Menjadi seorang pengasuh putra dari seorang single Daddy tidaklah mudah bagi Jalwa Karima yang menggantikan pekerjaan Ibunya yang sakit.Butuh usaha keras untuk membuat seorang Arkana putra Darmendra 5 tahun menyukainya.
Namun siapa sangka Jalwa tidak hanya bisa membuat Arkana sangat bergantung padanya tetapi diam - diam Sang Ayah pun mulai menyukai pengasuh sang anak.
Apakah akan ada persaingan antara ayah dan anak?Bagaimana Jalwa menghadapi keduanya?
yuk mampir ke karya ke 2 aku🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Arshaka sakit
Dan pada akhirnya Arshaka harus berada di rumah sakit karena dia sempat tak sadarkan diri saat dia pulang dari kantornya.
"Pah, aku pulang saja ya" pinta Arshaka pada Ayahnya yang menemaninya di rumah sakit siang itu.
"Tadi kan kamu dengar kata dokter, minimal 2 hari kamu menginap untuk memastikan kondisi kesehatanmu" jelas pak Raka yang tau jika anaknya itu tidak suka di rawat di rumah sakit.
"trus anak - anak gimana?" tanya Arshaka.
"ada Jalwa" jawab Pak Raka singkat.
Mendengar nama Jalwa di sebut Arshaka langsung terduduk "Jalwa pulang pah?."
"Ya, bareng sama adik kamu semalam."
"Pah, suruh Jalwa datang kesini" Arshaka mulai memelas.
"cih,,, ga pantes kamu kayak gitu" ucap Pak Raka yang tidak suka dengan tingkah anaknya itu.
"Mamah juga kemana lagi" keluh Arshaka tidak suka yang menemani adalah ayahnya karena tidak bisa bermanja - manja seperti pada ibunya.
"kamu tuh harusnya bersyukur papah mau menunggui mu" seru Pak Raka.
"Papah tuh kurang peka."
"kurang peka gimana?."
"aku lapar pah."
Pak Raka ingin sekali memukul bokong anaknya itu yang kadang tidak ada sopan - sopannya pada orang tua " tuh,makanan di samping kamu." tunjuk pak Raka ke meja yang ada di sisi ranjang.
" hambar."
" kamu ini, bentar Papah telpon dulu Pak Damar buat beli makanan."
Sebelum Pak Raka menghubungi supir cucunya seseorang masuk sambil mengucapkan salam.
"Assalamualaikum " ucap Ardian putra pertama Pak Raka.
"Waalaikumsalam " jawab Pak Raka dan Arshaka.
" yang ditunggu sudah datang" seru Pak Raka.
Ardian bingung pada kata - kata ayahnya " siapa yang di tunggu?."
" tuh" tunjuk Pak Raka pada paperbag yang di bawa Ardian.
" oh" Ardian tertawa " ini tadi Mamah titip buat Papah"sambil duduk di samping ayahnya.
"Mamah kamunya kemana?" tanya Pak Raka sambil membuka paper bag yang berisi makanan.
"di depan lagi bicara sama dokter."
"oh."
" buat aku mana?" tanya Arshaka.
" bukannya di kasih sama rumah sakit" jawab Ardian.
Arshaka berbaring dengan kesal dan memunggungi ayah dan kakaknya " ga Peka."
Ardian dan Pak Raka tertawa melihat tingkah arshaka yang seperti anak kecil,tak berselang lama masuk Ibu Annisa beserta seseorang masuk ke dalam ruang rawat Arshaka.
"Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam."
"Pah, maaf mamah lama" ucap ibu Annisa pada suaminya.
" ga apa - apa mah, tapi Papah udah laper banget" ujar Pak Raka sambil memakan makanan yang di bawa putra sulungnya itu.
"Shaka kok makanannya masih utuh?" tanya Ibu Annisa yang melihat makanan di samping ranjang.
" merajuk dia" jawab Ardian.
Jalwa yang datang bersama calon mertuanya itu menghampiri Arshaka yang belum menyadari jika ibunya tidak datang sendiri lalu di sentuhnya lengan Arshaka.
" Papah tega Mah, ga ijinin Aku makan yang di bawa Kakak."ucap Arshaka masih merajuk seperti anak kecil.
"aku bawa sup ikan untuk yang sedang sakit" ucap Jalwa membuat Arshaka terkejut dan membalikkan tubuhnya.
"Jalwa?."
"mau makan sekarang?" tanya Jalwa.
Arshaka duduk bersila di ranjang " suapin" pinta Arshaka dengan manja.
"Uek,,, jijay" seru Ardian yang langsung mendapat pukulan dari ayahnya.
" kamu ga sopan ya Papah lagi makan" ucap Pak Raka kesal.
" ampun Pah."
"Jadi ga selera makan Papah"kata Pak Raka sambil meletakkan sendok.
Ibu Annisa menjewer telinga Ardian " kamu mah suka bikin perkara sama papah kamu."
" ampun Mah, ih punya orang tua kejam amat" ujar Ardian cemberut.
Jalwa tersenyum melihat keluarga itu yang di luaran terlihat berwibawa dan di segani ternyata berbeda saat bersama keluarganya.
"jangan senyum - senyum sendiri" tegur Arshaka.
" engga kok."
Ibu Annisa mengajak suami dan anak sulungnya keluar dari ruang rawat Arshaka.
Jalwapun dengan telaten menyuapi Arshaka yang belum sepenuhnya fit.
"kamu tau aku sakit dari siapa?" tanya Arshaka yang senang melihat calon istrinya datang kerumah sakit dan dia sangat menikmati setiap suapan yang di berikan Jalwa.
" Arka."
" tumben."
"Kemarin sore aku menghubungi Arkana dan Boni trus mereka cerita kalau Mas Shaka pingsan saat baru pulang dari kantor."
"Kamu kenapa tidak menghubungiku?" tanya Arshaka kesal.
"Aku malu" Jawab Jalwa.
"sama calon suami kok malu." goda Arshaka.
"aku takut ganggu Mas Shaka kerja."
Arshaka menyingkirkan tempat makan yang ada di tangan Jalwa dan menyimpannya di meja lalu dia memeluk Jalwa dengan penuh kerinduan " aku kangen sama kamu."
"sama."
" aku tau."
Jalwa mengangguk" cepat sembuh."
" jangan pergi."
" aku disini."
Arshaka menatap wajah Jalwa dengan penuh cinta" aku mencintaimu."
" aku juga " jawab Jalwa pelan.
Arshaka mendekatkan bibirnya pada bibir Jalwa dan saat bibir mereka hampir bertemu tiba - tiba.......
"AYAH MESUM."
Arshaka memasang wajah permusuhan dengan Arkana yang lagi - lagi selalu mengganggunya disaat terakhir.
Dan Arkana enggan untuk berbicara dengan ayahnya.
"ada apa dengan kalian?" tanya Ibu Annisa yang melihat Arshaka dan Arkana saling memberikan tatapan tajam satu sama Lain.
"Paling di gangguin pas lagi suap suapan " goda Arsita adik bungsu Arshaka.
"pantesan" ucap Ardian sambil tertawa " langsung manyun."
Arshaka melemparkan bantal pada kakaknya "diem ga."
"Jalwa, kamu ga akan nyesel kan nikah sama Arshaka?" tanya Ardian dengan serius.
Arshaka langsung melotot "kenapa Jalwa harus nyesel?."
"Ya kamu kan so jaim." jawab Ardian.
Jalwa yang ditanya hanya tersenyum melihat bagaimana Arshaka dan kakaknya saling memojokkan.
Ibu Annisa menghampiri Ardian " kamu mendingan pulang sama Anak - anak."
"Kan jarang kita ngumpul" ujar Ardian memprotes.
"ini Sudah sore. Jalwa kamu pulang sama Ardian" kata Ibu Annisa.
Arshaka langsung menyela "kalau Jalwa pulang ,aku juga pengen pulang."
"Kamu masih harus nginep Shaka, biar Mamah yang memenin kamu" ujar Bu Annisa.
"Benar kata Shaka Mah, biar Jalwa dan Reyhan yang nemenin di sini" ujar Pak Raka.
"iya Mah, lebih baik mamah istirahat di rumah."kata Jalwa.
"Trus aku sama Boni gimana?" Tanya Arkana yang protes karena dia ingin bersama Jalwa.
"Kan ada oma ,opa ,Om Ardi sama Tante Arsita trus kakak - kakak kamu di rumah" jawab Arshaka berharap Arkana tidak mengajak Jalwa pulang.
Arkana menggenggam tangan Jalwa" aku pengen sama Bunda" Ucapnya dengan Mata berkaca - kaca.
Jalwa yang tidak tega pada Arkana menoleh pada Arshaka.
Arshaka yang enggan berdebat dengan putranya langsung berbaring miring memunggungi semua orang "pulanglah."
"Ada yang merajuk tuh" goda Arsita.
Arshaka menarik selimut dan menutupi kepalanya.
Jalwa mengusap pelan kepala Arkana "Arka sayang,malam ini Bunda temani Ayah Dulu ya."
"tapi Bunda."
"Apa Arka ga kasihan sama oma?" tanya Jalwa "dari semalam oma memenin Ayah disini pasti kurang istirahat ya kan."
Arkana menoleh pada neneknya yang memang terlihat lelah di wajahnya "ya Sudah tapi besok Bunda tidur sama aku."
"iya, Bunda besok sama kamu"ujar Jalwa sambil memeluk calon anaknya itu.
Arshakapun tersenyum di balik selimut.