"kamu pembunuh"
"kamu pembawa keburukan bagi kehidupanku"
"seharusnya kamu tidak pernah lahir"
Sabrina harus menanggung semua perkataan dan perlakuan buruk dari ayah kandungnyan yang sangat membencinya. Hingga akhirnya Sabrina di buang oleh ayah kandungnya sendiri.
Semua kesedihan Sabrina berakhir saat Bibi adik dari ibunya mengajaknya tinggal bersama keluarga besar ibu Sabrina di kota Solo.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacasakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 26
“Aaaaw....ssh...” Terdengar pekikan tertahan dari Anjani yang merasa kesakitan, saat dirinya yang tidak sadar atau masih dalam pengaruh obat telah menyerahkan mahkota yang di jaganya pada Bima yang juga dalam pengaruh obat.
Bima sejenak terhenti menatap wajah Anjani yang terlihat kesakitan,
Mimpi ini terlihat sangat nyata, ah... rasanya sangat berbeda... Bima perlahan-lahan mulai membiarkan si otong mengambil alih permainan. Anjani sudah mulai terbiasa dengan si otong yang bergerak dengan begitu bahagia bermain di gua sempit dan licin itu.
Di sela-sela permainan yang semakin dahsyat, nyanyian merdu mereka saling saut bersautan. Permainan itu berakhir di saat otong merasa mual dan memuntahkan semua isi yang terkandung di dalamnya.
Bima merasakan lelah yang teramat menemani Anjani bermain bersama si otong. Dia lalu merebahkan tubuhnya di samping Anjani yang juga tertidur nyenyak setelah di gempur habis-habisan oleh Bima.
***
Sementara itu, Eliana tampak sangat panik mencari ke sana kemmari sahabatnya yang belum bersua.
“Jani.... kamu kemana? apa mungkin bersama kak Raka?” Eliana melangkahkan kakinya menuju ruangan pesta menemui Raka yang sibuk berbicara dengan koleganya.
“kak Raka” panggil Eliana.
“kenapa dek?” tanya Raka heran melihat wajah panik adiknya.
“kak, dari tadi Elia nyariin Jani, apa kak Raka melihatnya?” tanya Eliana yang terlihat khawatir.
“ kakak tidak melihatnya sedari tadi, bukannya sedari tadi kamu bersama dengannya?”
“tadi kami ke toilet bersama-sama, tapi saat aku keluar dari toilet aku nggak liat Jani lagi. O ya kak Bima mana? Apa mungkin Jani bersama dengan kak Bima?” Eliana mencari Bima menatap ke sekeliling ruang pesta.
“Bima tadi kakak antar ke kamar karena dia merasa tidak enak badan dan kami juga tidak bertemu dengan Anjani sedari tadi” jelas Raka.
“lalu ke mana Jani kak? Dia juga dalam kondisi yang tidak sehat, sesudah minum dia mendadak merasa nggak enak badan dan wajahnya memerah” Eliana semakin panik dan khawatir. Raka termangu saat mendengar perkataan adiknya,
“Elia... tadi kamu bilang apa? Anjani juga nggak enak badan?” tanya. Raka sekali lagi.
“iya kak, sesudah minum dia merasa tidak enak badan, wajahnya merona merah” jelas Eliana,
Mendengar penuturan Eliana, Raka merasa ada yang aneh perasaannya pun tidak enak.
Kenapa aku merasa sepertinya ini jebakan? Bima juga bereaksi setelah meminum minuman ku, Raka melihat ke sekeliling ruang pesta, memperhatikan satu persatu tamu pesta tuan Ricko.
Di tempat lain Rani meminta bantuan tuan Ricko memberikan nomor telepon rumah keluarga Wiguna. Dengan mengutarakan berbagai alasan, akhirnya Rani mendapat nomor telepon rumah Raka dan langsung menghubungi nomor itu.
Candra dan Adrian tengah menikmati permainan catur mereka,
Kriiing....kriiing... kriiing...
Telepon di rumah Wiguna berdering langsung di angkat oleh Candra yang kebetulan duduk di dekat telepo rumah.
“assallamualaikum”
“ aku tidak perlu basa basi, aku hanya ingin memberi tahu jika putra kedua keluarga Wiguna ada Main dengan calon menantu putra pertama klian. Jika tidak percaya silahkan saja datang ke kamar president residence suite” telepon itu langsung terputus, membuat Candra geram.
“ada apa pa?” Tanya Adrian melihat perubahan wajah Candra.
“di mana Raka menghadiri acara pesta tuan Ricko” wajah Candra sangat serius setelah mendapat telepon dari orang yang tidak di kenalnya.
“di hotel AST pa, ada pa? Aku perhatikan semenjak papa menerima telepon. Papa terlihat marah dan kesal,”
“sebaiknya kita sekarang ke AST, aku mendapat kabar jika ada hubungan terlarang antara Anjani dan Bima, saat aku akan bertanya lebih lanjut telepon itu langsung di putus begitu saja. Adrian antarkan Aku ke sana” Adrian dan Helena sangat terkejut saat mendengar perkataan Candra.
“pa biarkan saja Helena dan Adrian yang pergi, papakan harus istirahat” Helena membujuk Adrian untuk tinggal di kediaman mereka.
“tidak, aku harus memastikan sendiri jika yang di katakan orang itu salah” Adrian berdiri dari tempat duduknya.
Adrian menyerah dengan tekad Candra, Dia lalu berdiri dari kursi yang didudukinya melangkah mengambil kunci mobil miliknya.
“baiklah pa, sekarang kita hotel AST?”
“pi, mami juga ikut ya, nggak tahu kenapa perasaan mami nggak enak gini”
“nggak usah mi, biar papi dan papa sajja yang pergi. Mami di sini saja, tunggu kabar dari kami” Adrian melangkahkan kakinya bersama Candra menuju mobil milik Adrian.
Mereka bergegas menuju hotel AST untuk memastikan apakah yang di katakan oleh orang yang menelepon ke rumah mereka apakah benar atau hoaxs.
Sementara itu Raka dan Eliana sibuk mencari-cari keberadaan Anjani, Eliana terlihat sangat khawatir. Raka masih kepikiran dengan perkataan Eliana tentang Anjani yang juga kurang enak badan.
“dimana Anjani? aku berharap dia tidak terkena masalah” Raka mencoba ke front office untuk bertanya apakah mereka melihat Anjani atau tidak.
Tidak lupa Daniel memperlihatkan foto Anjani, langkahnya terhenti saat melihat Candra dan Adrian data.
“papi... Opa?” Raka termangu melihat kedatangan Candra dan Adrian. Dia segera menghampiri Candra dan Adrian yang sedang bertanya dengan resepsionis.
“Pi, opa!!” Raka menyapa Candra dan Adrian, dia juga mencium punggung ke dua pria yang sangat di hormatinya.
“Raka di mana Eliana, Bima dan Anjani?” tanya Adrian langsung dengan tatapan serius membuat Raka heran. Saat akan menjelaskan di mana adik-adiknya, Eliana datang menghampiri.
“Papi, Opa... Kok bisa ada di sini?” tanya Eliana yang heran melihat Candra dan Adrian ada di acara pesta tuan Ricko. Seingatnya, Candra dan Adrian menyuruh Raka dan Bima untuk mewakili mereka menghadiri undangan kolega mereka.
“Nanti saja membahas kami, Bima dan Anjani di mana?” tanya Adrian melihat ke sekeliling lobi hotel.
“Bima ada di kamar, pi. Dia tadi bilang jika tidak enak badan, lalu aku membukakan kamar untuknya” jelas Raka.
“Trus Anjani di mana Elia? Bukannya dia juga ikut bersama kalian?” tanya Candra menyelidik.
Eliana pun menceritakan kejadian sebenarnya, sudah sedari tadi dia berusaha mencari Anjani tapi tidak ketemu.
“Jadi, kalian berdua tidak tahu di mana Anjani?” tanya Candra, wajahnya terlihat panik teringat dengan penelepon yang memberi kabar tidak menyenangkan.
“Iya opa, tenang saja opa Raka dan Eliana akan mencari Anjani sampai ketemu” Raka akan melangkah pergi mencari Anjani namun di cegah oleh Candra.
“kita ke kamar Bima sekarang” perintah Candra membuat Raka dan Eliana kebingungan. Candra melangkahkan kakinya menuju lift, mau tidak mau Raka, Adrian dan Eliana mengikutinya.
“Opa... Sebenarnya ada apa? Kok tiba-tiba aja opa dan Papi ada di sini?” tanya Eliana semakin penasaran.
“ada yang menelepon ke rumah memberi tahu jika Anjani dan Bima menjalin hubungan terlarang di belakang mu Raka” jelas Adrian membuat Raka dan Eliana terkejut. Mereka berdua saling berpandangan, Raka terlihat tidak marah atau kesal mendengar tunangannya di fitnah membuat Candra kesal.
“Raka, kamu ini bagaimana? Tunanganmu itu sudah di fitnah dan kamu sama sekali tidak marah?” Candra kesal melihat sikap Raka yang biasa saja.
Gi mana kak Raka mau marah opa, orang kak Raka nggak ada hati sama Anjani guman Eliana menatap iba pada Raka.
Kenapa semuanya jadi runyam begini? Opa, jadi semakin salah paham. Bagaimana menjelaskan ke opa kalau aku memang tidak ada hubungan apa-apa dengan Anjani. Dia hanya ku anggap adik guman Raka kebingungan harus bersikap bagaimana.
Lift pun berhenti di lantai tempat Bima beristirahat, bergegas mereka menuju kamar. Raka lalu membuka kunci kamar president suit, mempersilahkan Candra dan Adrian masuk.
*************
secepatnya author akan up lagi tiap hari, mohon bersabar menunggu kelanjutannya...🤗🤗🤗🤗
tetap terus dukung Author😊😊😊
dengan cara like, vote dan tipnya.....ya.... plisss🙏🏻🙏🏻🙏🏻
jangan lupa juga kasih rate dan commetnya yang positif agar Author semakin semangat💪🏻💪🏻💪🏻 buat nulisnya...✍️✍️✍️
( Π_Π )
makasih..... tetap semangat 🤗🤗🤗🤗
❤️❤️❤️❤️❤️ all...
buat saya,,,ini sangat lah menyebabkan,,,
kenapa ?,,,
karena sesuatu yang tidak adil terjadi pada raka,,
kali ini coba saya intip lagi,,,siapa tau author membelokkan alur cerita,,, walaupun saat ini kenyataannya bisa di ibarat kan bahwa Sabrina hanya tinggal ampas untuk raka,,,,walau harus dengan menSCROLL setiap jalan cerita yang menjelaskan soal Sabrina dan suaminya,,,😓