NovelToon NovelToon
Di Bawah Langit Yang Sama

Di Bawah Langit Yang Sama

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / CEO / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

" Sekali berkhianat maka sampai kapanpun akan terus menjadi pengkhianat".

Begitulah kalimat yang menjadi salah satu sumber ujian dari sebuah hubungan yang sudah terjalin dengan sangat kokoh.

" Orangtua mu telah menghancurkan masa depanku, makan tidak menutup kemungkinan jika kamu akan menghancurkan pula anakku. Sebelum itu terjadi aku akan mengambil anakku dari hubungan tidak jelas kalian berdua".

Cinta yang sudah terbentuk dari sebuah kesederhanaan sampai akhirnya tumbuh dengan kuat dan kokoh, ternyata kalah dengan sebuah " Restu" dan "keegoisan" di masa muda adalah sebuah penyelesalan tiada akhir.

Berharap pada takdir dan semesta adalah sebuah titik paling menyakitkan secara sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Malam ini terasa sejuk dan tenang, angin yang berhembus pelan seolah membawa aroma dedaunan yang basah karena sore tadi sempat turun hujan. Pradana seorang Ayah dari dua anak yang kini usianya sudah menuju senja menghentikan langkahnya, berdiri diambang pintu kaca dengan pandangan yang mengarah kesalah satu sudut.

Anak perempuannya yang kini tengah duduk tenang, dihadapan Pradana sang anak bungsu sempat terasa asing dalam beberapa tahun terakhir. Liora dengan wajah yang mengarah ke atas menatap langit malam yang dipenuhi oleh taburan bintang.

Liora.....

Gumaman itu terdengar dalam hatinya, berapa waktu begitu cepat berlari tanpa menunggu. Lima tahun lalu, ia melihat gadis kecilnya seperti seseorang yang enggan melanjutkan perjalanan kehidupannya. Seorang gadis yang kehilangan arah, hampa, rapih seolah tengah tersesat dalam kehidupannya sendiri.

Pradana semapat denial dan yakin jika itu hanya fase yang biasa dilalui oleh setiap orang yang tengah patah hati, ia selalu merasa jika dirinya sudah benar dalam mengambil keputusan untuk memisahkan hubungan sang anak.

Dengan menjauhkan bahkan memutuskan hubungan Liora dan Arga adalah cara terbaik untuk masa depan sang anak dan keluarganya, namun ternyata ia salah besar.

Setelah Liora kini kembali bersama Arga, akhirnya Pradana mengerti jika tujuan hidup anak bungsunya, kekuatan yang membuatnya bertahan dan seseorang yang bisa membimbing untuk tetap berdiri dan berjalan lagi... Semuanya adalah Arga jawabannya.

Apapun yang dulu ia takutkan ternyata jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kebahagiaan yang kini terlihat begitu sangat jelas diwajah sang anak yang berseri dan nafasnya yang tenang.

Pradana menarik nafas dalam seolah menahan getir dan penyesalan yang mengganjal cukup lama.

" Ternyata selama ini aku adalah Ayah yang terlalu sombong".

" Selama ini aku tidak pernah benar-benar bertanya, mendengar sampai akhir aku sendiri yang menghancurkan hubungan diantara aku dan putri kecilku. Bahkan aku juga yang menyakiti dan memutuskan harapan kehidupan masa depan anakku sendiri ".

Tapi, malam ini sangat berbeda, ada ruang kecil yang akhirnya kembali terbuka. Kesempatan kecil untuk memperbaiki yang selama ini telah dilupakan dan diabaikan, dan ia tahu jika kini semua itu tidak boleh dilewatkan.

Pradana kini melangkahkan kakinya perlahan menghampiri kursi Halam belakang.

" Adek... Ternyata masih suka duduk disini malam-malam?". Suara Pradana pelan, hampir ragu.

Liora yang mendengar suara itu kini mengalihkan pandanganya.

" Papa.... Kok disini? Pakai jaket dulu". Liora tersenyum dan bangkit menghampiri sang ayah.

Pradana kini duduk disampingnya dengan menjaga sedikit jarak seperti dulu, beda dengan jarak emosional yang akhirnya ia sesali semalam bertahun-tahun.

" Sudah lama sekali ya dek... Kita tidak duduk berdua menghabiskan waktu berdua".

Liora yang mendengar ungkapan sang Papa hanya bisa tersenyum kecil.

" Iya ya Pah, aku kangen sebenarnya kita banyak menghabiskan waktu bersama... Tapi karena kesibukan terkadang membuat waktu kita terbatas".

Ada jeda panjang ditemani angin yang berhembus melewati kulit kedua orang yang tengah duduk santai, menggerakkan beberapa helai rambut Liora yang jatuh di pipinya.

Pradana menolehkan wajahnya, memperhatikan anaknya dengan tatapan yang kini lebih lembut dari biasanya.

" Dek..."

Pradana kini memulai dengan suara yang berat.

" Papa.... Minta maaf ya".

" Maaf untuk apa, Pa?" Liora mengerjapkan kedua matanya.

" Untuk semua hal yang telah membuat adek berjalan sendirian selama lima tahun terkahir melewati semuanya tanpa bantuan siapapun".

Pradana menelan ludahnya, menahan suara agar tidak pecah.

" Ternyata Papa terlalu egois dan keras kepala ya, Dek. Terlalu cepat menolak seseorang, sampai Papa tidak bisa membedakan antara yang buruk dan baik".

Liora menundukkan kepalanya, ada kilatan perih didalam tatapannya yang selama ini disimpan rapih, tapi ada ruang ikhlas dan juga pengertian.

" Paaa... Aku paham, papa hanya ingin memberikan yang terbaik untuk semua anak-anaknya".

" Tapi Dek, Papa melakukan dengan cara yang salah. Kamu terluka... Bahkan kamu melewati semuanya seorang diri, papa tidak ada saat kamu hancur".

Pradan kini menatap Liora dalam dan juga sendu.

" Tapi, sekarang Papa tenang karena kamu sudah kembali dengan tujuan hidupmu, Arga. ternyata memang Arga adalah bagian dari hidupmu, dan kini Papa bisa lihat kamu kembali berdiri dan bangkit".

Untuk pertama kalinya malam itu, Liora tersenyum hangat.

" Arga memang bukan lelaki sempurna, Pa. tapi dia selalu tahu bagaimana cara mengembalikan diriku sendiri untuk menjalani kehidupan dengan rasa aman dan nyaman".

Pradana menganggukkan kepalanya pelan, sekarang menerima alasan yang jika dulu sudah pasti akan ditolak dengan keras.

" Papa kini semakin mengerti, masa depanmu memang bukan lagi berada dalam genggaman Papa. Tapi Arga seseorang yang bisa menerima dan mencintai kamu tanpa syarat seperti Papa".

Liora menengok kearah Pradana memanjangkan tangannya dan memeluk lengan sang Ayah dari samping.

" Sampai kapanpun Papa akan tetap menjadi cinta pertamaku, rumah pertama yang aku punya. Apapun yang terjadi, aku akan tetap selalu kembali menjadi putri kecil Papa".

Pradana terdiam sejenak, dadanya terasa sesak bukan karena sakit, tapi ada kehangatan yang telah lama hilang kini telah kembali.

" Terimakasih, Dek... Sudah selalu menyayangi Papa dan memberikan kesempatan untuk Papa".

Liora kini menganggukkan kepalanya dan menyandarkan kepalanya dibahu sang Papa.

" Kita mulai lagi dari sini, Pa. Tanpa jarak dan juga salah paham".

Pradana kini menganggukkan kepalanya menatap langit malam yang penuh sinar bintang yang bertaburan.

" Mulai dari sini, Papa berjanji tidak akan lagi mengutamakan keegoisan, kepentingan pribadi dan melepas komunikasi antara kita".

Liora menganggukkan kepalanya dengan senyuman indah yang selama ini hilang, dan kini sudah bisa terlihat kembali.

Pradana tertawa ringan, seperti dua sahabat lama yang akhirnya kembali menemukan jalan pulang satu sama lain. Malam ini dihalaman belakang rumahnya yang terasa sunyi, Kini kembali menjadi ruang hangat tempat seorang ayah dan putrinya membangun ulang hubungan yang pernah retak... Namun tidak pernah benar-benar hilang.

Sejak kecil, dunia bagi Liora selalu sederhana selama Papa ada makan tidak akan ada hal yang benar-benar menakutkan. Liora tumbuh dari sebuah ketegasan Pradana, tapi hatinya dibentuk dengan pelukan tanpa banyak kata.

Pradana tidak pandai mengungkapkan sebuah kata cinta, tapi setiap langkah yang ia tempuh, setiap nafas panjang yang ia tahan, selalu kembali pada satu nama " anak perempuannya.

Hubungan anak perempuan dan Ayah kadang tidak selalu terlihat. Seperti akar yang tidak tampak dipermukaan, tapi justru menjadi yang paling kuat menahan segalanya.

1
Aksara_Dee
ini pedih banget deh
Aksara_Dee
nah betul itu. Godaan dari Ezra memang lumayan berat ya
Aksara_Dee
Ezra, dia udah milik orang. kamu cari yg lain aja
Wang Lee
Iklan like Ken 👠👜🙏
Wang Lee
Bunga sekebon untukmu🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Wang Lee
Semangat dek..
Wang Lee
Justru aku yang akan jadi musibah
Wang Lee
Jangan hadir lagi iya...Aku udah bosan
Wang Lee
Aku Ngan merasa kok
Wang Lee
Sana rayu wanita lain saja..Najis aku mendengarnya🤣
Wang Lee
Ngak mempan aku dengan bujuk rayumu itu.
Wang Lee
Kok tanganmu kasar banget sih...
Wang Lee
Wajar apanya, menggangu tau
Wang Lee
Menjauh sana, jangan merusak pandanganku
Wang Lee
Apanya...
Wang Lee
Duh, bau kan liur mu...
Wang Lee
Jangan meludah sembarangan..
Wang Lee
Siapa yang suruh, aku ngak kan...
Wang Lee
Sana guling guling di tanah aja
Wang Lee
Siapa yang berpaling, monoleh pun aku tak mau
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!