Wanita Tangguh-Ku

Setelah makan malam selesai, Weni dan Angga duduk berdampingan dengan menatap indah nya langit malam.

"Jujur saja, aku mencintai mu dengan tulus bukan karena hutang budi ataupun janji ku padamu" ucap Angga dengan serius.

"Aku ingin kita memulai nya dari awal, meski belum ada cinta di hati mu untukku tapi aku yakin suatu saat cinta itu akan datang" ucap nya lagi.

"Aku akan berusaha untuk itu, dan aku juga mau memulai nya dari awal.

Kau tahu bukan, aku ini janda , aku pernah gagal dalam pernikahan.

Awal nya aku akan menolak, tetapi aku yakin pilihan Ayah dan Bunda ku sangat tepat" balas Weni lembut.

"Tapi, aku ingin kita memulai nya dengan status pernikahan, aku tidak ingin kita dekat atau tunangan dan akan menimbulkan hal buruk" ucap Weni dengan mantap.

"1 minggu lagi aku akan menikahi mu, kita akan menikah di tanah air, jadi 4 hari lagi kita semua akan ke tempat Ayah dan Bunda mu" balas Angga dengan semangat dan bahagia.

"Terimakasih telah bersedia, aku tahu bahwa hati mu masih sakit, tetapi aku yakin esok hari kita akan bahagia" ucap Angga dengan tulus.

"Tapi aku ingin pernikahan sederhana dan pernikahan kita di sembunyikan dulu" pinta Weni dengan menatap wajah Angga yang sangat tampan.

"Aku akan kabulkan, kamu tenang saja selama kita bermain aman mereka tidak akan sampai tahu" ucap Angga tersenyum lembut.

"Apa kamu tidak takut nanti keluarga mu akan terbawa dengan masalah keluarga ku?" tanya Weni.

"Aku tidak akan pernah takut, kau tahu bahkan Mommy dan Daddy ingin sekali melindungi Ayah dan Bunda mu? Karena berkat tangan baik mereka kami bisa sampai begini" jawab Angga dengan tegas.

"Kita akan hadapi semua nya dengan bersama, aku mohon jangan pernah ragukan aku ataupun tinggalkan aku. Kita berjuang dan hadapi bersama" ucap Weni dengan tatapan sendu.

"Hei jangan bicara seperti itu, aku tidak akan pernah meninggalkan mu ataupun meragukan mu, kita akan berjalan berdampingan dan hadapi semua nya" balas Angga lembut.

"Terimakasih" ucap Weni tulus.

Angga memeluk tubuh Weni dengan hangat, ia merasa sangat tenang, nyaman dan sangat hangat saat memeluk Weni.

"Menginaplah disini, besok aku akan antarkan kamu ke kampus" ucap Angga.

"Jangan menolak, ini sudah larut malam dan akan bahaya jika kamu pulang" ucap Angga kembali dengan jiwa posesif nya.

"Baiklah, tapi kita beda kamar ya" balas Weni dengan tegas.

"Ya iyaa sayang, apa kamu sudah tidak sabar ingin tidur bersama, hmmm" goda Angga dengan menaik turunkan alis nya

"Isshhh apaan ihhhh" ucap Weni dengan memalingkan wajah nya malu.

"Kenapa tuhh merah wajah nya" olok Angga kembali.

"Udah ah aku mau tidur" ucap Weni dengan beranjak dari duduk nya.

Angga langsung saja tertawa dengan renyah, ia sangat senang melihat wajah merona Weni.

"Emm aku tidur dimana, Ga?" tanya Weni.

"Tidurlah disini, aku akan tidur di kamar tamu" jawab Angga

"Jangan, biar aku saja yang di kamar tamu" ucap Weni cepat.

"Tidak apa, tidurlah" balas Angga tak ingin di tolak

"Baiklah" pasrah Weni.

Lalu Weni naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuh nya disana.

Sedangkan Angga, dia mengganti pakaian nya terlebih dulu di ruang ganti.

Setelah selesai, baru dia beranjak dari ruangan tersebut.

"Ehh sudah tidur saja" gumam Angga yang melihat Weni sudah terlelap dengan pules nya.

Angga menghampiri dan berjongkok di hadapan Weni.

"Aku akan menjaga dan terus mencintai mu" ucap Angga dengan lirih.

Lalu Angga mengecup kening Weni dengan lembut, setelah itu dia langsung berlalu dari kamar nya.

Angga langsung saja menuju ke kamar yang tidak jauh dari sana.

Dia lalu merebahkan tubuh nya dan mulai terlelap.

***

Pagi hari nya, Angga dan Weni sarapan bersama di ruang makan.

"Silahkan, Nona, Tuan" ucap kepala pelayan.

"Terimakasih, Pak" balas Weni ramah.

Sedangkan Angga, dia hanya menganggukan kepala saja dan memulai sarapannya.

"Makan yang banyak, biar tidak sakit" ucap Angga lembut.

"Hmmm, iyaa" balas Weni tersenyum.

Setelah selesai sarapan, Weni berangkat bersama dengan Angga yang di antarkan oleh Rega.

"Aku pergi dulu ya" pamit Weni dengan tersenyum.

"Kalau ada apa-apa hubungi aku" ucap Angga lembut.

Weni menganggukan kepala nya dan berlalu dari mobil tersebut.

Setelah memastikan Weni masuk, Angga lalu menyuruh Rega melajukan mobil nya.

"Hai Wen" sapa Andi

"Hai" balas Weni datar.

"Lo mau kemana?" tanya Andi dengan mengikuti Weni terus.

"Mau ke kelas" jawab Weni masih dengan wajah datar nya.

Karena kelas mereka berbeda, jadi Andi hanya mengikuti nya sampai depan kelas Weni.

"Cantik" gumam Andi dengan tersenyum miring.

Weni kembali fokus dengan belajar nya.

Setelah selesai pembelajaran, Weni akan meminta cuti pada pihak kampus.

"Nanti saja , sebelum aku pulang baru minta cuti" gumam Weni.

Weni adalah murid tercerdas jadi dia gampang sekali menanggapi semua pembelajaran hari ini.

Hari ini , mata pelajaran Weni hanya sampai jam makan siang saja, setelah itu ia akan pulang untuk mempelajari tentang perusahaan.

Kring

Kring

"Ehhh" kaget Weni saat sedang membereskan buku-buku nya.

"Halo, Ga" sapa Weni

"Jam berapa pulang?" tanya Angga

"Ini baru saja selesai, aku akan mengambil cuti terlebih dulu baru pulang" jawab Weni lembut.

"Baiklah, aku tunggu di depan kampus ya" ucap Angga

Tut.

"Ehh malah di matiin, yaudah deh" gumam Weni.

Lalu ia langsung saja ke ruangan dekan nya. Dia akan meminta cuti 1 minggu untuk pulang ke tanah air.

Setelah selesai dengan urusannya, Weni langsung saja keluar dari kampus dan mobil Angga sudah menunggu di depan.

"Maaf lama ya" ucap Weni tak enak.

"Tidak apa, kita ke mansion Mommy dan Daddy ya" ajak Angga

"Eumm, aku malu" jawab Weni dengan lirih.

"Tidak apa, mereka sudah menunggu mu nanti kamu disana bisa belajar bisnis dari Daddy" ucap Angga lembut.

"Yasudah" balas Weni menganggukan kepala nya.

Angga melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, ia seakan-akan takut Weni tersakiti.

Sepanjang jalan, Weni hanya diam dengan memandang ke arah luar.

Entah kenapa perasaan nya menjadi gusar.

Hingga mobil sudah berhenti pun Weni tidak sadar akan hal itu.

"Sayang" panggil Angga dengan mengusap lembut lengan Weni.

"Ehhh" kaget Weni dengan tersadar dari lamunannya.

"Kenapa?" tanya Weni.

"Ayo sudah sampai" ajak Angga lembut.

"Maaf, ayo" balas Weni tersenyum.

Mereka langsung saja masuk karena memang sudah di tunggu oleh Mommy dan Daddy Anggara.

"Akhir nya kalian datang juga" ucap Mommy dengan tersenyum.

"Ayo kemari" ajak Mommy dengan antusias.

Anggara membawa Weni ke hadapan Orangtua nya, lalu mereka menyalami nya dengan bergantian.

.

.

.