rhea, Reinar masih belum bisa melihat levelnya.

“Kalian sudah bekerja dengan baik. Kumpulkan dan bakar habis mayat mereka, dan jangan mengambil apapun dari mereka. Semua yang melekat pada mereka sudah di cemari darah mereka yang begitu menjijikkan.” Kata Reinar tegas tak terbantahkan.

Puluhan orang segera mengumpulkan mayat para iblis, dan menumpuknya menjadi bukit kecil. Tak ada satupun dari mereka yang mengambil benda milik para iblis. Selain perintah Reinar, mereka sendiri merasa jijik dengan semua yang para iblis kenakan.

Begitu seluruh mayat para iblis terkumpul, Reinar segera membakar tumpukan mayat mereka tanpa tersisa.

“Karel, pimpin mereka kembali ke kota dan berikan waktu mereka untuk istirahat.” Kata Reinar. “Tapi aku ingatkan kepada kalian untuk selalu waspada.” Lanjut Reinar.

“Tuan tidak ikut kembali ke kota?.” Tanya Karel.

“Aku akan melihat keadaan kota Babylon, jadi mungkin beberapa waktu aku tidak akan berada di kota Touloun. Maaf Karel, aku harus membuat kamu dan kedua rekanmu lagi-lagi menggantikan posisiku untuk sementara waktu.” Kata Reinar menjawab pertanyaan Karel.

“Kami tidak pernah merasa di repotkan. Kami justru senang memiliki pemimpin seperti tuan.” Ujar Karel.

“Kepercayaan yang kalian berikan padaku tak akan aku sia-siakan.” Reinar tersenyum hangat menatap Karel dan seluruh prajurit kota yang ikut dalam penyerangan kemah para iblis.

Setelah berpamitan dan berjanji dalam waktu 1 minggu akan kembali ke kota Touloun, Reinar dan Rhea akhirnya memulai perjalanan mereka ke kota Babylon.

Karel dan prajurit kota Touloun melihat kepergian pemimpin mereka sampai benar-benar menghilang dari pandangan mata. Begitu Reinar dan Rhea sudah menghilang, mereka kembali ke kota dengan di pimpin langsung oleh Karel.

......****......

....*Tbc*....