NovelToon NovelToon
AVENGERS

AVENGERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xander tubuh dengan dendam setelah kematian ibunya yang di sebabkan kelalain sang penguasa. Diam-diam ia bertekat untuk menuntut balas, sekaligus melindungi kaum bawah untuk di tindas. Di balik sikap tenangnya, Xander menjalani kehidupan ganda: menjadi penolong bagi mereka yang lemah, sekaligus menyusun langkah untuk menjatuhkan sang penguasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah Terhitung

Dari jarak yang cukup jauh, Xander duduk tersembunyi di balik bayangan gedung sekolah, matanya tak lepas menatap gerak-gerik sosok yang ternyata adalah dalang di balik tragedi Ibu Citra. Tangannya tetap berada di atas laptop kecil yang ia bawa, namun fokusnya lebih tajam pada dunia nyata–setiap langkah, setiap gerekan, bahkan cara sosok itu mengalihkan pandangan saat merasa diawasi, semuanya terekam jelas di benaknya.

"Jangan sampai mereka sadar," bisiknya dalam hati, menahan napas saat seseorang menoleh ke arah tempatnya bersembunyi. Namun sosok itu tak memperhatikan: fokusnya tetap pada kegiatan pada sehari-hari, seakan tidak ada yang aneh sama sekali.

Di bawah sinar matahari sore yang mulai redup, bayangan Xander menyatu dengan kegelapan di sekitarnya. Sebuah senyum tipis muncul di sudut bibirnya, seolah berbicara kepada dirinya sendiri: "Semua langkahmu sudah aku perhitungkan. Tingga menunggu waktu yang tepat..."

Setelah cukup lama mengamati setiap gerak-gerik dalang tersebut, Xander menutup laptop kecilnya perlahan, memastikan semua catatan mentalnya tersusun rapi. Ia menatap satu kali lagi sosok itu dari kejauhan, memastikan tidak ada hal yang terlewat. Setelah puas, ia berdiri, merapikan jaketnya, lalu berjalan perlahan menuju kelas untuk mengambil tasnya. Ruangan kelas XII-B tampak sepi; kedua sahabatnya, Arkan dan Vano, sudah pulang lebih dulu. Xander menatap sejenak meja mereka yang kosong, lalu menaruh tasnya di pundak. Dengan langkah mantap namun tenang, ia meninggalkan sekolah, membawa seluruh informasi berharga yang telah dikumpulkan hari itu. Suasana senja menyelimuti Adelwyn Academy, seakan memberi bayangan panjang yang menandai tekad Xander untuk menuntaskan misteri ini sendiri.

Saat Xander berjalan menuju motornya, sosok kepala sekolah Darmawan muncul dari sisi jalan, melangkah pelan mendekati.

"Xander..." panggilan lembut, suaranya penuh perhatian.

Xander menoleh dan menundukkan kepala sopan. "Iya, Pak."

"Kamu baru pulang, nak?" tanya Pak Dermawan, nada suaranya hangat, menyiratkan pada kekhawatiran seorang guru pada muridnya.

Xander tersenyum kecil, agak kikuk. "Iya, Pak. Sata ketiduran di kelas. Jadi tidak sadar sudah hampir semua orang pulang."

Pak Dermawan tertawa ringan, matannya menatap Xander dengan rasa sayang yang tulus. "Ya sudah, hati-hati di perjalan pulang."

"Baik, Pak," jawab Xander sambil menundukkan kepala hormat. Ia kemudian melangkah ke motornya, menyelakan, dan perlahan meninggalkan lingkungan Adelwyn Academy, meninggalkan bayangan sekolah yang masih diselimuti kabut duka namun juga tekad yang menguat dalam dirinya.

Sesampainya dirumah, Xander segara meletakkan tasnya, melepas jaket, dan bergegas ke kamar mandi. Air hangat menyapu tubuhnya, seolah membasuh penat dan ketegangan yang menumpuk sejak pagi. Setelah itu, ia duduk di meja makan sebentar, menyantap hidangan sederhana dengan cepat, lalu langsung kembali ke ruang kerjanya–tempat laptop dan monitor menunggu dengan layar-layar menyalah penuh data.

Segera, Xander menyalami tumpukan informasi yang ia kumpulkan, menelusuri setiap jejak digital dan catatan yang mungkin bisa menjelaskan motivasi di balik tragedi Ibu Citra. Jari-jarinya menari cepat di atas keyboard, mata menatap tajam layar, menyaring fakta dari kebohongan, detail dari gangguan.

Beberapa saat kemudian, sebuah pola muncul di hadapannya. Xander menunduk, matanya menyipit, napasnya bertahan sejenak. Bukti yang muncul di layar menunjukkan sesuatu yang... membuatnya sulit mempercayainya. Ia menggeleng pelan, bibirnya mengerucut, menahan rasa heran dan marah yang bercampur aduk. "Tidak... tidak mungkin," gumanya nyaris tak terdengar.

Namun tatapan matanya tetap tajam, penuh tekad dan kewaspadaan. Xander sadar, apa yang ia lihat hanyalah permukaan dari kebenaran yang lebih gelap–dan langkah selanjutnya harus ia rencanakan dengan hati-hati, agar siapa pun yang bertanggung jawab tidak bisa lolos begitu saja.

1
kaylla salsabella
ya Alloh tegang banget aku semoga Xander berhasil
Nona Jmn: Rawr🐯🤣😄🫡
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nona Jmn: Besok, malam yah🤭.
Upnya, jam 00:01
total 1 replies
kaylla salsabella
ikut tegang aku xan
Nona Jmn: 😄😄😄😄😄🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
kaylla salsabella
hoooo aku mampir Thor😍😍😍
Nona Jmn: Selamat datang, semoga suka yah🫡🤭
total 1 replies
Najid Abdullah
terbaikkk..,mantappp....👍👍👍
Najid Abdullah
terbaik Thor.....seruu....lanjuttt....👍💪
Nona Jmn: Terima Kasih🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!